TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Disangka, 5 Item Perempuan Ini Awalnya Diciptakan untuk Laki-laki

Pada akhirnya, item-item ini justru berguna untuk perempuan

freepik.com/freepik

Dibandingkan laki-laki, umumnya perempuan memiliki kebutuhan yang lebih kompleks. Mulai dari produk perawatan, pakaian, aksesoris, dan masih banyak lagi. Selain itu, hampir semua benda yang dibuat untuk perempuan memiliki kesan yang sangat feminin.

Tapi percayakah kamu, jika ternyata ada beberapa barang yang saat ini banyak dipakai oleh perempuan dan terkesan sangat feminin, ternyata awalnya justru diciptakan untuk laki-laki? Ya, sebagian item perempuan mulanya memang diperuntukkan bagi laki-laki, tetapi karena satu dan lain hal, akhirnya benda-benda tersebut lebih banyak dipergunakan oleh para perempuan.

Dikutip dari laman Listverse dan Scoopwhoop, berikut beberapa item feminin yang sebenarnya diperuntukkan bagi laki-laki.

1. Sepatu hak tinggi

unsplash.com/Amanda Vick

Sepatu hak tinggi dianggap sebagai salah satu barang yang sangat feminin sehingga sangat erat dengan perempuan. Padahal sebenarnya, sepatu hak tinggi diciptakan untuk laki-laki pada abad ke-10, sedangkan perempuan baru mengenakannya pada abad ke-17.

Sepatu hak tinggi pertama kali dibuat untuk tentara Persia laki-laki pada abad ke-10 dengan tujuan agar para tentara memungkinkan mengunci kaki di sanggurdi saat menunggang kuda. Sepatu hak tinggi kemudian sampai ke Eropa pada abad ke-17 dan segera digunakan oleh para bangsawan laki-laki untuk membuat mereka tampak lebih tinggi dan lebih mengintimidasi.

Kemudian, perempuan mulai tertarik mengenakan sepatu hak tinggi karena itu membuat kaki mereka tampak lebih kecil. Perlahan-lahan, para laki-laki mulai meninggalkan sepatu hak tinggi di abad ke-18 karena sudah dianggap barang feminin.

Baca Juga: 5 Pilihan Ramah Lingkungan untuk Barang-Barang yang Sering Kamu Pakai

2. Warna pink

unsplash.com/Paweł Czerwiński

Pada saat Perang Dunia I dimulai, disepakati bahwa anak laki-laki mengenakan pakaian berwarna pink, sementara perempuan memakai pakaian berwarna biru. Anak laki-laki mengenakan warna pink karena penampilannya yang kuat. Sedangkan biru lebih disukai untuk anak perempuan karena dianggap lebih cantik.

Pergantian terjadi pada 1960-an ketika para pendukung gerakan pembebasan perempuan mulai mendandani anak perempuan mereka dengan warna pink karena khawatir jika anak perempuan dikondisikan untuk berperilaku secara feminin karena pakaian yang mereka kenakan. Sementara itu, pakaian anak laki-laki perlahan-lahan beralih dari pink ke biru. Kemudian pada tahun 1985, industri garmen mulai memasarkan pakaian pink untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki.

3. Pembalut

freepik.com/freepik

Mulanya, pembalut diciptakan oleh Kimberly-Clark Corporation dari bubur kertas dan kertas, yang awalnya disebut dengan cellucotton. Cellucotton memiliki kemampuan menyerap cairan lima kali lebih banyak daripada kapas biasa. Pada Perang Dunia I, cellucotton diproduksi secara massal untuk merawat para tentara yang terluka. Tapi kemudian, perempuan yang merawat tentara segera menyadari bahwa cellucotton bekerja dengan baik untuk menyerap darah menstruasi.

Begitu perang dunia berakhir, penjualan cellucotton langsung menurun. Kemudian, Kimberly-Clark Corporation memproduksi cellucotton sebagai pembalut perempuan dan mengganti namanya menjadi Kotex.

4. Stoking

unsplash.com/Artem Labunsky

Saat ini, stoking dikenal dengan barang yang sangat feminin dan biasa digunakan oleh perempuan. Tapi mulanya, stoking digunakan oleh para laki-laki pada abad ke-9, sedangkan perempuan baru mengenakan stoking pada abad ke-18.

Segalanya berubah perlahan-lahan antara abad ke-16 dan ke-20 ketika stoking beralih dari item yang sifatnya maskulin menjadi feminin. Pada abad ke-19, stoking menjadi sangat erat dengan perempuan, sehingga para laki-laki berhenti memakainya sepenuhnya.

Baca Juga: Hati-Hati, 6 Barang Ini Sebaiknya Gak Kamu Pinjam atau Pinjamkan 

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya