[REVIEW] Demon Slayer Season 2—Pertarungan Makin Epik!

Petualangan Tanjiro dan kawan-kawan jadi semakin berbahaya

Sukses dengan musim pertama dan film pertamanya, antusiasme penggemar anime memang benar-benar meledak tatkala musim kedua dari anime Demon Slayer ditayangkan. Dengan mengadaptasi ulang Mugen Train arc dan Entertainment District arc, petualangan Tanjiro dalam menjadi pemburu iblis akhirnya kembali berlanjut.

Dengan total delapan belas episode, musim kedua kali ini menjadi semakin menarik karena Tanjiro dan kawan-kawannya akan berhadapan langsung dengan salah satu iblis Uppermoon, nih. Dengan tamatnya musim kedua, penulis akan berbagi pendapat dan ulasan yang mungkin akan membantumu jika belum menonton musim kedua dari anime ini. Penasaran? Yuk, kita simak review Demon Slayer Season 2 di bawah!

1. Mengadaptasi ulang versi film Mugen Train dan Entertainment District arc

[REVIEW] Demon Slayer Season 2—Pertarungan Makin Epik!Zenitsu, Tanjiro, dan Inosuke menyamar sebagai perempuan di Distrik Yoshiwara. (dok. ufotable/Demon Slayer Season 2)

Musim kedua dari Demon Slayer tampaknya kembali mengadaptasi Mugen Train arc pada paruh awal cerita. Mengingat Mugen Train arc juga sudah diadaptasi menjadi film pada Januari 2021 lalu, tidak ada perbedaan yang spesifik dari versi serial anime dengan versi filmnya, kecuali adegan sebelum Kyojuro Rengoku memasuki kereta api Mugen. Penulis sudah sempat menulis ulasan untuk Demon Slayer the Movie: Mugen Train, oleh karena itu kita akan langsung mengulas cerita dari Entertainment District arc. Untuk review Demon Slayer the Movie: Mugen Train selengkapnya, kamu bisa lihat di sini.

Entertainment District arc sendiri dimulai dari menghilangnya ketiga istri sang Pilar Suara, Tengen Uzui yang sedang menjalankan misi pengintaian di Distrik Yoshiwara. Karena kehilangan kontak dengan para istrinya, Tengen kemudian mencari rekan di kediaman Shinobu Kocho untuk menemaninya ke Yoshiwara. Pada akhirnya, Tanjiro, Zenitsu, dan Inosuke pun terlibat dalam misi baru bersama Tengen ke distrik Yoshiwara.

Distrik Yoshiwara punya predikat sebagai distrik merah dengan prostitusi merajalela di setiap sudut tempat ini. Distrik yang paling aktif pada malam hari menjadi tempat yang cocok sebagai persembunyian iblis. Karena khawatir akan adanya ancaman lebih besar, seperti iblis Uppermoon di sana, ketiga istri Tengen, yaitu Makio, Hinatsuru, dan Suma, pun mengintai dan menyamar sebagai oiran di distrik tersebut. Namun, tiba-tiba, mereka berhenti berkabar kepada Tengen.

Sampai di Yoshiwara, Tanjiro, Zenitsu, dan Inosuke pun harus menyamar sebagai perempuan untuk dijual ke rumah-rumah bordil tempat istri Tengen menyamar. Meski secara samar, mereka mulai mencurigai salah satu oiran terkemuka dari rumah bordil Kyogoku, yaitu Warabihime. Ia memiliki paras yang anggun, tetapi kerap berlaku angkuh dan kasar pada semua orang. Selain sifatnya yang buruk, ia dicurigai menjadi pelaku dari hilangnya banyak perempuan di distrik tersebut. 

Kecurigaan ketiganya memang tidak salah. Warabihime memang adalah seorang iblis yang bernama Daki dan memiliki pangkat yang tinggi sebagai iblis Uppermoon nomor enam. Ia telah memangsa banyak perempuan yang ia anggap mengancam kariernya dan telah membunuh setidaknya tujuh pilar pemburu iblis. Tanjiro bersama Zenitsu, Inosuke, dan Tengen harus mengalahkan Daki agar ia tidak semakin membahayakan banyak nyawa di Yoshiwara. 

Untuk musim kedua Demon Slayer, alur cerita yang mengadaptasi Entertainment District arc memang dibuat dengan sangat apik. Tanjiro akhirnya mengambil langkahnya untuk berhadapan langsung dengan salah satu bawahan elite Muzan Kibutsuji. Kali ini pun, Tanjiro dan kawan-kawan juga mengalami berbagai situasi yang sulit dan mendesak demi mengalahkan Daki dan kakaknya Gyutaro. Seperti musim sebelumnya, cerita pada Entertainment District arc pun tak melulu hanya diberikan adegan aksi yang hebat saja. Ada beberapa adegan memilukan. Tanjiro dan Nezuko kembali mengingat kematian saudara dan ibunya. Hal tersebut memberikan mereka kekuatan untuk bertarung. 

Di satu sisi, penulis agak menyayangkan selipan humor dalam anime Demon Slayer yang agak garing. Tak hanya bagi penulis saja, para penonton lainnya juga kadang mengeluhkan candaan yang dilontarkan oleh para karakter yang memang terkesan canggung.

2. Penjahat baru yang gak kalah kejam dari iblis sebelumnya

[REVIEW] Demon Slayer Season 2—Pertarungan Makin Epik!Daki dan Gyutaro (dok. ufotable/Demon Slayer Season 2)

Jika kita berbicara mengenai penjahat utama yang dihadapi oleh Tanjiro di musim kedua Demon Slayer kali ini, karakter Daki memang cukup menarik untuk dibahas. Ia pertama kali diperkenalkan sebagai oiran kelas atas dengan nama Warabihime. Selama bertahun-tahun, Daki telah menjadikan Yoshiwara sebagai tempat persembunyiannya dan memangsa banyak perempuan di sana. Para perempuan yang menghilang pun tidak pernah menimbulkan kecurigaan yang begitu besar. Mereka hanya dianggap kabur karena utang ataupun bunuh diri karena pekerjaan. Inilah yang membuat Daki menjadi semakin leluasa untuk memangsa para perempuan di distrik ini. Apalagi, rasa iri hati membuatnya hanya memangsa perempuan yang ia anggap cantik dan mengancam kariernya sebagai oiran

Meskipun hidup bertahun-tahun sebagai iblis, Daki masih mempertahankan sikapnya yang kekanak-kanakan. Tidak mengherankan karena ia diubah menjadi iblis pada usia yang cukup belia. Ia begitu kasar dan tak segan untuk menyakiti orang yang tidak menurutinya. Daki juga memiliki rasa percaya diri yang terlampau tinggi dan kerap merendahkan lawannya. 

Di sisi lain, Daki bukanlah satu-satunya iblis yang menyandang gelar Uppermoon keenam. Kakaknya, Gyutaro, hanya akan keluar ketika adiknya terdesak. Hal ini yang menjadi ancaman paling serius sejauh ini. Selain membuat para pemburu iblis kewalahan dengan kekuatan dan kecepatannya, Gyutaro juga memiliki racun mematikan pada senjatanya yang berbentuk sabit. Seolah belum cukup, dua bersaudara ini hanya bisa dikalahkan dengan cara memenggal kepala mereka secara bersamaan sehingga para pemburu iblis harus mengerahkan seluruh titik darah penghabisan untuk bisa menang. 

Baca Juga: 5 Pedang Nichirin Milik Hashira Terkuat dalam Seri Demon Slayer

3. Animasi dan pertarungan yang epik kembali dibuat sempurna oleh ufotable

[REVIEW] Demon Slayer Season 2—Pertarungan Makin Epik!Tengen Uzui (dok. ufotable/Demon Slayer Season 2)

Entertainment District arc menjadi salah satu cerita yang paling ditunggu-tunggu penggemar untuk diadaptasi menjadi anime karena banyaknya adegan pertarungan yang epik. Well, Studio ufotable tampaknya kembali memberikan usaha maksimalnya dalam menggarap musim kedua kali ini. Seolah gak mau kalah dengan musim pertama dan filmnya, animasi dalam musim kedua bahkan dibuat lebih baik lagi. 

Adegan pertarungan dalam anime Demon Slayer memang cukup unik dan intens karena animasi memanfaatkan sudut pandang penonton, yang seolah ikutan bertarung. Selain jago dalam memainkan angle kamera, tempo pertarungan yang berubah-ubah membuat adegan pertarungan juga jadi semakin seru. Dari segi desain dan animasi, Demon Slayer musim kedua memang melebihi ekspektasi dan kembali mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu anime terbaik bagi penggemar tahun ini.

4. LiSA dan Aimer menjadi pengisi lagu pembuka dan penutup Demon Slayer Season 2

https://www.youtube.com/embed/tLQLa6lM3Us

LiSA telah menyanyikan lagu-lagu epik untuk anime ini sejak musim pertama. Pada musim kedua anime Demon Slayer, Lisa kembali mengisi lagu pembuka dan penutup pada Mugen Train arc. Dengan lagu pembuka berjudul "Akeboshi" dan lagu penutup berjudul "Shirogane", suara LiSA yang khas memang menjadi ikon tersendiri untuk anime Demon Slayer

Namun, tak hanya LiSA saja yang mengisi theme song untuk musim kedua kali ini. Pada Entertainment District arc, Aimer juga mengisi lagu opening dan ending yang gak kalah epik, lho. Aimer mampu merepresentasikan meriahnya Entertainment District arc dengan lagu "Zankyosanka" sebagai pembuka. Sementara, untuk lagu penutup, Aimer menyanyikan lagu "Asa ga Kuru" yang lebih sendu. Tak diragukan lagi, hadirnya LiSA dan Aimer, yang begitu populer karena mengisi banyak lagu anime, juga menjadi poin plus. Mereka membuat banyak penggemar makin menikmati serial anime ini. 

5. Haruo Sotozaki kembali menggarap Demon Slayer Season 2 dengan totalitas

[REVIEW] Demon Slayer Season 2—Pertarungan Makin Epik!Tanjiro Kamado (dok. ufotable/Demon Slayer Season 2)

Haruo Sotozaki kembali didapuk menjadi sutradara setelah sukses menggarap musim pertama dari Demon Slayer. Penyutradaraan dari Sotozaki kali ini pun memang tak mengecewakan mengingat Demon Slayer musim kedua bahkan tampil lebih memukau dari musim sebelumnya. Meskipun berposisi sebagai sutradara, Sotozaki rupanya ikut terlibat dalam pengerjaan storyboard sekaligus menjadi animation director dan unit director pada musim kali ini. 

Meskipun sempat kontroversial karena serial kali ini mengangkat cerita dengan isu yang cukup eksplisit, seperti prostitusi dan poligami, Sotozaki kembali membuktikan jika dua hal tersebut bukanlah menjadi fokus dalam serial ini. Berkat kerja keras dari Sotozaki dan seluruh staf yang terlibat, Demon Slayer musim kedua mendapatkan respons yang makin positif dari penggemar setiap minggunya karena menyajikan alur cerita dalam manga melebihi ekspektasi. 

Demon Slayer musim kedua akhirnya tamat dengan memuaskan. Anime ini menjadi salah satu anime dengan kualitas grafik terbaik dari anime-anime laga lainnya yang sudah penulis tonton sejauh ini. Selain juara dalam desain dan animasi, eksekusi cerita, musik, dan penyutradaraan juga dibuat dengan sangat baik. Hal ini membuat anime Demon Slayer jadi semakin berkesan. Jadi, penulis gak akan ragu untuk memberikan skor 5/5 untuk anime garapan ufotable ini. Bersamaan dengan tamatnya musim kedua, serial Demon Slayer pun telah dikonfirmasi akan segera berlanjut ke musim ketiga dengan mengadaptasi cerita Swordsmith Village arc. Kita tunggu kelanjutannya sama-sama, ya!

https://www.youtube.com/embed/Jd_B6ox3qGc

Baca Juga: [REVIEW] Demon Slayer Season 1—Pertarungan para Pembasmi Iblis

Trisnaynt Photo Verified Writer Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya