Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaik

Batman versi Matt Reeves benar-benar berbeda

Jakarta, IDN Times - "Bukan Batman Biasa," ungkapan ini tepat untuk menggambarkan bagaimana film The Batman yang akan rilis secara serentak di Indonesia mulai Rabu (2/2/2022). Setidaknya, itulah yang disimpulkan oleh tim IDN Times ketika mendapat kesempatan screening film The Batman.

Dibintangi oleh Robert Pattinson, Zoe Kravitz, Paul Dano, hingga Jeffrey Wright, The Batman memang memberikan aura gelap yang menjadi ciri khasnya. Namun, buat para pecinta Batman, jangan harap jagoanmu sangat sering menampilkan kehebatannya dalam bertarung di film ini.

Justru, Batman di versi ini tak melulu menonjolkan kehebatannya dalam bertarung. Ada warna lain yang diberikan oleh sutradara Matt Reeves dalam Batman versinya. Apa itu?

1. Tak melulu penuh aksi, namun kisah detektif

Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaikcuplikan film The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

Batman versi Matt Reeves bukan superhero yang menghadapi lawannya secara frontal. Dalam film The Batman, Matt Reeves menonjolkan kisah The Dark Knight yang sedang belajar untuk menjadi detektif hebat.

Pun, kali ini Batman tak ditampilkan sebagai seorang superhero yang sudah menguasai ilusi ninja. Padahal, selama ini Batman selalu digambarkan dengan gaya ninja yang atraktif.

"Anda bilang ini beda (setelah menontonnya)? Saya bisa katakan dengan tegas, itu pernyataan paling tepat dan bagus. Kami memang memiliki ide, bagaimana mengemas Batman dengan kemasan lebih segar. Bayangkan, sudah ada lebih dari 20 film Batman selama 80 tahun karakter ini diciptakan. Menjadi tantangan bagi kami, untuk menyajikan Batman yang berbeda, segar, namun tak bertentangan dengan komiknya," ujar Matt Reeves kepada IDN Times.

Memang, dalam komiknya, Batman juga diceritakan sebagai seorang detektif hebat. Kini, dalam film The Batman, hal tersebut ditonjolkan.

Dengan kombinasi itu, film ini tak sekadar menampilkan genre action superhero, melainkan dikemas pula dengan balutan thriller psikologis yang begitu kompleks.

Baca Juga: 5 Cerita Cast The Batman: Robert Pattinson dan Zoe Gampang Nyetel

2. Makin sempurna karena kehadiran The Riddler

Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaikcuplikan film The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

Film The Batman menjadi lebih sempurna ketika Matt Reeves menempatkan The Riddler sebagai musuh utamanya. Dalam komik, The Riddler memang menjadi salah satu musuh Batman yang paling menyebalkan.

Karakternya yang merupakan mastermind dalam aksi kejahatan kerap membuat Batman kerepotan untuk mengungkapnya.

Apalagi, Batman selalu ditinggalkan teka-teki oleh Riddler demi mengungkap motif, cara membunuh, hingga bagaimana menemukannya.

Dari hubungan inilah, Matt Reeves mengembangkan cerita di dalam filmnya. Bisa penulis katakan, kalau hadirnya Riddler di The Batman, merupakan kepingan puzzle yang bikin film ini jadi keren.

Apalagi, pemeran The Riddler, Paul Dano memerankannya dengan sangat baik. Nah, jika kangen dengan permainan psikologis Joker versi Heath Ledger, Paul Dano bisa mengobati rasa kangenmu itu.

Sebab, dia memainkan peran sebagai The Riddler dengan sangat baik, dan selalu memutar otak hingga mampu menggugah kondisi mental penontonnya.

"Batman di film ini masih belajar bagaimana caranya menjadi seorang Batman. Dia belum menjadi Batman yang hebat, namun sudah memiliki modal kuat dengan tahu apa nilai dari perannya dan berkembang lewat petualangannya. Kami ingin menyajikan kisah detektif terbaik dunia lewat Batman dan itu sudah dikisahkan di berbagai komiknya," ujar Matt Reeves.

