6 Alasan Kenapa Bulan Ramadan Pantas Dirindukan

Pada bulan suci, kita saling berlomba melakukan berbagai kebaikan. Melaksanakannya dengan semangat dan rasa antusias. Ada perasaan bahagia yang tidak mungkin tergambar oleh kata. Mungkin kebahagiaan itu adalah perwujudan dari keberkahan, ampunan dan rahmat Tuhan.

Ketika berpuasa, kita ikut merasakan kelaparan dan dahaga, merasakan keseharian yang dialami oleh teman-teman kita yang kurang beruntung, mereka yang memahami bahwa nasi di atas piring adalah benda berharga. Berpuasa memberitahu kita tentang persaudaraan, dan saling berbagi adalah hal indah.

Tarawih sesaat setelah berbuka, bangun malam hari untuk mengadu pada Tuhan, membaca pedoman Allah dalam Alquran atau berdo' dengan penuh pengharapan adalah sebarisan ritual wajib di bulan suci Ramadan.

Tidak seperti bulan lainnya. Bulan puasa menyulap tayangan TV menjadi tayangan yang berisi hal-hal positif. Sebarisan iklan yang menceritakan tentang indahnya hari kemenangan, berbagi dan moralitas sebagai manusia.

Para petinggi pemerintahan saling bergantian mengucap mohon maaf lahir dan batin. Serta berita gosip berkurang bagai panu dioles salep.

Begitupun dengan beberapa media sosial. Beranda berubah seketika menjadi halaman yang dipenuhi status-status bijak, penuh hikmah, kisah-kisah hebatnya Islam dan inspirasi Islami. Semua itu seperti suara indah yang mampu menenangkan jiwa.

Ramadan tiba, saatnya menjalin silaturahim dengan teman jauh yang sudah lama tidak bertemu. Buka bersama menjadi ajangnya. Ssemua bisa berkumpul bersama, entah itu teman SD, SMP, SMA atau kuliah.

Ketika melakukan ritual bukber (Buka bersama), selalu ada rasa haru dan tawa. Alhasil, kita menyadari bahwa bulan Ramadan memang bisa menyatukan yang terpisah dan menghangatkan yang kesepian.

Menjelang hari kemenangan, Idul Fitri, berkumpul bersama keluarga besar menjadi kenikmatan yang tak tergantikan. Melakukan ibadah bersama-sama, bersantap sahur dan berbuka sambil menceritakan setiap hal, menyiapkan sajian untuk lebaran dan ritual saling bermaafan tak pernah terlewat tanpa tetesan air mata. Sejenak pikiran terasa ringan tanpa beban kehidupan.

Sesukses apapun kariermu, sejauh apapun langkahmu, keluarga adalah tempat yang tepat untuk pulang. Mereka sangat mengenal dirimu. Tahu seperti apa masa kecilmu, paham proses apa yang telah kamu lewati, tentang jodoh, masalah sifat dan sikapmu. Tak perlu diceritakan. Mereka sudah tahu masalah apa yang sedang kamu hadapi.

Bukan bulan Ramadan namanya kalau tanpa kehadiran tradisi buka bersama, sahur keliling, kuliah shubuh, mendengarkan kultum, ngabuburit atau tarawih selepas berbuka puasa.

Selain itu, barisan pedagang yang menjajakan barang dagangan khas bulan puasa seperti petasan, kembang api dan berbagai makanan takjil.

Ada saatnya kita menghadapi permasalahan dengan sesama manusia, sehingga ada keretakan sebab ego atau kesalahpahaman. Namun begitu Idul Fitri tiba, saat itu menjadi waktu yang tepat untuk meminta maaf dan membenahi keretakan yang pernah terjadi, dan mengikat kembali tali yang terputus.

Demikian adalah enam alasan kenapa bulan Ramadan layak dirindukan. Mungkin pembaca masih punya alasan lain yang tak sempat disebutkan di atas. Bila berkenan, tuliskan alasan itu di kolom komentar ya.