Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review The Housemaid (2025), La Tahzan Versi Hollywood?

Review The Housemaid (2025), La Tahzan Versi Amerika Serikat.jpg
The Housemaid (dok. Lionsgate/The Housemaid)
Intinya sih...
  • The Housemaid (2025) adalah film thriller dengan bumbu drama perselingkuhan yang menghadirkan twist psikologis dan atmosfer mirip Fatal Attraction dan Basic Instinct.
  • Amanda Seyfried tampil memikat sebagai Nina Winchester, sementara Sydney Sweeney kurang emosional. Chemistry keduanya terasa berat sebelah.
  • Film ini recommended untuk ditonton bagi penonton yang menyukai drama perselingkuhan dengan sentuhan thriller dan twist yang cukup menggigit, meski tidak sepenuhnya inovatif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film drama perselingkuhan memang selalu menemukan pasarnya sendiri di Indonesia. Setelah La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka... (2025) mencuri perhatian lewat konflik rumah tangga yang emosional, akhir tahun ini penonton kembali disuguhi sajian serupa lewat The Housemaid (2025). Bedanya, film ini tidak lahir dari thread viral, melainkan adaptasi novel best-seller karya Freida McFadden.

Disutradarai Paul Feig, yang sebelumnya dikenal lewat film komedi seperti Bridesmaids (2011) atau Spy (2015), The Housemaid justru memilih jalur erotic thriller ala film-film 90-an. Hasilnya adalah tontonan yang di satu sisi terasa familier, tetapi di sisi lain berusaha mengelabui ekspektasi penonton lewat permainan psikologis dan twist yang disimpan hingga paruh akhir film. Lalu, apakah film ini wajib ditonton? Mari simak ulasan lengkapnya di bawah!

Sinopsis The Housemaid (2025)

Film ini mengikuti kisah Millie Calloway (Sydney Sweeney), seorang perempuan muda yang berusaha memulai hidup baru. Kesempatan itu datang ketika ia diterima bekerja sebagai ART di rumah pasangan kaya raya, Nina Winchester (Amanda Seyfried) dan Andrew Winchester (Brandon Sklenar). Dari luar, keluarga ini tampak sempurna, hidup dalam kemewahan dan stabilitas.

Namun, kenyataan berkata lain. Millie segera menyadari bahwa rumah megah tersebut menyimpan rahasia kelam. Tingkah laku Nina yang tidak stabil, pernikahan yang penuh tekanan, serta gestur Andrew yang ambigu membuat Millie terjebak dalam permainan manipulasi dan obsesi. Seiring waktu, batas antara korban dan pelaku menjadi kabur. Apakah Nina benar-benar "cegil"? atau, ada hal lain di baliknya?

The Housemaid
2025
3/5
Directed by Paul Feig
Producer

Todd Lieberman, Laura Fischer, Paul Feig

Writer

Freida McFadden (novel), Rebecca Sonnenshine (screenplay)

Age Rating

D17

Genre

Psychological thriller, drama

Duration

131 Minutes

Release Date

31 December

Theme

Erotic Thriller

Production House

Hidden Pictures, Lionsgate

Where to Watch

Movie Theater

Cast

Sydney Sweeney, Amanda Seyfried, Brandon Sklenar, Michele Morrone, Elizabeth Perkins

Trailer The Housemaid (2025)

Cuplikan film The Housemaid (2025)

Review The Housemaid (2025)

1. Sajikan kisah thriller dengan bumbu drama perselingkuhan

Di permukaan, The Housemaid tampak seperti film-film perselingkuhan yang laris manis di Indonesia. Rumah tangga yang retak, godaan orang baru, dan ketimpangan relasi menjadi fondasi cerita yang terasa akrab. Bahkan di paruh awal, film ini lebih menyerupai drama domestik yang lugas, dengan konflik yang mengandalkan dialog dan gestur kecil ketimbang ketegangan ekstrem.

Namun, label thriller pada film ini bukan sekadar tempelan. Feig sengaja menahan "identitas aslinya" hingga hampir 2/3 durasi. Saat penonton mulai merasa ini hanyalah drama perselingkuhan, film langsung berbelok tajam ke wilayah thriller psikologis. Perubahan nada ini mengingatkan pada A Simple Favor (2018), meski dengan atmosfer yang lebih mirip dengan Fatal Attraction (1987) dan Basic Instinct (1992).

Pendekatan ini memang tidak selalu mulus. Beberapa twist terasa mudah ditebak. Namun, secara keseluruhan, kombinasi drama perselingkuhan dan thriller psikologis tetap berhasil menciptakan pengalaman menonton yang mengundang reaksi emosional dari penonton. Teriakan-teriakan saat adegan perselingkuhan menjadi hal lumrah yang terdengar di dalam bioskop.

2. Penampilan Amanda Seyfried yang memikat sejak awal

Amanda Seyfried tampil sebagai powerhouse di film ini. Karakter Nina Winchester sejatinya berisiko jatuh menjadi stereotip "istri kaya tapi tidak stabil" atau cegil (cewek gila). Namun, Seyfried berhasil menyulapnya menjadi sosok yang hidup, berlapis, dan sulit ditebak. Ia tampil total, berani overacting, dan justru menemukan daya tarik dalam kekacauan karakternya.

Di paruh pertama film, ketika cerita masih terasa seperti drama biasa, Seyfried adalah satu-satunya elemen yang benar-benar menjaga momentum. Gestur, intonasi suara, dan ekspresi wajahnya membuat setiap adegan terasa penuh ancaman, bahkan ketika tidak ada adegan berdarah-darah. Ia seolah sadar betul bahwa film ini butuh energi teatrikal agar tidak tenggelam dalam klise.

Sayang, dominasinya sekaligus menyoroti ketimpangan dengan Sydney Sweeney. Dalam banyak adegan, chemistry keduanya terasa berat sebelah. Bisa dibilang, penampilan Sydney tidak jelek atau tidak bagus alias medioker. Meskipun begitu, ia tetap bisa membuat penonton gregetan, khususnya saat melakukan flirting seperti Davina Karamoy di Ipar Adalah Maut (2024) atau Ariel Tatum di La Tahzan.

Brandon Sklenar juga cukup meyakinkan sebagai Andrew, suami tampan dengan aura misterius, meski karakternya lebih banyak berfungsi sebagai katalis konflik. Jangkauan emosi yang ia tampilkan cukup luas. Rasa-rasanya, Sklenar terlihat seperti casting untuk karakter Batman di DCU James Gunn.

3. Apakah The Housemaid recommended untuk ditonton?

Sebagai tontonan, The Housemaid jelas punya daya tarik. Film ini menggabungkan drama perselingkuhan dengan thriller psikologis bernuansa erotis, menghadirkan permainan manipulasi, obsesi, dan relasi kuasa. Sedari awal, film ini memang dirancang untuk memancing reaksi penonton, membuat mereka menebak-nebak, frustrasi, bahkan ingin berteriak "Jangan!" ke layar.

Namun, film ini tetap punya cela. Penampilan Sydney Sweeney sebagai Millie terasa datar dan kurang emosional, terutama jika dibandingkan dengan performa eksplosif Amanda Seyfried dan Brandon Sklenar. Beberapa aspek teknis seperti editing dan musik latar juga terasa generik, membuatnya terasa seperti serial TV versi mewah. Film juga dimulai dengan cara klise dan terburu-buru.

Meski begitu, film ini tetap watchable. The Housemaid mungkin tidak inovatif atau sepenuhnya berani, tetapi justru itulah yang membuatnya mudah dicerna. Bagi penonton yang menyukai drama perselingkuhan dengan sentuhan thriller dan twist yang cukup menggigit, film ini adalah pilihan yang pas, meski bukan yang terbaik di genrenya. The Housemaid tayang di Indonesia mulai 31 Desember 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us

Latest in Hype

See More

9 Potret Keluarga Arief Muhammad Jalan-Jalan di Kota Bern, Swiss

29 Des 2025, 22:54 WIBHype