Review Film The Shadow's Edge, Jackie Chan Menolak Tua!

The Shadow's Edge menjadi salah satu film paling ditunggu tahun 2025. Dibintangi dua aktor legendaris, Jackie Chan dan Tony Leung Ka Fai, film ini juga menampilkan deretan bintang muda seperti Zhang Zifeng dan Wen Junhui (Jun SEVENTEEN). Kisahnya mengikuti Wong Tak Chong (Chan), mantan pakar intelijen yang kembali direkrut polisi Makau untuk memburu perampok berteknologi tinggi. Ia pun membentuk tim elit untuk memburu Fu Longsheng (Leung).
Sejak rilis, film ini langsung mencuri perhatian karena menghadirkan aksi heist penuh trik, drama spionase, hingga duel dua aktor kawakan. Nah, bagaimana kualitas The Shadow’s Edge? Mari simak ulasan kelebihan dan kekurangannya di bawah ini!
1. Duel legendaris antara Jackie Chan dan Tony Leung

Pertemuan Jackie Chan dan Tony Leung adalah momen yang paling ditunggu-tunggu. Menjadi kolaborasi ketiga, keduanya terakhir beradu akting dalam The Myth (2005). Di sini, mereka tampil lebih matang, lebih intens, dan sama-sama masih penuh energi meski sudah menginjak 71 dan 67 tahun. Jackie Chan menjadi mentor berkarisma, sementara Tony Leung tampil dingin sekaligus mengerikan sebagai villain.
Yang menarik adalah, di tengah duel raksasa ini karakter Qiuguo (Zhang Zifeng) tidak tenggelam. Sebaliknya, ia bersinar lewat kepolosan dan kemampuan detektifnya yang mengesankan. Bisa dibilang kalau chemistry antara dua generasi berbeda aktor Tiongkok menjadi salah satu kekuatan utama film ini.
2. Film thriller-spionase dengan porsi drama yang pas

Meski inti film ini adalah aksi dan spionase, The Shadow’s Edge tidak melupakan sisi drama dan komedinya. Adegan-adegan seperti percakapan antara Fu Longsheng dan para anak angkatnya atau momen emosional antara Wong dengan Qiuguo, berhasil memberi ruang bagi penonton untuk bernapas. Porsi drama tidak berlebihan, justru memperkuat tensi ketika laga kembali meledak.
Gaya penyutradaraan di sini terasa mirip Heat (1995) karya Michael Mann. Hasilnya, The Shadow’s Edge terlihat seperti permainan catur antara dua veteran di bidangnya dengan latar Makau yang indah, dibumbui adegan kejar-kejaran, tembak-menembak, hingga pertarungan jarak dekat khas film Jackie Chan. Tak lupa, komedi slapstick yang akan membuatmu tertawa di tengah ketegangan.
3. Pace terlalu cepat, durasi cukup panjang

Perlu diingat kalau durasi film ini mencapai 2 jam 23 menit. Meski banyak penonton merasa waktu berjalan cepat karena intensitas yang terus terjaga, sebagian orang justru bisa merasa lelah, terutama karena ada banyak easter eggs dan selipan subplot yang menuntut perhatian ekstra sepanjang durasi.
Jika kamu tipe penonton yang mudah terdistraksi, ada kemungkinan kalau kamu akan melewatkan beberapa detail penting di pertengahan film. Namun, bagimu yang menyukai film penuh lapisan misteri dan kejutan, durasi panjang justru jadi nilai tambah. Intinya, jangan sampai kehilangan fokus di tengah cerita.
4. Apakah The Shadow's Edge recommended untuk ditonton?

Jawabannya iya, sangat direkomendasikan, terutama jika kamu menyukai film aksi Asia. The Shadow's Edge menawarkan kombinasi duel aktor legendaris, aksi spionase modern, drama menyentuh, dan kejutan-kejutan yang bikin betah sampai akhir. Jangan buru-buru keluar bioskop, karena ada bloopers lucu dan post-credit scene yang membuka kemungkinan sekuel.
Film ini membuktikan bahwa Jackie Chan menolak tua, ia tetap karismatik dan energik di layar lebar. Sementara Tony Leung sukses menjadi salah satu villain paling menakutkan tahun ini. The Shadow's Edge sedang tayang di bioskop Indonesia.