[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!

#ANGPOIN Sukses bikin curigaan terus di sepanjang durasi

Ketika dirilis pada 2018 silam, Searching (2018) menjadi salah satu film underrated yang menggebrak industri perfilman Hollywood. Sukses secara komersial dan kritis, film garapan Aneesh Chaganty tersebut berhasil membuktikan bahwa sebuah premis usang, yakni pencarian orang hilang, dapat disulap menjadi baru jika didukung dengan penulisan naskah yang solid.

Formula kesuksesan tersebut digunakan kembali dalam sekuel standalone-nya yang berjudul Missing (2023). Dari Chaganty, kursi sutradara beralih ke tangan Will Merrick dan Nick Johnson, duo editor di film pertamanya. Dengan pergantian sutradara dan penulis naskah, apakah Missing bisa sebagus pendahulunya?

Di luar dugaan, film yang tayang sejak 22 Februari kemarin di bioskop Indonesia ini berhasil menuai pujian dari kritikus maupun para penggemar Searching. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang membuat Missing layak disebut sebagai salah satu film thriller terbaik tahun ini. Berikut review film Missing!

1. Siapa yang menghilang dalam Missing?

[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!Nia Long dan Storm Reid dalam film Missing (dok. Sony Pictures/Missing)

Seperti yang disinggung di atas, pencarian orang hilang adalah tema yang menggerakkan alur cerita di Searching. Lima tahun berlalu, Missing masih mengusung tema yang sama. Bedanya, jika Searching berkisah tentang seorang ayah yang mencari anaknya, maka Missing berfokus pada upaya pencarian anak terhadap ibunya.

Dari keluarga Kim di film pertama, kali ini kita diajak menyelami kehidupan keluarga Allen. Setelah ayahnya meninggal karena sakit, June "Junebug" Allen (Storm Reid) dibesarkan sendirian oleh ibunya, Grace (Nia Long). Sayangnya, hubungan keduanya tak akur. Ditambah dengan fakta bahwa kini ibunya memiliki pacar baru, Kevin (Ken Leung), June merasa Grace telah melupakan mendiang suaminya, James (Tim Griffin).

Konflik di Missing dimulai saat June pergi ke bandara untuk menjemput Grace dan Kevin setelah liburan mereka dari Kolombia. Namun, karena keduanya tak kunjung muncul, June memutuskan melapor ke FBI. Merasa pihak berwenang tak banyak membantu, gadis tersebut kemudian nekat mencari keberadaan ibunya melalui internet.

Dibantu oleh seorang pekerja lepas asal Kolombia bernama Javier (Joaquim de Almeida) dan temannya, Veena (Megan Suri), June perlahan mengungkap misteri hilangnya sang ibu. Namun, semakin ia membuka tabir misteri satu per satu, muncul berbagai pertanyaan baru. Salah satunya yakni, apakah ibunya benar-benar menghilang atau memang sengaja "menghilangkan" diri?

2. Formula lama, tapi dengan hasil yang lebih kompleks

[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!Storm Reid dalam film Missing (dok. Sony Pictures/Missing)

Salah satu pembeda Searching dengan film found footage lainnya adalah penggunaan layar komputer atau screenlife yang lebih dominan. Secara garis besar, Missing masih menggunakan format screenlife seperti Searching, tapi dengan memanfaatkan lebih banyak aplikasi, mulai dari FaceTime, Instagram, Google, WhatsApp, live cam, marketplace, hingga dating apps.

Hal tersebut sebenarnya sangat relevan dengan kehidupan yang serba multitasking seperti sekarang, apalagi mengingat sang tokoh utama, June, adalah Gen Z yang aware dengan media sosial dan sejenisnya. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah dengan cerita yang lebih kompleks, Missing masih bisa dinikmati?

Jawabannya iya, tapi menontonnya butuh konsentrasi tinggi. Jika kamu lengah sedikit, kamu akan kehilangan petunjuk-petunjuk penting yang tersebar di Missing. Jadi, pastikan kamu dalam keadaan rileks dan tenang saat menontonnya, ya!

