Seru Banget, 5 Daftar Anime Studio Ghibli Ini Menghibur dan Inspiratif

Film ini merupakan adaptasi dari kisah novel yang ditulis oleh Joan G. Robinson. When Marnie Was There menceritakan kisah manis tentang ikatan persahabatan yang melintasi batas realita, ruang, dan waktu antara dua gadis bernama Anna dan Marnie.

Anna Sasaki yang berusia 12 tahun merupakan seorang introvert melankolis dengan rasa tidak percaya yang mendalam terhadap diri sendiri maupun orang lain. Setelah pingsan di sekolah karena asma, orang tua asuh Anna mengirimnya untuk tinggal bersama bibi dan paman angkatnya di rumah tepi pantai mereka yang indah di tepi laut.

Di sana ia bertemu Marnie, seorang gadis muda misterius yang pertemanannya membantu Anna untuk tumbuh dan membuka diri dan kisahnya yang bermasalah mungkin sebenarnya terkait erat dengan milik Anna sendiri. Penggambaran latar dan karakter yang amat detail, membuat seolah-olah kita bukan hanya menonton namun ikut masuk ke dalam cerita.

Kehadiran Marnie terkesan sangat magis, bisa dikatakan Marnie merupakan teman imajiner Anna. Namun sesungguhnya kehadiran Marnie merupakan sesuatu yang lebih daripada hanya sebagai teman imajiner. Ikatan antara Anna dan Marnie begitu fundamental. Suatu hubungan kasih sayang layaknya keluarga yang mampu menembus batas realita, ruang, dan waktu.

Namun di balik kisah mereka sendiri, ada hal yang paling penting yaitu tentang proses perubahan Anna yang melalui berbagai macam fase, senang, sedih, bahagia, kecewa, dan kehilangan, semuanya dipaparkan dengan kemasan yang sangat rapi dan berkesan.

When Marnie Was There merupakan film penutup sebelum studio Ghibli hiatus untuk sementara.

The Secret World of Arrietty (Karigurashi no Arrietty) adalah film produksi dari Studio Ghibli yang dirilis tahun 2010. Film ini diadaptasi dari novel klasik karya Mary Norton yang meraih penghargaan Carnegie Medal pada tahun 1953. Penyutradaraan film ini dipercayakan kepada Hiromasa Yonebayashi. Sedangkan cerita dan skenarionya oleh Hayao Miyazaki dan Keiko Niwa. Film ini sukses meraih banyak penghargaan di negaranya. 

Kisah Arrietty difokuskan pada penemuan Shon yang berusia 12 tahun terhadap mahluk yang menyerupai manusia liliput saat tinggal di rumah masa kecil ibunya. Ternyata keberadaan manusia kecil itu memang digambarkan sebagai makhluk yang hampir punah.

Saat menontonnya kamu pasti bakal dibuat terpukau dengan detail gambar yang diambil dari sudut pandang Arietty si manusia kecil, dan Shon manusia normal. Selain itu perpaduan warna yang indah dan hidup, membuat setiap scene-nya terlihat sangat nyata. Misalnya, kamar tidur Arrietty dan kamar mandi (airnya menetes dari pipa yang bocor) dengan segala pernak-pernik yang mereka "pinjam" dari si pemilik rumah yang mereka tumpangi.

Namun, di balik keindahan yang memanjakan mata, ternyata film ini tidak memiliki akhir kisah yang manis. Meski demikian, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil yaitu tentang sikap empati dan mau saling tolong-menolong meskipun berbeda. Adapun Sho mempelajari tentang perjuangan dan keberanian untuk bertahan hidup dari sosok Arietty.

Film terakhir Isao Takahata, The Tale of Princess Kaguya, juga menjadi yang pertama di lebih dari 14 tahun. Ketika film Takahata sebelumnya, My Neighbors the Yamadas, dirilis pada tahun 1998, secara tidak resmi diketahui oleh mereka yang bekerja di dalamnya sebagai "film yang menghancurkan Studio Ghibli."

Judul yang memalukan seperti itu adalah pilihan Takahata untuk menjauhkan diri dari animasi cel tradisional, proses di mana semua film Ghibli sebelumnya telah diproduksi, dan memilih untuk menganimasikan film sepenuhnya melalui komputer, dengan setiap frame dilukis dengan cermat dan dianimasikan melalui proses digital.

Untuk Putri Kaguya, Takahata akan kembali untuk mengulangi dan bisa dibilang memperbaiki teknik ini, dengan memberi perhatian pada setiap frame dan adegan dengan semacam perhatian yang teliti dari seorang master kaligrafer atau artis Ukiyo-e. Film ini menceritakan kisah cerita cerita tertua di Jepang, The Tale of the Bamboo Cutter, di mana seorang gadis surgawi muda yang lahir dari akar tanaman bambu diadopsi dan kemudian diperjuangkan sebagai seorang puteri saat dia berjuang untuk memahami identitasnya sebagai seorang makhluk fana. dan seorang anak dari surga.

Pembangunan tujuh tahun yang sangat melelahkan dan komitmen tanpa kompromi Takahata terhadap kesempurnaan akhirnya terbayar, memberikan film keindahan visual dan tematik yang tak terbantahkan.

The Tale of Princess Kaguya adalah film spektakuler yang akan berbicara dengan pemirsa pada level yang berbeda. Drama kemanusiaannya adalah drama yang suram. Terlepas dari semua kekurangan yang gadis muda ini saksikan dalam cara orang bertindak, dia bersedia memaafkan.

Dia tidak ingin pergi, tetapi sayangnya dia harus pergi. Dalam apa yang Shinto, agama tradisional Jepang, percayai, pada dasarnya manusia mampu berbuat baik, dan itulah yang memberi film ini pesan harapan sederhana. Kaguya adalah mercusuar yang bersinar yang setiap orang dapat temukan bersinar setiap bulan di langit malam.

Di An American Tail, itulah apa yang Fievel nyanyikan sekitar satu malam, menjadikan kedua film itu klasik sepanjang masa.

"Dari Atas Poppy Hill" mengikuti narasi yang lebih berbasis realitas - asmara pemula antara siswa SMA, Umi (disuarakan oleh Sarah Bolger dalam versi bahasa Inggris) dan Shun (Anton Yelchin) - mencerminkan tempat dan waktu dalam bahasa Jepang sejarah: kota pelabuhan Yokohama pada tahun 1963, sebagai persiapan untuk Olimpiade 1964 di Tokyo sedang berlangsung.

"Poppy Hill" adalah fitur kedua yang disutradarai oleh Goro Miyazaki, putra dari pendiri dan pembuat film Studio Ghibli, Hayao Miyazaki. Dan itu adalah kolaborasi paling kreatif mereka. Tuan Miyazaki, dengan Keiko Niwa, mengadaptasi skenario dari novel grafis tahun 1980.

Meskipun ceritanya dalam kenyataan, Tuan Miyazaki yang lebih muda bertujuan untuk menciptakan Yokohama di luar fotorealisme. "Awalnya saya meneliti sedikit, berniat untuk sangat setia pada detail historis waktu itu," katanya melalui telepon dari Los Angeles.

"Tapi aku mulai menyadari bahwa hanya dengan memberlakukan kembali sesuatu pada waktu itu mungkin tampak cukup nyata tetapi belum tentu indah." Dia memutuskan untuk menunjukkan lokasi ketika karakternya melihat mereka: berkilauan dan sibuk dengan kehidupan.

Di atas bukit - sebut saja Poppy Hill - menghadap pelabuhan tinggal seorang gadis muda, seorang siswa sekolah menengah pertama bernama Umi. Umi Umi tidak banyak dan dia tinggal di rumah kost yang dimiliki neneknya, bersama dengan saudara perempuannya. Sebagai yang tertua dari anak-anak muda, Umi memiliki banyak tanggung jawab dan mengambil tugas-tugas seperti memasak dan membersihkan di rumah kost, ketika berhadapan dengan sekolah dan minat cinta yang potensial.

Shun adalah murid yang berkemauan keras yang bersekolah di SMA dengan Umi. Kisah asmara dimulai ketika Shun melakukan trik berani-setan - melompat dari rumah klub siswa sebagai protes untuk menyelamatkannya dari pembongkaran. Kisah cinta muda dengan tikungan dan belokannya, dan para siswa berkampanye untuk menyelamatkan kekasih mereka, tetapi rumah klub yang sudah tua, terdiri dari dua plot utama film tersebut.

Meskipun tidak "canggih", animasi pasti sesuai dengan uraiannya, bahwa "menangkap keindahan yang memikat dari pelabuhan Yokomaha dan perbukitan yang subur di sekitarnya". Jalan-jalan di kota pelabuhan ramai dengan pedagang tradisional dan becak di samping Toyop kecepatan. Pada malam hari, lentera merah menerangi gang-gang sempit yang dipenuhi bar berdiri dan penjual ikan. Setiap adegan dipenuhi dengan orang-orang yang terburu-buru dan kilatan teknologi baru.

Di lereng bukit, soundtrack berubah menjadi lagu yang berjalan lambat yang dapat memperlambat jantung Anda hingga 60 detak per menit. Lingkungan dipenuhi dengan tanaman hijau dan kehidupan tampaknya berjalan lambat.