Budaya Batak makin sering diangkat ke dalam film Indonesia. Salah satu yang terbaru adalah film berjudul Harta, Tahta, Boru Ni Raja. Film ini merupakan produksi PIM Pictures yang berkerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
Agustinus Sitorus mengambil posisi sebagai sutradara dan produsernya. Lalu, apa yang diangkat dalam film ini? Apa yang membedakan dari film dengan latar budaya Batak lainnya? Simak di bawah ini!
Flm Harta, Tahta, Boru Ni Raja menceritakan tentang Jerry Panjaitan yang tengah berusaha menyelesaikan skripsi, meski beberapa kali judulnya selalu ditolak dosen. Sementara itu, ketiga rekannya, yakni Elin, Aliya, dan Hendro sudah lulus lebih awal.
Berdasarkan usul teman-temannya, Jerry akhirnya membuat skripsi tentang sejarah tokoh Nasional D.I Panjaitan. Hal tersebut membuatnya harus pergi ke kampung halaman untuk melakukan riset.
Dalam kepulangannya ini, Jerry tak hanya menyelesaikan skripsi, melainkan juga menemukan kisah cintanya. Apakah Jerry mampu menyelesaikan tugasnya ini sementara kisah cintanya juga menimbulkan masalah?
Sutradara Agustinus Sitorus sebelumnya pernah terlibat di beberapa proyek, seperti Kutukan Sembilan Setan, Nagih Janji Cinta, Pariban: Idola dari Tanah Jawa, hingga Perjamuan Iblis. Dalam film Harta, Tahta, Boru Ni Raja, ia menggandeng sejumlah aktor muda, mereka adalah:
Dalam konferensi pers, Frislly Herlind mengaku senang dapat berakting di film yang bukan horor. Ia pun merasa mendapatkan sesuatu yang berbeda.
"Aku alhamdulillah aku bisa main yang bukan horor. Baru kali ini aku main film ditanya, ‘Mau makan apa?’ bukan ‘Di sini ada hantu apa?’. Aku seneng di sini karena semuanya terbuka, meskipun gak bisa bahasa Batak, tapi banyak yang bantuin," katanya.
Mengambil lokasi syuting di Danau Toba, film Harta, Tahta, Boru Ni Raja akan tayang di bioskop mulai 11 Juli 2024. Akan banyak budaya dan pemandangan sekitar Danau Toba yang diangkat dalam film ini. Tunggu update selanjutnya, ya!