Coba kamu para generasi 90-an, acungkan jari bagi yang sudah pernah main video game Rampage! Video game keluaran Midway Games yang sempat populer pada era 80 dan 90-an ini memang ikonik banget.
Tahun ini Warner Bros meluncurkan film adaptasi dari game populer tersebut. Gak tanggung-tanggung, Dwayne "The Rock" Johnson didapuk jadi pemeran utamanya. IDN Times sudah menyaksikan langsung film blockbuster ini dan menemukan 7 kelebihan dan kekurangan dari film Rampage.
Di Hollywood pun sedang ngetren film-film yang membangkitkan rasa nostalgia. Sebut saja Ready Player One, dan Jumanji yang juga berkutat soal game dan film jadul. Rampage ikut serta bikin kita mengenang masa kecil saat game ini ramai dimainkan di arcade dan berbagai konsol.
Sepanjang film Rampage dipenuhi dengan berbagai aksi seru dan memompa adrenalin. Mulai dari detik awal saat terjadi kegagalan eksperimen di satelit luar angkasa, sampai ketika Chicago diserang tiga monster mutan; George si gorila, Ralph si serigala, dan Lizzie si reptil.
Digarap oleh studio besar seperti New Line Cinema dan di-backup oleh sejumlah studio keren lain, gak kaget kalau efek visual yang ditawarkan Rampage bisa memukau. Mulai dari skala kehancuran yang diakibatkan para monster, sampai adegan pertarungan brutal di antara mereka, semuanya tampak keren.
Ada sejumlah penyesuaian dalam adaptasi film ini, George yang di game berbulu cokelat jadi albino agar lebih mencolok. Begitu pula dengan dua monster lainnya, diberi warna yang lebih alamiah.
Oh iya, kalau di game tiga raksasa ini hasil percobaan terhadap manusia, namun di film semuanya berasal dari hewan yang terkena mutasi patogen akibat hasil percobaan senjata biologis.
Salah satu yang paling menyita perhatian saya dalam film ini adalah latar belakang kisah antara George si gorila albino dan jagoan utama kita Davis Okoye, ahli primata yang diperankan oleh The Rock. Boleh dibilang kisah antara keduanya yang paling bisa menggugah perasaan selama menyaksikan Rampage.
Cerita George dan Davis menggambarkan persahabatan antara hewan dan manusia. Selain itu juga membuat kita sadar akan egoisnya manusia yang selalu merusak alam demi kepentingan pribadi.
Sayangnya film Rampage gak sempurna. Sepanjang film kamu bakal ketemu banyak penjelasan berlebihan padahal momen itu bisa dipakai untuk lebih mengembangkan cerita.
Selain itu juga terlalu banyak pihak antagonis yang hanya membuat jenuh cerita. Padahal kan kita ingin fokus terhadap bagaimana efek kehancuran dari tiga monster titan itu, bukan intrik politik yang berlangsung di antara para manusianya.
Buat kamu yang sangat detail dalam memerhatikan cerita, harap sabar karena film ini bakal memiliki beberapa plot hole yang bikin gemas. Akting sebagian dari cast juga terkesan datar dan tidak memberi kesan lebih.
Pada akhirnya film Rampage hanya terkesan sebagai ajang menghancurkan infrastruktur Chicago tanpa ada dampak yang lebih menggetarkan perasaan penonton. Selepas selesai nonton, saya hampir tak ingat masalah penting apa yang ditawarkan film ini selain aksi-aksi ganas nan brutal dari para monster.
Itulah tadi 7 kelebihan dan kekurangan dari film Rampage yang dibintangi Dwayne Johnson. Seru kok untuk disaksikan bersama teman atau keluarga, tapi jangan mengharapkan cerita yang terlalu mendalam ya! Rampage memang ditujukan untuk jadi blockbuster yang penuh aksi dan menghibur, bukan jadi film inspiratif. Saksikan aksi George dan Davis di bioskop terdekat ya!