5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang Mustahal

Mulai dari konsep pantang menyerah hingga toleransi

Kesuksesan dari film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022) sejak pertama kali ditayangkan bukanlah tanpa alasan. Selain karena akting para pemerannya yang mumpuni, juga terdapat banyak pesan moral yang dapat dipetik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: 5 Quotes Ikonik dari Srimulat: Hil yang Mustahal, Sarat Pesan Moral!

1. Keutamaan memiliki sikap rendah hati

5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang MustahalPesan dari Pak Teguh Slamet Rahardjo kepada para Anggotanya (instagram.com/idnpictures)

Para anggota Srimulat, khususnya Tarsan (Ibnu Jamil), sempat ditegur oleh ketua grupnya, Teguh Slamet Rahardjo (Rukman Rosadi), karena merasa diri mereka sudah terkenal dan terlihat memiliki star syndrome. Teguh (Rukman Rosadi) sangat menyayangkan sifat kemaki atau sombong yang dimiliki anggotanya tersebut. 

Star syndrome merupakan kecenderungan sifat yang merasa dirinya adalah 'bintang' dan lebih baik dari orang lain, ditandai dengan sifat angkuh dan meremehkan orang lain.

Teguh (Rukman Rosadi) kemudian menekankan bahwa hidup itu sifatnya sementara, apalagi hidup sebagai penghibur, kita tidak pernah tahu nasib apa yang akan menimpa kita ke depannya, maka dalam hidup haruslah midak lemah atau rendah hati, tidak merasa hebat sendiri, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang sehebat apapun dirinya, pasti membutuhkan uluran tangan orang lain. 

2. Mengajarkan konsep kerja keras dan pantang menyerah

5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang MustahalGrup Srimulat di Depan Lokasi Shooting untuk Penampilan Perdananya di Ibukota (instagram.com/mncp_movie)

Untuk dapat dikenal hingga ke Ibukota, grup lawak Srimulat harus menempuh perjuangan panjang yang melalui proses jatuh bangun, mulai dari perombakan konsep penampilan, kemerosotan finansial, hingga kehilangan satu per satu personilnya. Didirikan pada tahun 1950, para anggota grup lawak legendaris ini baru bisa mendapatkan pengakuan dari luar Jawa setelah 30 tahun berkarya. 

Dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022), konflik para personelnya satu per satu digambarkan dengan balutan komedi. Misalnya, Kabul  (Erick Estrada) yang tidak disukai karena lawakannya yang tidak lucu , harus bersusah payah menemukan ciri khas untuk perannya, sampai akhirnya dia dikenal dengan nama Tessy, yaitu laki-laki dengan style feminin yang terinspirasi dari pengamen laki-laki di pasar yang mengenakan busana dan makeup perempuan.

Ketidak piawaian para personil dalam berbahasa Indonesia juga merupakan suatu konflik besar. Pasalnya, untuk dapat tampil di Jakarta, harus menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, para personel Srimulat tidak menyerah. Mereka akhirnya memutuskan untuk belajar Bahasa Indonesia dengan orang asli Jakarta.

Baca Juga: 5 Pesan Menyentuh dari Film Komedi Srimulat: Hil yang Mustahal

3. Menjunjung nilai kekeluargaan dan kebersamaan

5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang MustahalKebersamaan para personil Srimulat (instagram.com/eri.carl)

Sebagai Maestro pertunjukan lawak tanah air, Teguh Slamet Rahardjo (Rukman Rosadi) dengan corak kepemimpinan kharismatiknya, terbilang sangat berhasil dalam menyatukan para personelnya yang masing-masing memiliki banyak perbedaan dan berlatar belakang pendidikan rendah.

Toto Asmuni (T. Rifnu Wikana), yang merupakan tangan kanan Teguh (Rukman Rosadi) dalam pengelolaan personel, menunjukkan sifat mengayomi, saling percaya, dan saling membantu pada film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022). Salah satunya tercermin dalam adegan saat dia menasihati Gepeng (Bio One) yang baru bergabung dalam grup. Gepeng (Bio One) diminta untuk harus berusaha membaur, beradaptasi, dan saling tolong menolong terhadap keluarga barunya (Srimulat) terlepas dari kekurangan dan kelebihan mereka.

Kesuksesan penampilan dari grup lawak legendaris ini tentu tidak luput dari peran kerjasama antar anggota. Dengan kerjasama yang baik, chemistry antar anggota dapat dibangun, sehingga penampilan pasti akan maksimal dan dapat dinikmati para penontonnya.

4. Mengajarkan nilai persatuan dan kesatuan

5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang MustahalSrimulat dengan kostum pentas (instagram.com/filmsrimulat)

Menapaki era keemasannya pada tahun 1980-an, Srimulat berperan besar dalam menyatukan masyarakat dari latar belakang berbeda lewat tayangan komedinya. 

Memiliki ciri khas tersendiri, merupakan syarat mutlak dari Teguh (Rukman Rosadi) untuk para personelnya. Dengan keberagaman anggota yang disatukan dan tampil di depan masyarakat, tentunya memberikan suatu simbol tersirat akan nilai persatuan. Materi yang dibawakan oleh Srimulat pun berpusat pada kehidupan keluarga, biasanya ada yang berperan sebagai Bapak, Ibu, Pembantu Keluarga, Anak, dan lain-lainnya, yang mana tidak mengandung unsur SARA, sehingga layak ditonton oleh semua masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Pada film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022), saat para personel Srimulat harus datang ke Ibukota, mereka digambarkan sangat terbuka terhadap perbedaan. Mereka bersedia belajar bahasa Indonesia dari orang suku asli Jakarta (Betawi). 

Selain itu, Gepeng (Bio One) dan Royani (Indah Permatasari), terlepas dari perbedaan budaya dan latar belakangnya pun, digambarkan pada film dapat menjalin hubungan romansa dengan baik. 

5. Pentingnya menjaga toleransi

5 Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Film Srimulat: Hil yang MustahalGepeng dan Basuki di Jakarta (instagram.com/mncp_movie)

Alih-alih memarahi Gepeng (Bio One) karena berulang kali menginterupsi para pelawak di panggung,Teguh (Rukman Rosadi) justru memberikan kesempatan pada Gepeng (Bio One) untuk menunjukkan kemampuannya dan ikut tampil di Jakarta. 

Ditambah lagi, sikap tenggang rasa Asmuni (T. Rifnu Wikana) saat dirinya memaafkan kesalahan Gepeng (Bio One) yang terlambat datang ke lokasi tampil. 

Dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022), terdapat beberapa adegan yang mengajarkan bahwa, manusia tidak lah ada yang sempurna, semua pasti melakukan kesalahan. Tugas kita adalah memberi maaf dan mengajari agar kesalahan serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Serta, semua orang berhak diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dengan kepercayaan dan keyakinan dari orang yang tepat, siapa saja pasti dapat berkembang pesat.

Demikian kurang lebihnya yang dapat dipelajari dari film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak 1 (2022), tentunya masih banyak lagi nasihat dan contoh sifat bijaksana yang dapat dipetik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Supaya lebih jelas dan tidak penasaran, segera nonton filmnya di bioskop-bioskop terdekat di daerahmu. Selamat Menonton!

Baca Juga: 9 Film Terbaik Teuku Rifnu Wikana, Ada Srimulat: Hil yang Mustahal

Tamara Puspita Ayu Photo Verified Writer Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya