Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dari STTD, Belajar Untuk Diri Dan Berjuang Untuk Negeri

Sumber Gambar: dokumenpribadi

"Cerita dariku, seorang Taruna dari STTD."

Aku biasa dipanggil Seno. Sampai sekarang aku masih bingung dengan hal yang bisa membawaku di titik ini, titik dimana aku telah membuat keputusan besar. Karena keputusanku ini, aku telah mengalami perubahan yang besar dan nyata. Sesuai kata orang, kalau masa muda penuh dengan tantangan dan pilihan itu benar.

Salah satu perubahanku karena kampusku ini. Kini aku tengah menempuh pendidikan progam Diploma IV Transportasi Darat di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Bekasi, Jawa Barat. Di hari pertama aku masuk kuliah di sini, ada banyak pengalaman luar biasa yang menjadikanku belajar tiap harinya.

1. Hidup itu perjuangan tanpa henti, bila ingin mendapatkan sesuatu BERJUANGLAH!

Untuk dapat diterima dan menempuh pendidikan di STTD, banyak seleksi dan tahapan yang harus diikuti. Tak sampai di situ, ketika kami telah diterima pun, kami berjuang untuk mendapatkan berbagai “embel-embel Taruna”. Apa yang kami pakai dari ujung kepala sampai kaki adalah “tidak cuma-cuma”. Sebut saja seperti atribut, lencana, pangkat (chevron), sepatu, pakaian dinas dan sebagainya.

2. STTD mengajari, dari yang tak mengetahui menjadi mengenali, kemudian memahami dan selanjutnya menjadi keluarga.

Walaupun sebelumnya kami tak mengenal satu sama lain. Namun di STTD, kami semua adalah keluarga. Kami hidup bersama mulai dari pagi hingga pagi lagi. Kami juga belajar untuk KORSA, yakni istilah militer untuk berbagi rasa. Satu salah, maka salah semua. Bila kenyang, juga kenyang semua.

3. Ini perubahan besar dan nyata dari aku, bagaimana menurutmu?

Di STTD, setiap hari kami melakukan pembinaan fisik wajib yang telah terjadwal. Tak bermaksud untuk sombong, tapi push up adalah menu wajib kami tiap pagi. Selain itu, terdapat ujian Kesamaptaan rutin setiap semesternya. Untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian samapta, maka perlu adanya pembinaan fisik setiap hari.

4. Kami punya 3P, sesuatu yang pastinya belum ada di perguruan tinggi lain.

Selama menjadi Taruna di STTD, kami dituntut untuk menjadi Insan Perhubungan yang mempunyai kualitas baik dan lain dibandingkan lulusan Perguruan Tinggi Lainnya, yakni 3P. Ini singkatan dari 3P tersebut:

  • Prima, Taruna nantinya sebagai Abdi Negara dan masyarakat, harus mempunyai Jasmani dan rohani yang sehat.
  • Profesional, taruna dididik untuk bertanggungjawab akan tugas yang diemban.
  • Beretika, artinya bersikap baik, tegas, disiplin dan menghormati sesama.

5. Bahagia adalah ketika bisa bersama, bagaimanapun keadaannya.

Tak peduli bagaimanapun situasinya, kami bahagia ketika kami berkumpul bersama, saling bercerita dan berkeluh kesah. Hal ini sudah ada di dalam darah kami. Sesuai dengan perkataan STTD:

"Pupuklah Jiwa Korsa, karena disini kalian adalah keluarga, antara sesama Taruna dan Taruni, Pelatih, Pegawai dan semua keluarga besar STTD."

6. Tidak ada yang sia-sia, semua proses itu berharga. Yakinlah semua itu indah pada waktunya.

Meski awalnya terasa berat dan susah, sebagai Sekolah Kedinasan tidak diragukan lagi lulusannya akan diberikan kesempatan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Taruna telah menandatangani surat perjanjian dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan – RB). STTD adalah fasilitator bersama Kementerian Perhubungan untuk mencetak Insan Perhubungan yang diharapkan dapat berguna bagi Nusa dan Bangsa.

7. Kami sama, namun tingkatanlah yang membedakan kami.

Di STTD kami belajar untuk menjadi pemimpin, membangun jiwa pemimpin tepatnya. Tentu itu semua kami belajar dari bawah hingga naik ke atas. Selain itu, kami juga belajar untuk menghargai dan menghormati sesama serta bagaimana cara menempatkan diri dalam hubungan senior-junior.

8. Hidup adalah pilihan, berani memilih berarti siap terima konsekuensi.

Kami punya aturan, yaitu selalu ada kata "ya atau tidak". Namun wajib dan pasti ada kata "Siap!". Itulah aturan mainnya, salah satu Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) yang diajarkan STTD melalui pelatih.

9. Asrama, barak, serambi. Apapun namanya itu, ini rumah kami sekarang!

Berbeda dengan mahasiswa biasa, kami tidak boleh keluar-masuk lingkungan STTD dengan sembarangan. Wajib lapor atau izin untuk keluar pada hari dinas (Senin-Jumat). Selepas itu, pada akhir pekan kami diperbolehkan Pesiar atau Izin Bermalam. Hal itu tak masalah bagi kami. Karena selain belajar mandiri jauh dari orang tua, kami juga bisa lebih belajar untuk mengatur semua. Kami memang terbatas, namun kami tetap kreatif dan semangat!

10. Hanya ada punya empat di Indonesia dan STTD punya satu. Namanya adalah Hawk Eye.

STTD adalah Sekolah Vokasi bidang Transportasi Darat Yang kami pelajari di STTD adalah segala hal mengenai Transportasi. Sarana Prasarana penunjang pembelajaran lengkap disediakan di sini. Salah satunya adalah mobil survey Hawk Eye, yakni Mobil yang dapat melakukan survey multifungsi dan canggih.

11. Tak suka dengan banyak aturan? Silakan keluar!

Tak hanya kuliah, beberapa hal ini adalah makanan kami sehari-hari di STTD:

  • Berdoa: untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan.
  • Baris: dilakukan dalam setiap pergerakan dan atau sewaktu berkumpul.
  • Apel: dilaksanakan secara terjadwal untuk memberikan suatu arahan.
  • Pengecekan: untuk mengetahui keterangan kekuatan pleton/ pasukan.
  • Kurve: kegiatan pembersihan.
  • Braso: pembersihan atribut setiap hari.
  • Semir sepatu.
  • Inspeksi Mendadak (sidak) dan lain-lain.

Hidup di STTD memang terkesan sulit dan diatur, namun dari tempat itulah aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta mempersiapkan diri untuk mengabdi pada negeri tercinta nanti.

 

Artikel ini ditulis oleh: Septian Seno Aji - D.IV Transportasi Darat, Sekolah Tinggi Transportasi Darat.

Share
Topics
Editorial Team
Kontes Menulis
EditorKontes Menulis
Follow Us