Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

The Quiet Girl, Film Bersahaja dari Irlandia dengan Karakter Introver

film The Quiet Girl (dok. Inscéal/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Inscéal/The Quiet Girl)

Sebelum Academy Awards atau Oscar bergulir tiap tahunnya, para kritikus dan media ramai merilis prediksi nomine mereka masing-masing. Tentunya, prediksi tersebut punya potensi meleset dan justru muncul kejutan-kejutan tak terduga.

Seperti film independen berjudul The Quiet Girl yang ternyata berhasil meraih satu nominasi Academy Awards 2023 ini. Apa yang membuat film ini mencuri perhatian? Berikut beberapa poin menarik dari The Quiet Girl, film berbahasa Irlandia yang bersahaja. 

1. Balada seorang bocah introver yang diungsikan ke rumah kerabat oleh orangtuanya

film The Quiet Girl (dok. Curzon/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Curzon/The Quiet Girl)

Premis utama film The Quiet Girl sebenarnya sederhana. Kita akan langsung berkenalan dengan Cait, bocah perempuan pendiam yang tinggal bersama ayah, ibu, dan beberapa saudaranya. Lahir di tengah keluarga dengan banyak anak, Cait tidak mendapatkan perhatian cukup dari orangtuanya yang burnout dengan urusan mereka sendiri.

Tak tampak ikatan emosi yang terbentuk antara Cait dengan orang-orang di rumahnya. Hal tersebut tak jauh berbeda dengan di lingkungan sekolah. Cait lebih sering sendirian dan layaknya anak pendiam pada umumnya, cenderung dianggap aneh oleh teman-teman sebayanya. 

Saat hari kelahiran adik bungsunya sudah dekat, Cait kemudian dititipkan pada sepupu sang ibu, perempuan paruh baya bernama Eibhlin. Jadilah ia menghabiskan beberapa masa liburan musim panasnya di peternakan yang dikelola Eibhlin dan suaminya, Sean. 

2. Diadaptasi dari novela berjudul Foster karya penulis Irlandia, Claire Keegan

novel Foster yang diadaptasi jadi film The Quiet Girl (instagram.com/groveatlantic)
novel Foster yang diadaptasi jadi film The Quiet Girl (instagram.com/groveatlantic)

Ide cerita di atas ternyata hasil adaptasi dari novel pendek berjudul Foster yang ditulis Claire Keegan dan terbit pada 2009. Novel berjumlah kurang dari 90 halaman ini memenangkan David Byrnes Short Story Awards, sebuah penghargaan untuk karya sastra dengan kontribusi budaya di Irlandia. 

Keegan sendiri sering dikategorikan sebagai penulis novel sastra. Ini merujuk pada kepiawaiannya merangkai diksi yang estetik serta keputusannya fokus pada karakter ketimbang plot. Sejauh ini, Keegan sudah merilis empat novel. Foster adalah buku ketiganya. 

3. 90 persen dialognya menggunakan bahasa Gaelik Irlandia

film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)

Persis dengan versi novelnya, The Quiet Girl berlatarkan tahun 1980-an di County Waterford, sebuah kabupaten di Irlandia. Melansir laman resmi pemerintah Waterford, bahasa Gaelik Irlandia masih banyak dipakai sebagai media komunikasi sehari-hari di wilayah mereka. Beda dengan kota-kota besar di Irlandia yang mayoritas penduduknya sudah mengadopsi bahasa Inggris dengan aksen. 

Realita ini pula yang dipotret dalam film Irlandia tersebut. Hampir seluruh dialognya menggunakan bahasa lokal. Hanya beberapa patah kata dalam bahasa Inggris yang terdengar, kebanyakan dari dialog sang ayah, beberapa guru di sekolah, dan suara samar televisi yang menyala. 

