Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jarang Dilakukan, 5 Budaya Asing Ini Bisa Kamu Terapkan di Indonesia

Pixabay/Free-Photos
Pixabay/Free-Photos

Setiap negara memiliki budaya yang berbeda-beda dengan negara lainnya. Terkadang, di negara mereka memperbolehkan untuk melakukan sesuatu, karena mereka anggap itu sangat wajar. Tetapi, jika salah satu warga mengunjungi negara yang berbeda, maka mereka memandang itu sangat buruk atau memang tidak seharusnya dilakukan.

Di Indonesia, terkadang memandang budaya asing itu hanya sebelah mata. Justru, gak semua budaya asing memberikan dampak yang buruk bagi kita. Sebenarnya, tergantung bagaimana mereka menyikapi budaya tersebut. Nah, kalau 5 kebiasaan asing ini sudah pasti harus diterapkan nih di Indonesia.

1. Mengumpulkan dan merapikan peralatan makan di tengah meja setelah menggunakannya

passionstory.fwd.co.id
passionstory.fwd.co.id

Hampir diseluruh negara, mereka memiliki kebiasan mengumpulkan peralatan makan dan membersihkan meja setelah mereka selesai menggunakannya. Tujuannya adalah agar customer lainnya dapat menempati tempat duduknya segera. Selain itu, kebiasaan ini dapat juga meringankan tugas para pramusaji untuk membersihkan meja yang sudah digunakan oleh para pengunjung.

Belakangan ini, di Indonesia mencoba untuk menjalankan kebiasaan mengumpulkan dan membersihkan peralatan makan dengan gerakan Tumpuk di Tengah. Hanya saja, gerakan ini masih belum banyak diterapkan oleh warga Indonesia. Yuk guys, gak ada salahnya untuk memulai melakukan hal kecil seperti ini!

2. Sabar dan rapi saat mengantre

Pixabay/christels
Pixabay/christels

Ada yang tahu kegiatan apa yang menguras kesabaran? Jawabannya mengantre. Kegiatan yang biasanya dilakukan saat pergi ke tempat hiburan wisata, toilet, bahkan restoran. Kita harus melewati beberapa orang dulu agar bisa dilayani secepatnya oleh pelayan.

Negara yang menerapkan budaya mengantre dengan tertib ini adalah Jepang. Mereka tidak akan memotong barisan dan lebih memilih untuk bersabar menunggu meskipun sangat panjang antreannya.

Lain halnya dengan di Indonesia yang masih kurang menerapkan kebiasaan mereka dalam mengantre. Nah, coba dimulai dari kamu untuk tidak menerobos antrean dan lebih sabar dan rapi saat berada di barisan ya.

3. Berdiri di sisi kiri dan berjalan di sisi kanan saat menggunakan eskalator

sportourism.id
sportourism.id

Tahu gak, kalau ternyata naik eskalator aja ada adabnya lho. Di beberapa negara, mereka memiliki aturan sendiri saat naik eskalator, yaitu berdiri di sisi kiri untuk mereka yang tidak sedang dikejar waktu. Sedangkan di sisi kanan hanya untuk mereka yang terburu-buru dan ingin langsung jalan saja.

Tetapi, ada juga negara yang memiliki aturan sebaliknya. Jadi, mereka yang tergesa-gesa tidak akan terhalang oleh mereka yang sedang melakukan perjalanan santai.

Di Indonesia, penggunaan eskalator biasa kita temui saat berada di mall dan stasiun, tetapi gak banyak dari mereka yang menerapkan hal ini.

4. Mengutamakan orang yang berkebutuhan khusus

sci-bc.ca
sci-bc.ca

Orang yang berkebutuhan khusus sangat perlu diperhatikan dalam segi apa pun, agar mereka juga dapat merasakan hal yang sama dengan kita yang bisa melakukan segala hal.

Di luar negeri, mereka sangat memprioritaskan orang yang perlu diperhatikan, seperti orang lanjut usia, wanita hamil, dan difabel, terutama saat naik transportasi umum. Sayangnya, di Indonesia masih kurang menghargai mereka yang membutuhkan perhatian, malah lebih mementingkan diri sendiri.

Ayo, coba kita mulai untuk lebih mengutamakan mereka dan memberikan priority seat saat berada di transportasi umum!

5. Menahan pintu atau lift untuk orang lain.

dramabeans.com
dramabeans.com

Budaya asing satu ini sepertinya memang harus diterapkan di Indonesia. Terkadang, kebanyakan dari mereka kurang peduli untuk menahan pintu atau lift saat masih ada orang yang ingin masuk juga. 

Biasanya, ini terjadi saat berada di kantor, pusat perbelanjaan, ataupun toko. Dengan menahan pintu atau lift untuk orang lain, secara tidak langsung kamu sudah membantu dan memberikan perhatian kecil terhadap mereka lho.

Nah, tidak semua budaya asing memberikan dampak yang buruk, kan? Yuk, kita coba terapkan perlahan-lahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gwenda Hasnaa Sarri
EditorGwenda Hasnaa Sarri
Follow Us