Tim Produksi Sebut Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian Bukan Film TNI

Jakarta, IDN Times - Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian merupakan film yang diangkat dari kisah nyata. Film ini diadaptasi dari biografi Agus Subiyanto berjudul "Believe – Faith, Dream, and Courage". Kisahnya mengikuti kehidupan tentara bernama Agus yang berusaha menghadapi peperangan sama seperti ayahnya.
Dalam proses produksinya, tim produksi menggaet TNI untuk terlibat dan terjun langsung ke lokasi syuting. Namun, sutradara dan produser menegaskan kalau film ini bukan tentang TNI saja. Bagaimana selengkapnya?
1. Produser Celerina Judisari bantah Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian adalah film TNI

Film ini diangkat dari buku biografi Agus Subiyanto dan melibatkan TNI dalam proses pembuatannya. Produser Celerina Judisari kemudian meluruskanbahwa film ini bukan mengglorifikasi TNI, tetapi meminta para tentara untuk menjaga akurasi dan kredibilitas dari dunia militer yang jarang orang ketahui.
"Nah kalau dari situ (buku biografi) kan sebetulnya itu cuma sebagian dari perjalanan seorang Pak Agus Subiyanto. Untuk bisa mengembangkan menjadi sebuah story sekitar 110 menit, harus ada pengembangan lainnya. Saya juga cuma menjadi saksi di satu bagian kecil sehingga kami berkomunikasi," ujar Produser Celerina Judisari dalam konferensi pers pada Selasa (3/6/2025).
Produser yang akrab disapai Ai ini kembali menegaskan, "Jadi jangan salah persepsi. Kita dengan TNI itu adalah sinkronisasi. Bagaimana mensinkronikan cerita yang benar dan prosedur yang benar. Karena kayak kita misalnya taruh pangkat aja kelihatannya simple, tapi itu matters, lho karena kita mau autentik."
2. Sutradara Rahabi Mandra belajar dari kesalahan di film sebelumnya

Sementara itu, Rahabi Mandra yang menjadi salah satu sutradara di film ini mengungkapkan pentingnya berkonsultasi dengan para ahli. Ia belajar dari film Kadet 1947 yang juga bersinggungan dengan militer.
Lewat pengalamannya, Rahabi menjelaskan, "Ternyata banyak yang kita gak tahu sebagai manusia, sebagai sutradara terhadap temanya. Jadi, jangan karena kita udah pernah putus cinta terus kita ngerti terus langsung mau bikin film tentang putus cinta. Itu masih banyak dimensinya."
"Nah apalagi seperti ini, banyak sejarahnya, banyak teknis-teknis militernya gak ngerti sama sekali. Jadi harus nempel sama TNI gitu. Minta advice-nya rajin banget sih. Justru karena tegang sama takutnya justru kita cari-cari gitu. Ya perkarasenapan, ledakan seperti apa," lanjutnya.
3. Sutradara Arwin Tri Wardhana tegaskan TNI hanya jadi penasihat militer

Arwin Tri Wardhana yang juga duduk di bangku sutradara untuk film Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian ikut meluruskan isu yang beredar. Ia menuturkan peran TNI di film ini hanya sebagai penasihat belaka.
"Pergerakan dari tahun 1975 sampai pergerakan dari tahun yang 1995 pun beda gitu. Cara nyerangnya beda. Cara megang senjata. Cara megang senjata, segala macem. Gesturnya. Cara nembaknya aja beda tuh dari 1975 sampai 1995 lah. Jadi sama-sama apa yang kita butuhkan mereka kasih. Mereka lebih kayak advisor secara teknis lah dalam urusan ketentaraan," ungkap Sutradara Arwin.
Buat yang penasaran seheboh apa medan perang yang diciptakan Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian, kamu bisa menyaksikan filmnya di bioskop pada 24 Juli 2025 mendatang.