4. Film berbahasa Irlandia pertama yang rengkuh nominasi Oscar

film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)

Fakta ini membuat The Quiet Girl memecahkan rekor sebagai film berbahasa Irlandia pertama yang berhasil merengkuh nominasi Oscar. Sesuai dengan status ini pula, sinema karya sutradara Colm Bairéad disertakan dalam kategori Film Fitur Internasional bersama beberapa film berbahasa non-Inggris lain macam Close (Belgia), All Quiet on the Western Front (Jerman), Argentina1985 (Argentina), dan EO (Polandia). 

Bahasa Irlandia atau Gaelik Irlandia memang belum masuk kategori bahasa yang hampir punah. Namun, penggunanya terus berkurang seiring dengan masifnya penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama. Ini yang jadi perhatian Peter McGee dalam tulisannya, "Endangered Languages: The Case of Irish Gaelic" dalam jurnal Training, Language and Culture. 

Menurut risetnya, keengganan orang-orang Irlandia menggunakan dan melestarikan bahasa Gaelik disebabkan adanya afiliasi politik di masa lalu. Pada era perjuangan kemerdekaan dan perang sipil pada awal abad ke-20, aktivis dan tokoh politik menggunakan bahasa tersebut untuk kepentingan tertentu, terutama mempromosikan nilai-nilai nasionalis dan patriotisme ekstrim. 

Kehadiran film The Quiet Girl atau An Cailín Ciúin diharapkan bisa mengubah stigma tersebut. Bukan tidak mungkin, bahasa lokal tersebut jadi soft power yang potensial dan berkonotasi positif untuk Irlandia layaknya bahasa Korea saat ini. 

5. Tontonan segala usia yang bersahaja, momen manis sebelum disrupsi teknologi melanda

film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Irish Film Institute/The Quiet Girl)

Menonton The Quiet Girl seperti mengingatkanmu pada momen menikmati tayangan liburan sekolah. Saat itu, televisi akan memutar film-film keluarga yang bisa dikonsumsi segala usia, bebas adegan eksplisit dan sumpah serapah. 

Dengan latarnya yang lawas, era 1980-an, kita akan dibawa kembali ke masa di mana disrupsi teknologi belum eksis. Liburan dihabiskan bersama mainan dan benda-benda nonelektronik. Latar pedesaannya yang anggun menyempurnakan tipe liburan ala filosofi hidup lambat yang tenang.

Film ini setipe dengan Anne of Green Gables (1985), The Adventures of Huck Finn (1993), atau mungkin yang lebih baru Bridge of Terabithia (2007) dan Flipped (2010). Jenis film coming-of-age yang kalem dan bersahaja. 

6. Film dengan lakon introver yang mengajarkan kita keberagaman spektrum kepribadian manusia

film The Quiet Girl (dok. Curzon/The Quiet Girl)
film The Quiet Girl (dok. Curzon/The Quiet Girl)

Film ini bisa juga mengingatkanmu pada The Way Way Back (2013). Keduanya sama-sama mendapuk seorang introver sebagai lakon. Hal yang cukup jarang dilakukan mengingat banyak asosiasi negatif yang melekat pada introversi. 

Cait dalam The Quiet Girl  berhasil ditampilkan Colm Bairéad sebagai representasi para introver, terutama yang berada pada fase anak-anak. Secara tidak sadar, masyarakat menaruh ekspektasi khusus pada anak-anak untuk aktif, selalu menunjukkan antusiasme, dan ceria.

Hal tersebut tentu jadi tantangan tersendiri untuk pemilik kepribadian introver yang lebih menyukai ketenangan dan cenderung berpikir sebelum bertindak. Dilema tersebut terpampang nyata dalam sosok Cait. 

Ini membuat film nomine Oscar ini memiliki nilai plus ketika ditonton anak-anak maupun dewasa. Sama seperti representasi keragaman kultural yang kini digaungkan, produk budaya juga perlu menampilkan berbagai spektrum kepribadian manusia. 

Membaca sinopsis dan ulasan di atas tak akan memberikan kepuasan yang sama layaknya menonton langsung. Silakan buktikan sendiri kekuatan ceritanya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us