Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Nosferatu (2024), Sajikan Kengerian Ala Film Horor Gotik

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Nosferatu (2024) karya Robert Eggers menjadi salah satu film horor paling dinantikan tahun ini. Dibintangi Bill Skarsgård, Lily-Rose Depp, dan Nicholas Hoult, film ini membawa kembali teror ikonik Count Orlok dalam nuansa horor gotik yang kelam.

Dengan sinematografi indah, scoring mencekam, serta akting solid dari para aktornya, Nosferatu sukses membangkitkan kengerian dari sang vampir kuno. Penasaran apa saja yang membuat film ini begitu istimewa? Simak ulasan berikut!

1. Sinematografi khas film gotik yang memanjakan mata

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Salah satu aspek yang paling menonjol dari Nosferatu adalah visualnya yang begitu artistik. Penggunaan cahaya remang, bayangan tajam, serta komposisi gambar yang simetris menciptakan nuansa horor gotik yang autentik.

Bayangkan saja, setiap adegan terasa seperti lukisan klasik yang penuh detail dengan transisi yang halus. Tak heran jika Jarin Blaschke, sinematografer langganan Eggers sejak The Witch (2015), mendapat nominasi Oscar atas kerja kerasnya dalam film ini.

2. Tak cuma andalkan jumpscare, tapi scoring yang mencekam

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Alih-alih mengandalkan jumpscare murahan, Nosferatu justru mengutamakan atmosfer ketakutan yang dibangun melalui musik latar yang menghantui. Scoring film ini menghadirkan melodi yang mengalun perlahan dan semakin mencekam.

Skarsgård bekerja dengan penyanyi opera Islandia, Ásgerður Júníusdóttir, untuk menurunkan nada suaranya demi memberikan efek seram. Ia juga memasukkan teknik nyanyian tenggorokan Mongolia ke dalam dialognya untuk menciptakan suara yang tidak manusiawi.

3. Akting yang solid dari para aktornya

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Demi memerankan Count Orlok, Skarsgård menjalani transformasi fisik yang signifikan, termasuk penurunan berat badan. Ia juga harus menggunakan 62 bagian prostetik yang memakan waktu pemasangan hingga enam jam setiap harinya.

Namun, yang menjadi jantung film ini adalah Lily-Rose Depp. Jika Skarsgård berhasil menghidupkan sosok Orlok dengan gestur kaku dan tatapan kosongnya, Depp menampilkan performa emosional yang kuat sebagai wanita yang menderita epilepsi.

Bintang lainnya seperti Nicholas Hoult, Aaron Taylor-Johnson, Emma Corrin, hingga Willem Dafoe juga tampil apik dengan jatah layar yang pas. Semuanya memberikan dimensi tambahan pada cerita tanpa overlapping satu sama lain.

4. Plot yang setia dengan sumbernya

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Eggers dikenal lewat pendekatannya yang mendalam terhadap sejarah dan folklor. Hal ini terlihat jelas pada filmnya The Witch, The Lighthouse (2019), dan The Northman (2022). Dalam Nosferatu, ia tetap setia pada kisah Nosferatu: A Symphony of Horror (1922) karya F.W. Murnau.

Ia juga mengambil inspirasi dari novel Dracula karya Bram Stoker serta adaptasi filmnya yang rilis tahun 1931 (Tod Browning) dan 1992 (Francis Ford Coppola). Dengan riset mendalam, Eggers menghadirkan mitologi vampir yang mungkin belum pernah dieksplorasi sebelumnya.

Dalam Nosferatu, Eggers memberikan sentuhan unik dengan menggambarkan Orlok sebagai mantan Solomonar yang membuat perjanjian dengan iblis untuk mencapai keabadian.

5. Terkesan lambat di awal, tipikal film slow-burning

Nosferatu (dok. Universal Pictures/Nosferatu)

Seperti film-film Eggers sebelumnya, Nosferatu memiliki ritme yang cenderung lambat di awal. Pacing yang lambat alias slow-burning ini memungkinkan film untuk membangun atmosfer dengan lebih matang sebelum kengerian sebenarnya dimulai.

Beberapa orang mungkin bosan saat di pertengahan film, sedangkan yang lain justru semakin penasaran. Kesimpulannya, Nosferatu adalah mahakarya horor gotik yang berhasil menangkap esensi klasiknya sambil memberikan sentuhan modern yang lebih segar.

Nosferatu mendapatkan pujian dari kritikus dan sukses di box office, dengan pendapatan global mencapai 172 juta dolar Amerika. Bagi penggemar horor klasik, film ini wajib untuk ditonton!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Triadanti
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Triadanti
EditorTriadanti
Follow Us