Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Suka Duka Tawa: Seberapa Lucu dan Nyeseknya Film Panjang Pertama Aco?

potret pemain Suka Duka Tawa
potret pemain Suka Duka Tawa di kantor IDN, Jakarta, Jumat (12/12/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
Intinya sih...
  • Lebih banyak dramanya, tapi komedinya tetap terjaga. Rachel Amanda menegaskan film ini lebih berat ke sisi drama, namun elemen komedi tetap terjaga.
  • Rachel Amanda gambarkan Suka Duka Tawa sebagai tragic comedy yang menggugah. Film ini mengolah tema-tema serius dengan sentuhan yang mengundang tawa dan memberi ruang kepada komika perempuan untuk menyuarakan materi tabu.
  • Marissa Anita gambarkan komedi dan drama di film Suka Duka Tawa sebagai kombinasi kehidupan dalam sehari. Ia menganalogikan kedua elemen tersebut dengan campur aduk perasaan yang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bioskop Indonesia bakal kedatangan satu film terbaru berjudul Suka Duka Tawa. Tercatat sebagai film panjang pertama Aco Tenriyagelli setelah kesuksesannya mengarahkan berbagai video musik dan film pendek, Suka Duka Tawa mengangkat isu tentang fatherless dan menguak fakta kelam di balik kehidupan para komika.

Menariknya, meskipun mengangkat tema yang cukup berat, film ini juga siap membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal lewat sentuhan komedinya. Gak tanggung-tanggung, selain melibatkan Dany Beler dan Aci Resti dalam penulisan materi untuk adegan stand-up comedy-nya, Suka Duka Tawa juga menjanjikan kelucuan dengan menghadirkan ABG Siniar (Arif Brata, Bintang Emon, dan Gilang Bhaskara) dalam jajaran pemain bersama Rachel Amanda, Marissa Anita, dan Teuku Rifnu Wikana.

Lantas, seberapa lucu dan nyeseknya film Suka Duka Tawa?

1. Lebih banyak dramanya, tapi komedinya tetap terjaga

potret Rachel Amanda
potret Rachel Amanda di kantor IDN, Jakarta, Jumat (12/12/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Menurut Rachel Amanda, inti cerita film Suka Duka Tawa adalah tentang perjalanan emosional antara seorang anak dan ayahnya yang mencoba untuk saling memahami satu sama lain. Dalam konteks ini, komedi berfungsi sebagai jembatan yang memungkinkan mereka untuk berbicara dan memperbaiki hubungan

“Film ini tuh lebih ngomongin tentang keluarga, relasi anak sama orangtua, gimana perjalanan anak dan bapak mencoba saling ketemu tapi menggunakan komedi dan dunia mereka dalam pekerjaannya sebagai cara untuk ngobrol, cara untuk memperbaiki hubungan,” kata Rachel Amanda saat media visit ke kantor IDN, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Kendati demikian, Amanda menegaskan meski lebih berat ke sisi drama, elemen komedi di film Suka Duka Tawa tetap terjaga, “Lebih heavy ke drama, tapi gak menghilangkan aspek komedinya juga.”

2. Rachel Amanda gambarkan Suka Duka Tawa sebagai tragic comedy yang menggugah

potret pemain Suka Duka Tawa
potret pemain Suka Duka Tawa di kantor IDN, Jakarta, Jumat (12/12/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Amanda menambahkan, Suka Duka Tawa juga bisa disebut sebagai sebuah tragic comedy, mengingat film ini mengolah tema-tema serius dengan sentuhan yang mengundang tawa. Ia pun kemudian menyoroti tentang bagaimana film ini memberi ruang kepada komika perempuan untuk menyuarakan materi yang jarang atau bahkan tabu jika dibawa ke ruang publik.

“Materinya seru-seru banget karena mungkin kalau materinya dibawa ke ruang publik lain kayaknya gak etis. Tapi kalo disini tiba-tiba bisa jadi gampang banget diketawain. Kitanya bahkan terkaget-kaget, kayak finally ada yang ngomongin ini tapi dijadiin jokes,” lanjutnya.

Selain dari dunia stand-up comedy, Suka Duka Tawa juga membawa kelucuan dari dunia sketsa di komedi TV melalui karakter ayah Tawa yang dimainkan oleh Teuku Rifnu Wikana.

3. Marissa Anita gambarkan komedi dan drama di film Suka Duka Tawa sebagai kombinasi kehidupan dalam sehari

potret Marissa Anita
potret Marissa Anita di kantor IDN, Jakarta, Jumat (12/12/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Marissa Anita yang berperan sebagai ibu Tawa, juga memberikan sedikit gambaran tentang porsi komedi dan drama dalam film ini. Ia menganalogikan kedua elemen tersebut dengan campur aduk perasaan yang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Film ini lebih menceritakan kehidupan. Dalam kehidupan kita, dalam satu hari aja pasti ada hal-hal lucu dan hal-hal yang dramatis di satu hari,” kata Marissa Anita sambil tersenyum.

Dengan analogi ini, Marissa menggambarkan Suka Duka Tawa menangkap keseimbangan antara tawa dan kesedihan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, lalu menjadikannya sebagai cerita yang relatable bagi penonton.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us

Latest in Hype

See More

8 Idol Grup Thailand yang Comeback Rilis Single Baru pada Desember 2025

15 Des 2025, 16:19 WIBHype