6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn Monroe

Antusiasme penggemar sangat tinggi sejak teasernya dirilis!

Tayang di Netflix pada 23 September 2022, Ana de Armas akan berperan sebagai Marilyn Monroe di film berjudul Blonde. Disutradarai oleh Andrew Dominik, Blonde mengilustrasikan kerumitan dan perang batin dalam diri Marilyn Monroe. Film ini mencampurkan fakta asli sejarah dengan narasi fiksional, serta mengeksplorasi kehidupan publik dan pribadi dari sosok ikon fenomenal, Marilyn Monroe.

Sebelumnya, sudah banyak film maupun serial TV Hollywood yang mengangkat kisah dari aktris legendaris ini, seperti The Secret Life of Marilyn Monroe (2015);The Mystery of Marilyn Monroe: The Unheard Tapes  (2022); Love, Marilyn (2012); Marilyn Monroe: The Final Days (2001); My Week with Marilyn (2011); dan Blonde (2001).

Namun, film ini akan dibuat dengan gaya yang jauh berbeda dari film-film sebelumnya. Film ini merupakan film multi-genre, yaitu biopik, drama, dan misteri. Berikut rangkuman fakta-faktanya.

1. Disebut-sebut akan menjadi salah satu performa terbaik Ana de Armas

https://www.youtube.com/embed/VnI2MyS6fgo

Semenjak teaser trailer-nya dirilis oleh kanal YouTube Netflix pada tanggal 17 Juni 2022, Blonde langsung memeroleh antusiame fans yang begitu tinggi, terbukti dari membeludaknya jumlah views pada teaser trailer tersebut. Belum mencapai satu minggu, teaser trailer nya sudah ditonton sebanyak 4,2 juta kali.

Komentar-komentar warganet secara dominan membahas cuplikan acting luar biasa dari Ana de Armas yang memerankan Marilyn Monroe. Hampir semua orang mengira-ngira bahwa performa Ana pada film ini akan mengantarkan dirinya pada nominasi ajang penghargaan film bergengsi, seperti Oscar. Ditambah lagi dengan transformasi fisik Ana de Armas yang hampir membuatnya tidak dapat dikenali, karena dibuat sangat mirip dengan Marilyn Monroe asli. 

Pantas saja jika Ana de Armas kerap menerima pujian, sebab karakter Marilyn Monroe dalam film ini disebut-sebut sebagai salah satu karakter tersulit untuk diperankan, selain dari karakter Princess Diana.

Sekilas saja, teaser trailer tersebut sudah membuat merinding. Saat Marilyn menghadap cermin dan mengatakan "don't leave me", ia menyiratkan bahwa dirinya memiliki 'sosok kepribadian lain' dan Marilyn membutuhkan 'sosok kepribadian lain' tersebut untuk hadir dan tidak meninggalkannya. Kemudian, tiba-tiba ia tersenyum kembali, yang menyiratkan bahwa 'sosok kepribadian lain' Marilyn 'sudah datang', setelah make up artist-nya yang bernama Alan Whitey (Toby Huss) berkata "she's coming".

2. Diadaptasi dari novel best-seller karya Joyce Carol Oates

6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn MonroeSampul Novel 'Blonde' karya Joyce Carol Oates (Dok. amazon.com)

Film ini diadaptasi dari novel best-selling karya Joyce Carol Oates yang terbit pada tahun 2000. Novel tersebut mengilustrastrasikan hidup Marilyn Monroe dari sudut pandang sang ikon itu sendiri. Novel yang ambisius ini mengalirkan inner voice dari Marilyn Monroe terhadap nasibnya yang diasosiasikan sebagai simbol seks di masa itu, yaitu pada era 1950-an sampain tahun 1962 yang merupakan tahun kematiannya. Tekanan yang Marilyn hadapi, di masa ketika tubuh wanita hanyalah suatu 'komoditas' yang dimanfaatkan demi 'profit' dari kalangan tertentu. Yang juga merupakan masa dimana kesetaraan gender belum marak diperjuangkan. 

Oates begitu terobsesi dengan teka-teki kehidupan Marilyn Monroe. Bahkan script asli dari buku novel tersebut jauh lebih panjang dibandingkan buku novel yang terbit. Dengan penelitian mendalam selama 2 tahun Oates mengeksplorasi sosok ikonis ini.

Dalam novel tersebut terdapat tiga persona dari Marilyn Monroe. Persona yang pertama adalah Norma Jeane Baker, yang merupakan nama asli dari Marilyn Monroe yang perlahan pudar setelah dirinya berhasil mendobrak industri perfilman Hollywood. Norma merupakan gadis lugu, yang bercita-cita menjadi aktris film. Norma memiliki rambut coklat ikal, dengan kecantikan alami, dan mampu memenangkan kontes kecantikan di California pada tahun 1941.

Persona yang kedua adalah Marilyn Monroe, yang merupakan sosok artifisial dengan rambut platinum blonde, bulu mata palsu, lipstik merah terang sensual, dan kostum seksinya. Seorang simbol seks yang bahkan benci akan dirinya sendiri. Hidup merana dalam budaya misoginis.

Kemudian persona yang ketiga adalah 'Blonde'. Pada masa itu, sosok wanita kelas atas kerap kali dicirikan dengan rambut pirang. Sosok yang menjadi beauty standard pada masa itu. Namun ironisnya, sosok rambut pirang pun juga marak diseksualisasikan dan kerap kali dijadikan objek dalam industri pornografi.

3. Film yang minim dialog

6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn MonroeAna de Armas dalam film 'Blonde' (instagram.com/ana_d_armas)

Andrew Dominik menjanjikan film yang minim akan dialog. Sehingga pemahaman penonton terhadap narasi film tersebut akan berpusat pada visualisasinya. Menurut wawancara Netflix Queue dengan Ana de Armas, setiap adegan pada film ini terinspirasi dari berbagai peristiwa dan foto-foto asli. 

Sebagai gambaran, film yang minim akan dialog contohnya adalah seperti film A Quiet Place (2018), atau seperti film The Artist (2011). Sehingga film ini akan fokus dengan interpretasi visual sebagai pengantar narasi utama.

Baca Juga: Blonde Segera Tayang, 7 Fakta Marilyn Monroe yang Gak Banyak Diketahui

4. Film akan ditayangkan dengan nuansa hitam putih

6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn MonroeCuplikan Teaser Trailer 'Blonde' (dok. YouTube.com/Netflix)

Sebenarnya film-film pada era 1950-an sudah mulai banyak yang berwarna. Namun karena film ini menangkap isi hati dan keadaan mental atau psikologis dari Marilyn Monroe, film ini dibuat dengan hitam putih untuk memberikan kesan kesuraman dan muramnya hidup Marilyn Monroe. 

Supaya tepat dalam menyiratkan bahwa dibalik kehidupan mewah dan glamornya, terdapat sosok yang membenci dirinya sendiri. Sosok yang mendambakan respect, yang ingin dianggap serius, dan bermartabat. Sosok yang ingin dilihat bakatnya, dan bukan sekadar paras cantik dan keseksiannya. Serta, sosok yang berulang kali terlibat dalam hubungan yang abusif.

5. Brad Pitt ikut memproduksi film ini

6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn MonroeBrad Pitt dan Sutradara Andrew Dominik (thefilmstage.com)

Brad Pitt yang biasa tampil sebagai pemeran, kali ini bekerja di balik layar. Brad Pitt memang memiliki hubungan yang panjang dan akrab dengan sang sutradara, Andrew Dominik. Selain Brad Pitt, film ini juga disutradarai oleh Dede Gardner, Jeremy Kleiner, Tracey Landon, dan Scott Robertson.

Awalnya, peran utama ini ditawarkan Brad Pitt ke Jessica Chastain, yang merupakan lawan mainnya pada film The Tree of Life (2011), namun Chastain tidak dapat melanjutkannya, kemungkinan karena sulitnya memerankan karakter Marilyn. Sebelumnya juga, Naomi Watts ditawari untuk berperan sebagai Marilyn, namun Watts juga tidak menyanggupinya.

6. Film dengan kategori NC-17 pertama dalam 10 tahun terakhir

6 Fakta Blonde, Film Netflix tentang Perang Batin Marilyn MonroeCuplikan Teaser Trailer 'Blonde' (dok. YouTube.com/Netflix)

Film ini merupakan film NC-17 pertama pada dekade ini. NC-17 merupakan indikasi yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu film memiliki sifat-sifat tertentu sehingga tidak dapat ditonton oleh orang dengan usia di bawah 17 tahun.

Netflix pernah menginstrusikan pada sang sutradara untuk mengurangi konten seksualnya. Meskipun demikian, film ini tetap diberi rating NC-17. Ketika diwawancari mengenai hal ini, sutradara Andrew Dominik mengatakan dengan tegas "It's a demanding film. If the audience doesn't like it, that's the f-king audience's problem. I'm not running for public office" , yang artinya "Ini adalah film yang banyak diminati. Kalau penonton tidak suka, ya itu urusan mereka. Aku bukanlah orang yang menjalankan perusahaan publik".

Film ini sebenarnya sudah sangat diantisipasi sejak 2021 lalu. Wajar saja jika kemunculannya menghasilkan antusiasme tinggi dari audience. Apalagi deretan bintang yang mengisi film ini tidak main-main. Ada Ana de Armas yang merupakan perempuan sejuta pria. Ditambah lagi banyaknya penggemar setia karya-karya Joyce Carol Oates, yang sudah menanti-nanti versi live action dari novelnya. Selain itu, film ini merupakan film dengan rating NC-17 pertama dalam 10 tahun terakhir, pasti membuat banyak orang penasaran. Jika kalian memutuskan untuk menonton di September mendatang, pastikan untuk lebih bijak dalam memilih tontonan, yah. Dan jangan lupa untuk menonton film sesuai kategori umur kalian.

Baca Juga: 10 Transformasi Ana de Armas di Film, Terbaru Jadi Marilyn Monroe

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya