Jadi Aktor Serba Bisa, Sylvester Stallone Sharing Pengalaman di Mola!

Pria bernama lengkap Michael Sylvester Gardenzio Stallone ini telah malang melintang di dunia akting sejak tahun 70-an. Namanya mulai melejit berkat perannya sebagai petinju bernama Rocky Balboa di film Rocky (1976). Kisah dalam film laga klasik ini pun ditulis sendiri oleh Sly, dan menjadi cetak biru film-film bertema “from zero to hero” dunia. 

Karena postur tubuhnya yang besar dan kekar, Sly muda pun mulai dilirik untuk membintangi film-film bergenre action. Beberapa film yang sukses ia bintangi adalah First Blood (1982) atau yang lebih dikenal dengan film Rambo, The Expendables (2010), Escape Plan (2013), dan Creed (2015). 

Gak cuma sebagai aktor, Sly juga aktif sebagai sutradara, penulis, dan produser. Debutnya sebagai sutradara dimulai lewat film Paradise Alley pada 1978.

Sylvester Stallone mengaku mencintai pekerjaannya sebagai aktor. Ia merasa sangat nyaman saat melakukan akting. Menurut Sly, ia bisa mencoba berbagai jenis peran, karakter, dan emosi yang ada di dalam diri seseorang.

“Saya sangat nyaman ketika sedang berakting. Saya bisa berdiri di depan cermin selama satu jam dan merekam apa yang sedang saya lakukan. Misalnya berpura-pura menjadi seorang penyanyi, berimajinasi menjadi seorang Superman, siswa yang pergi ke sekolah, dan sebagainya,” kata Sly.

Bukan hanya menunjukkan performa berakting di depan kamera, Sylvester Stallone juga menjadi otak di balik cerita film yang ia garap sebagai penulis naskah. Kepada Dino Patti Djalal, Sly mengaku kalau menulis adalah hal yang paling sulit. 

Namun baginya, menulis adalah kegiatan artistik yang benar-benar murni berasal dari pikirannya. Ketika sedang mengalami writer’s block, Sly mengatakan kalau dulu ia sering memukul rahangnya. Tapi hal itu sudah tak ia lakukan lagi.

“Jadi sekarang kalau mengalami writer’s block, saya hanya duduk di kursi dan memandangi selembar kertas selama beberapa saat. Kalau masih belum ada ide, saya baca buku atau mencari informasi di internet. Dan ide itu akan kembali dengan sendirinya,” aku Sly. 

Sly juga mengatakan kalau dahulu inspirasi menulisnya datang pada saat tengah malam hingga dini hari. Namun sekarang, ia mengaku kalau lebih suka menulis di pagi hari. Bahkan, cerita yang ditulis Sly saat malam dan pagi hari juga berbeda lho.

“Dulu saya selalu menulis pukul 03.00 atau 04.00 dini hari. Cerita yang saya tulis juga hasilnya lebih ‘dark’. Tapi ketika memasuki usia 35 tahun, saya mulai menulis di pagi hari. Dan saya merasa hal ini lebih baik,” katanya.

Siapa sangka kalau film Rocky digarap dalam waktu singkat Sylvester Stallone? Sly hanya membutuhkan waktu 3 hari untuk menulis naskahnya lho guys. Sementara syuting filmnya dilakukan dalam waktu kurang dari sebulan, yaitu hanya 28 hari. Kok bisa?

Sly mengatakan kalau dia bisa membuat naskah dalam 3 hari hanya dengan menentukan struktur film dan jalan ceritanya. Ia tak memikirkan dialognya akan seperti apa. Sly tahu bahwa hal ini akan membuat hasil akhirnya menjadi kurang maksimal karena ia harus memperbaiki naskah filmnya berulang kali. 

“Tapi dalam 3 hari itu saya sudah punya struktur filmnya seperti apa. Dan itulah hal yang paling penting. Jadi soal saya gak memikirkan soal dialog, yang utama adalah kerangka filmnya,” kata dia.

Okay guys, itu tadi rangkuman interview Dino Patti Djalal bersama Sylvester Stallone di program Mola Living Live, Jumat (21/1). Buat yang ketinggalan atau belum sempat nonton, kamu bisa menyaksikan tayangan ulangnya dengan streaming di aplikasi mobile Mola, situs Mola.tv, smart TV Mola, atau langsung klik di sini.

Mola Living Live selalu menghadirkan tokoh-tokoh sukses dunia yang bisa memberikan wawasan tentang dunia yang digelutinya. Kira-kira, siapa ya tamu yang bakal tampil di Mola Living Live berikutnya? Stay tuned! (WEB)