3. Pelajaran penting selama menonton Missing, jangan percaya siapa pun!

[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!Megan Suri dan Storm Reid dalam film Missing (dok. Sony Pictures/Missing)

Bagi yang telah menonton Searching, pasti sudah paham kalau ancaman sebenarnya justru datang dari orang-orang terdekat sang protagonis. Missing pun menghadirkan perasaan yang serupa. Secara cerdas, Will Merrick dan Nick Johnson membuat penulis gampang menaruh curiga pada sejumlah karakter pendukung yang muncul.

Pada satu titik, Missing seakan menunjukkan bahwa dalang di balik hilangnya Grace Allen adalah sang kekasih, Kevin. Namun, beberapa saat kemudian, petunjuk mengarah ke Heather (Amy Landecker), pengacara keluarga Allen yang tampaknya menyembunyikan sesuatu. Bahkan, penulis sempat skeptis dengan Agen Park (Daniel Henney) yang terkesan memperlambat proses investigasi.

Alih-alih membingungkan, menurut penulis, justru disitulah letak keunggulan Missing dibanding film pertamanya. Meski misterinya berlapis, Missing tak hanya fokus mencari Grace Allen, tapi juga mengajak penonton untuk menemukan dalang di balik kasus tersebut.

Baca Juga: 6 Alasan Missing Bagus & Cuan Box Office, Lebih Tegang dari Searching

4. Tampilkan dua "wajah" internet, positif dan negatif

[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!Storm Reid dalam film Missing (dok. Sony Pictures/Missing)

Sementara penonton diajak menjadi detektif dadakan, naskahnya pun turut membahas tentang dampak internet pada kehidupan seseorang. Dalam Missing, internet memang memudahkan June untuk menemukan petunjuk tentang keberadaan ibunya. Namun, keterlibatan "orang luar" yang tak ada sangkut pautnya dengan kasus tersebut cenderung memperparah masalah.

Misalnya, saat kasus hilangnya Grace Allen menjadi viral. Beragam komentar pun bermunculan di internet. Beberapa menyemangati June dan berdoa agar sang ibu segera ditemukan. Namun, tak sedikit pula oknum yang memanfaatkan kasus ini (baca: menjadikannya konten yang memunculkan teori-teori liar) untuk menambah pengikut di media sosial dan mendulang pundi-pundi dolar.

Hal ini seolah menjadi sindiran terhadap fenomena yang terjadi di internet dewasa ini, di mana orang lebih mementingkan popularitasnya dibandingkan empati terhadap individu yang menjadi sorotan.

Sangat disayangkan? Tentu saja. Itulah sebabnya mengapa kepekaan bermedia sosial sangat penting, dan Missing termasuk salah satu film yang berhasil menyampaikan pesan tersebut dengan sangat baik.

5. Setelah 111 menit, Missing ditutup dengan ending yang mengejutkan sekaligus emosional

[REVIEW] Missing, Drama Pencarian Ibu yang Bertabur Plot Twist!Megan Suri dan Storm Reid dalam film Missing (dok. Sony Pictures/Missing)

Konklusi yang kurang menggigit sering kali menjadi salah satu kelemahan kebanyakan film thriller Hollywood. Selain menjaga ritme cerita sejak awal, Missing menghindari kesalahan tersebut dengan mengungkap satu per satu misterinya dengan tak terburu-buru. Sehingga, ending yang biasanya digunakan sebagai momen pengungkapan, tak terasa sesak dengan eksposisi yang pointless.

Selain menyuguhkan plot twist yang dijamin bikin penonton terperangah, ending-nya juga mengandung bobot emosional yang mengaduk-aduk perasaan. Didukung penampilan apik dari Storm Reid dan Nia Long, Missing tak hanya bertutur tentang dampak internet bagi kehidupan seseorang, tetapi juga menunjukkan bentuk lain dari kasih sayang seorang ibu. Bravo!

Secara keseluruhan, Missing adalah sebuah sajian thriller yang berhasil mengemas durasi 1 jam 51 menit miliknya dengan misteri yang solid, investigasi yang super seru, sindiran tentang media sosial, serta ending yang luar biasa emosional. Selain itu, berbagai kejutan yang hadir juga membuat Missing sangat direkomendasikan untuk para pencinta film dengan plot twist berlapis, lho!

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Thriller Rilisan Sony Pictures, Terbaru Missing!

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya