5 Hal Terlarang yang Tidak Boleh Dilakukan Perempuan di Masa Lalu

Hari ini, perempuan memiliki derajat yang hampir sama dengan laki-laki. Bukan hanya itu, beberapa negara dunia bahkan sudah menganut kesetaraan gender, di mana perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Di mana perempuan bisa menjadi apa pun, dan melakukan apa pun tanpa terikat dengan gender mereka.
Namun hal yang berbeda akan kamu temukan jika kembali ke puluhan tahun yang lalu. Boro-boro kesetaraan gender, perempuan justru disodori setumpuk aturan yang tidak boleh dilanggar. Dilansir Bright Side, berikut lima hal terlarang yang tidak boleh dilakukan perempuan di masa lalu, apa aja?
1. Memberikan suara pada pemilihan umum

Sebelum tahun 1920, orang-orang terutama para laki-laki beranggapan jika perempuan memiliki mental yang lebih lemah, dan tidak siap secara mental untuk memilih. Karena alasan tersebut, sejumlah negara melarang perempuan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Mereka bukan hanya tidak boleh maju jadi kandidat, tapi juga memberikan suaranya saat pemilihan umum tiba. Semua berubah ketika Amandemen Konstitusi ke 19 Amerika Serikat disahkan, dimana salah satu isinya memperbolehkan perempuan untuk memberikan suaranya dalam pemilihan umum.
2. Memakai celana seperti laki-laki

Perempuan memakai celana jeans atau model celana lainnya adalah pemandangan yang biasa saat ini. Namun percayakah kamu, kalau dulu memakai celana adalah tindakan ilegal? Di tahun 1800-an hingga awal 1900, celana hanya digunakan oleh laki-laki. Perempuan yang menggunakan celana tidak bisa diterima secara sosial, bahkan dianggap sebagai pemberontakan.
Saat Perang Dunia I berlangsung, banyak perempuan bekerja untuk menggantikan suami mereka yang pergi ke medan perang. Nah karena penggunaan rok dianggap terlalu berat dan merepotkan, para perempuan mulai memakai celana ke tempat kerja.
Pada akhir 1920-an, para desainer pakaian seperti Coco Channel berlomba-lomba memasukkan celana sebagai bagian dari koleksi mereka.
3. Tetap bekerja saat hamil

Memiliki anak setelah menikah menjadi impian banyak pasangan. Sayangnya tidak semua orang bahagia dengan kabar ini. Sebelum tahun 1964, seorang pekerja perempuan akan kehilangan pekerjaannya segera setelah dia dinyatakan hamil.
Jika dia sedang mencari pekerjaan, maka dia akan ditolak di mana pun karena kondisinya yang sedang berbadan dua. Semua berubah ketika Undang-Undang Diskriminasi Kehamilan Amerika Serikat disahkan tahun 1978, di mana perempuan bisa bekerja bahkan hingga bulan terakhir kehamilannya. Mereka juga akan mendapatkan cuti melahirkan, dan kembali bekerja setelah beberapa bulan.
4. Membuka rekening bank dan kartu kredit

Bukan hanya soal pakaian dan pekerjaan, perempuan juga tidak bisa membuka rekening atau memiliki kartu kredit sendirian. Di tahun 1970, perempuan yang ingin membuka rekening atau memiliki kartu kredit harus datang bersama suaminya ke bank. Suaminya jugalah yang akan menandatangani semua surat, dan membantu memenuhi semua persyaratan yang ada.
Jika perempuan itu belum menikah, maka ia wajib datang bersama ayah atau saudara laki-lakinya. Tanpa kehadiran laki-laki, pihak bank tidak akan mengabulkan permintaan nasabah perempuan, bahkan jika dia sudah memenuhi semua persyaratan yang ada.
5. Memiliki paspor atas nama sendiri

Sebelum menikah, perempuan Amerika di tahun 1920-an bisa memiliki paspor atas namanya sendiri. Namun hak istimewa ini akan dicabut ketika dia menikah. Sebagai gantinya, perempuan dapat memiliki paspor bersama suaminya. Hal ini secara otomatis membuat perempuan tidak bisa pergi ke luar Amerika Serikat tanpa didampingi oleh suaminya.
Tidak tahan dengan aturan ini, seorang perempuan bernama Ruth Hale mengajukan petisi untuk mengubah aturan ini pada 1917. Setelah 20 tahun berjuang, Ruth dan perempuan Amerika lainnya diperbolehkan memiliki paspor atas namanya sendiri pada 1937.
Diskriminasi gender memang menjadi masalah puluhan tahun yang lalu. Hal itu terbukti dari banyaknya larangan bagi perempuan. Untungnya, semua larangan ini tidak lagi berlaku sekarang!