Hayo, siapa yang lagi ribet mengurus persiapan pernikahan?
Di Indonesia, bulan-bulan setelah Lebaran adalah saat-saat dimana banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan. Makanya gak heran muncul istilah "musim kawin" karena hampir setiap minggu jadwal gedung penuh karena banyaknya pesta pernikahan.
Mungkin kamu bertanya-tanya, ada musim kawin, apakah ada musim cerai?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jurusan sosiologi University of Washington menemukan fakta pahit. Perceraian meningkat drastis pada bulan Maret hingga Agustus. Penelitian ini dilakukan selama 15 tahun, mulai tahun 2001 hingga 2015 dan hasilnya konsisten. Angka perceraian meningkat dari tahun ke tahun dalam rentangan bulan tersebut.
Penasaran apa yang menjadi penyebab banyaknya perceraian selama bulan Maret hingga Agustus? Para peneliti menemukan hubungan antara berakhirnya masa liburan dengan perceraian. Lho kok? Padahal biasanya pasangan-pasangan semakin romantis setelah liburan ya?
Masa-masa bulan liburan, khususnya bagi pasangan-pasangan di Amerika Serikat sana yang berlibur di bulan Maret hingga Agustus, memang dimanfaatkan sebagian pasangan untuk melepaskan penat dan menyegarkan kembali hubungan yang terasa kaku selama beberapa bulan. Tapi gak semua pasangan bisa melakukannya. Ada pasangan-pasangan yang memiliki kesibukan masing-masing sehingga tak sempat menikmati liburan bersama. Berakhirnya masa liburan, justru menjadi pemantik api keributan pasangan.
Sebelum masa liburan benar-benar berakhir, para pasangan akan menyelesaikan semua urusan perceraiannya. Agar urusan ini tidak menganggu kinerja mereka saat kembali bekerja. Gak cuma itu, bagi pasangan yang telah memiliki anak, mereka akan memilih bulan-bulan sebelum anak-anaknya masuk sekolah lagi agar tidak menganggu konsentrasi anak-anak akan masalah yang terjadi pada keluarganya.
Well, penelitian ini memang dilakukan di Washington. Para peneliti mengatakan, tak semua negara di dunia punya pola perceraian yang sama bergantung pada musim liburan di negara tersebut dan budayanya yang berbeda. Semoga tidak banyak terjadi perceraian di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang ya!