[REVIEW] Lockwood & Co., Serial Netflix Adaptasi Novel yang Ringan

Lockwood & Co. merupakan serial Netflix adaptasi novel karangan Jonathan Stroud berjudulsama. Dua seri novel yang diadaptasi antara lain The Screaming Staircase dan The Whispering Skull. Serial remaja ini dibintangi oleh Ruby Stokes, Cameron Chapman, dan Ali Hadji-Heshmati.

Premisnya cukup ringan, mengisahkan trio membentuk perusahaan kecil bernama Lockwood & Co. yang bekerja untuk pengusiran hantu. Serial ini sudah dikembangkan sejak 2017, sedangkan proses syuting dilakukan sejak Juli 2021 hingga Maret 2022 di London, Inggris.

Untuk kalian pencinta genre petualangan remaja, serial ini dijamin menghibur. Tiga remaja yang belum berpengalaman dan cenderung ceroboh ketika menyelesaikan misinya memang mengesalkan, tapi di situlah letak keseruan serial ini. Setiap karakter memiliki kepribadian yang berbeda dan mampu memikat para penonton untuk mendalami kehidupan mereka.

Penampakan Kota London yang terlihat misterius dan berbahaya juga menambah rasa ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi selama 50 tahun terakhir? Bisa dibilang, Lockwood & Co. ini sukses bikin penontonnya ingin ikut berburu hantu.

Mengingat serial ini hanya tayang delapan episode, tim produksi berusaha membuat serial ini solid, padat, dan meminimalisir adegan bertele-tele. Selain itu, serial ini juga disajikan dengan tempo yang cepat, tetapi tetap stabil. Hal ini membuat penonton tidak bosan ketika menonton dan meningkatkan rasa penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tiga episode pertama diadaptasi dari novel pertama bertajuk The Screaming Staircase, sedangkan lima episode terakhir diambil dari novel kedua, The Whispering Skull. Memang sangat disayangkan serial ini kurang menggali lebih dalam apa saja yang terjadi di dalam novel. Namun, berkat arahan sutradara Joe Cornish, serial ini bisa menampilkan jalan cerita utamanya dan tidak kehilangan arah.

Sebelumnya, Joe Cornish sukses membuat beberapa film panjang bergenre misteri, komedi, dan horor, seperti The Adventures of Tintin (2011) dan Attack the Block (2011). Sudah nonton belum, nih?

Salah satu perbedaan paling signifikan adalah serial ini tidak menampilkan pertarungan seru antara kru Lockwood & Co. dan Kipps di kediaman Bickerstaff. Sang penulis mengatakan bahwa pertarungan itu sengaja dihilangkan karena bujet dan waktu yang terbatas serta jatah penayangan serial ini yang hanya delapan episode. Kalian yang sudah membaca novelnya pasti tahu apa saja perbedaannya.

Dalam wawancaranya dengan Radio Times, sang penulis menambahkan apabila serial ini tayang dua puluh episode dengan biaya produksi 20 juta dolar Amerika per episodenya, serial ini hasilnya dijamin maksimal. Tak hanya itu, beberapa kasus juga tidak ditampilkan di sini, bahkan ada penambah detail. Untungnya, hal itu tidak merusak jalan cerita dan keseruan petualangan trio pemburu hantu ini.

Untuk pembaca novelnya pasti akan merasa agak mengganjal karena ada beberapa hal tidak diadaptasi. Namun, kalian pasti akan terpana dengan visual Kota London yang kumal dan dipenuhi hantu.

Penggambaran beberapa detail di novel pasti membuat kalian merasa puas dan lega. Selain itu, untuk penonton yang belum pernah membaca novelnya, kalian pasti langsung terpikat dengan serial remaja ini.

Apakah akan ada musim kedua Lockwood & Co.? Mengingat masih banyak misteri yang belum terpecahkan dan hal-hal yang belum dibahas sepenuhnya di musim satu. Tak hanya itu, Lockwood & Co. ada lima seri dan adaptasi ini berhasil mendapat banyak ulasan positif, ada kemungkinan Netflix akan memproduksi musim keduanya.