7 Superhero Marvel Paling Baik Hati, Ada Jagoanmu?

Profesor X mendirikan sekolah khusus untuk mutan muda, tempat aman bagi remaja yang ditolak masyarakat, bahkan keluarga mereka sendiri. Banyak dari mereka tidak bisa mengendalikan kekuatan mereka dan kadang menjadi ancaman. Dari sifat dermawan dan murah hati ini, Profesor X dikenal sebagai salah satu karakter paling baik hati.

Profesor X tetap optimis meski tidak semua orang memiliki sifat yang baik. Ia terus memberikan bimbingan, bahkan kepada mereka yang pernah memilih jalan jahat. Sebagai contoh, ia berkali-kali bekerja sama dengan Magneto, musuh lamanya, dan terus memberinya kesempatan untuk berubah meski Magneto pernah hampir memusnahkan umat manusia.

Bagi Spider-Man, menjadi pahlawan berarti memikul tanggung jawab besar. Peter Parker sering melihat sisi terburuk manusia, tapi ia tetap percaya bahwa semua orang bisa berubah. Ia juga identik dengan sosok yang ceria dan melihat kebaikan dari setiap orang dan peristiwa.

Dalam film Spider-Man: No Way Home (2021), meski tahu para supervillain dari multiverse bisa membahayakan dunia, Peter tetap memilih untuk mencari cara menyembuhkan mereka agar bisa kembali ke dunia asal masing-masing dengan kesempatan hidup yang lebih baik. Sikapnya ini menunjukkan bahwa terhadap musuh sekalipun, Spider-Man tetap melihat harapan dan kebaikan. Saat tidak menjadi pahlawan super pun, ia dikenal suka membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Deadpool memang unik. Ia bisa sangat sinis terhadap dirinya sendiri, tapi justru murah hati terhadap orang lain. Ia hidup dalam "dunianya sendiri" dan cenderung menilai orang berdasarkan versinya sendiri tentang kebenaran.

Sebagai contoh, ia menganggap Wolverine sebagai sahabat terbaiknya walau Wolverine sering kasar, bahkan menyerangnya. Meski tidak pernah diperlakukan baik, Deadpool tetap yakin bahwa mereka bersahabat dan tidak ada yang bisa mengubah keyakinannya itu. Jangan lupakan sifat jenaka alami yang ia miliki. Ini membuatnya jadi salah satu karakter Marvel paling menyenangkan.

Sudah tidak asing lagi kalau Captain America masuk dalam daftar karakter Marvel yang paling baik hati. Cap adalah simbol moralitas dan harapan dalam Marvel. Steve Rogers selalu berpegang teguh pada prinsipnya, bahkan ketika dunia sedang kacau.

Sebagai pemimpin Avengers, Cap selalu jadi inspirasi. Ia tidak segan memaafkan masa lalu seseorang jika mereka sungguh-sungguh ingin berubah, contoh terbaiknya Bucky Barnes (Winter Soldier). Sahabat lamanya itu pernah menjadi pembunuh, tapi Cap tetap percaya Bucky bisa menebus kesalahan.

Waktu kecil, Ororo Munroe hidup sebagai pencuri di jalanan Kairo. Hidupnya berubah total ketika Profesor X memberinya kesempatan untuk menjadi bagian dari tim X-Men. Kesempatan itu ia manfaatkan sebaik mungkin. Alhasil, Storm tumbuh menjadi salah satu pemimpin paling kuat dalam sejarah X-Men.

Sepanjang perjalanannya, Storm pernah menjadi pengajar di sekolah mutan. Ia juga pernah bergabung dengan berbagai tim, seperti X-Men, Morlock, Marauders, X-Force, hingga Hellfire Club. Karena pernah diberi kesempatan untuk berubah, Storm pun selalu membuka diri untuk orang lain, bahkan kepada mantan musuhnya seperti Magneto, yang kini menjadi rekan seperjuangannya dalam Brotherhood of Arakko.

Thor dikenal sebagai sosok hati baik. Kalau tidak, ia tak akan layak mengangkat palu Mjolnir, yang hanya bisa digunakan oleh mereka yang berhati murni. Namun, kebaikan hatinya kadang membuat Thor terlalu mudah memaafkan, terutama terhadap orang-orang terdekatnya yang sudah sering menyakitinya.

Loki, contohnya, saudara laki-lakinya tersebut berulang kali mengkhianatinya, baik dalam komik maupun film MCU. Meski Loki terus-menerus membuat masalah, bahkan yang berbahaya, Thor tetap percaya pada Loki. Ayah mereka, Odin, juga tidak selalu bersikap adil pada Thor. Namun, baginya, keluarga selalu pantas diberi kesempatan kedua.

Dari berbagai kisah para pahlawan Marvel, kita bisa melihat bahwa kekuatan sejati bukan hanya soal otot atau kemampuan super, tapi juga hati yang besar dan keberanian untuk memaafkan. Mereka terus percaya pada kesempatan kedua, bahkan ketika dunia meragukannya. Nilai-nilai seperti harapan, empati, dan pengampunan inilah yang membuat mereka bukan hanya pahlawan di medan perang, tapi juga panutan dalam kehidupan.