Review The Voice of Hind Rajab, Suara dari Gaza yang Menggetarkan Jiwa

The Voice of Hind Rajab berkisah tentang relawan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang menerima panggilan darurat. Rupanya, panggilan tersebut berasal dari seorang gadis 6 tahun yang terjebak dalam mobil di bawah hujan tembakan IDF di Gaza, memohon pertolongan.

Sambil berusaha menjaga komunikasi dengannya, para relawan Bulan Sabit Merah tersebut melakukan segala upaya untuk mengirim ambulans ke lokasi tersebut, meski prosesnya tidak mudah. Nama anak tersebut adalah Hind Rajab.

Cuplikan film The Voice of Hind Rajab (2025)

The Voice of Hind Rajab tidak memakai visual dramatis, efek berlebihan, atau adegan perang yang dibuat-buat. Alih-alih yang dipakai adalah rekaman asli panggilan terakhir Hind Rajab, seorang anak yang ketakutan, kebingungan, kesepian, dan terus memohon pertolongan. Rekaman tersebut berasal dari percakapan nyata antara Hind dan relawan Bulan Sabit Merah Palestina.

Selama hampir tiga jam, para relawan berusaha menjaga komunikasi, sambil mencoba mendapatkan izin untuk mengirim ambulans ke lokasi Hind. Kaouther Ben Hania menjadikan suara Hind sebagai poros utama film. Tak ada debat politik, tak ada framing propaganda. Hanya kenyataan pahit dari salah satu korban yang mewakili lebih dari 18.000 anak yang tewas dalam serangan ke Gaza.

Pendekatan ini membuat penonton tak bisa kabur dari kenyataan. Kita dipaksa mendengarkan hingga akhir, sama seperti para relawan yang tak berdaya mendengar suara Hind perlahan memudar. Sepanjang 89 menit, Ben Hania menyeret kita ke dalam salah satu docudrama paling pedih sekaligus paling penting tahun ini.

Film ini mengingatkan pada The Guilty (2018/2021), yang banyak menampilkan percakapan via telepon dari satu lokasi saja. Bedanya, film ini menyelam jauh ke ranah geopolitik, kemanusiaan, dan ketidakberdayaan absolut. Seluruh film berlokasi di dalam satu kantor call center, menciptakan ketegangan dari awal hingg akhir.

Jika boleh jujur, Ben Hania mengambil risiko besar dengan menyatukan rekaman asli dan reka ulang dramatis. Untungnya, para aktor sukses memerankan petugas call center Bulan Sabit Merah yang mendengar suara Hind secara langsung. Mereka semua panik, berdebat, berseru, dan kebingungan di tengah aturan protokol yang ketat.

Dari segi sinematografi, Juan Sarmiento G. membawa kita melalui kamera yang bergerak menyusuri ruangan sempit, memberi nuansa claustrophobic yang sejalan dengan kondisi Hind. Ada satu momen brilian ketika footage asli melebur dengan adegan reka ulang. Eksperimen visual ini semakin memperkuat rasa ngeri dalam film.

The Voice of Hind Rajab adalah film yang tujuannya bukan untuk menghibur, tetapi mengguncang kesadaran dunia. Tak heran banyak tokoh Hollywood seperti Joaquin Phoenix hingga Brad Pitt memberikan dukungan pada film ini sebelum pemutarannya di Venesia.

Sangat direkomendasikan, terutama jika kamu adalah orang yang peduli pada isu kemanusiaan, perang, dan cerita-cerita yang jarang diberi ruang dalam sinema arus utama. Film ini memang tidak mudah ditonton, tetapi penting untuk disaksikan dan diresapi.

Suara kecil Hind mungkin telah berhenti pada hari tragis itu. Namun lewat film ini, suaranya bergema lebih keras, menjadi pengingat bahwa di balik teror itu ada manusia yang berharap diselamatkan. The Voice of Hind Rajab tayang di outlet CGV dan Cinépolis Indonesia. Silakan cek jadwal penayangannya di kota masing-masing.