3. Ada yang jatuh dan bangkit

Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaikcuplikan film The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

The Batman juga menghadirkan dua villain lain dalam filmnya. Mereka adalah Carmine Falcone dan Penguin.

Keduanya dibintangi oleh aktor kawakan, John Turturro (Falcone) dan Colin Farrell (Penguin). Hubungan mereka sebenarnya cukup unik.

Dalam film ini, Penguin masih dikisahkan sebagai bawahan Falcone, sesuai dengan pengembangan komik dan sudah dituangkan dalam serial Gotham karya Bruno Heller.

Tapi, yang menarik dalam film ini, Falcone tanpa disadari punya peranan penting dalam membangun cerita dan membuatnya makin rumit.

Sebagai seorang bos mafia, Falcone punya banyak rahasia tentang kota Gotham yang korup dan siapa saja pejabat yang terlibat dalam tindakan kotor demi meningkatkan citranya.

Dari sinilah, Falcone bisa menjadi penghubung antara Batman, The Riddler, Detektif Jim Gordon, Catwoman, bahkan Penguin.

The Batman menceritakan Falcone yang masih berkuasa di Gotham. Tapi, ini juga akan menjadi akhir kejatuhannya. Memberikan ruang baru buat seorang Penguin.

4. Hubungan Batman dan Catwoman yang aneh

Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaikcuplikan film The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

Jangan lupakan Catwoman di sini. Diperankan Zoe Kravitz, Catwoman kali ini sudah dikemas dalam bentuk yang jago berkelahi.

Dia sudah digambarkan pula sebagai seorang superhero yang jago menyusup dan memiliki insting detektif hebat.

Tapi, di sini ada yang menarik, karena hubungan antara Batman dan Catwoman sangat berbeda. Ketika Catwoman selalu digambarkan sebagai love interest Batman dan keduanya punya hubungan romantis, tidak dengan yang satu ini.

Bahkan, keduanya terlihat kurang cocok, namun saling membutuhkan. Namun, pada akhirnya Catwoman paham dengan apa yang dirasakannya dengan Batman.

"Saya tak begitu paham apa itu cinta atau benci. Namun, di sini kami menekan tombol satu sama lainnya. Hubungan muncul karena kami butuh satu sama lainnya, dan saya rasa kami sangat bagus di dalam harmonisasi dan menemukan kecocokan yang membuat hubungan karakter kami menakutkan," ujar Zoe Kravitz.

5. Jangan sering ke toilet, yah

Review The Batman: Konsep Tak Biasa, Salah Satu Film Superhero Terbaikcuplikan film The Batman (dok. Warner Bros. Pictures/The Batman)

The Batman berdurasi dua jam 56 menit. Artinya film ini nyaris 3 jam, terbilang sangat panjang.

Meski begitu, saya bisa bilang film ini tak akan berlangsung membosankan. Usahakan, kamu jangan sering ke toilet di bioskop, karena tertinggal sedikit, maka harus berpikir keras menyatukan apa yang sebenarnya terjadi dalam film.

Secara keseluruhan, penulis bisa bilang ini salah satu film terbaik Batman dari berbagai versi yang ada. Dengan konsep back to basic, Matt Reeves benar-benar mengemasnya dengan sangat baik dan kompleks. Ya, lagi-lagi saya harus bilang kompleks karena memang ceritanya tak mudah dicerna.

Jadi, kamu harus benar-benar memperhatikan detail dari film ini. Bahkan, ada easter egg yang disematkan dalam film ini, bukan dengan bentuk post credit scene, namun dalam adegan tertentu.

Oh iya, belum bahas teknologi dan peralatan Batman ya? Karena konsepnya back to basic, jadi segala peralatan milik Batman masih belum terlalu canggih, semua disajikan dalam konsep yang masih begitu mentah, baik itu Batmobile, dan lainnya.

Segitu saja ya review-nya. Penulis sarankan, sih, fans Batman dan DC Comics wajib menonton film yang satu ini, nilainya bisa dibilang 9,5 dari 10. Happy watching!

Baca Juga: 6 Potret Seru Neymar Jajal Batmobile saat Peluncuran The Batman

Topik:

  • Satria Permana
  • Zahrotustianah

Berita Terkini Lainnya