5 Hal yang Belum Banyak Orang Ketahui Tentang My Neighbor Totoro

Ketika Miyazaki masih kecil, ibunya masuk rumah sakit karena beberapa penyakit, salah satunya adalah spinal tuberculosis yang cukup parah. Menurut buku Hayao Miyazaki: Master of Japanese Animation, sang ibu menderita spinal tuberculosis dan harus bed rest dari 1947 hingga 1955. Sang ibu harus menghabiskan beberapa tahun di rumah sakit, hingga pada akhirnya bisa mendapat perawatan intensif di rumah.

Di film, ibu Satsuki dan Mei diceritakan memiliki penyakit sehingga mengharuskannya untuk dirawat intensif di rumah sakit. Meski tak pernah diceritakan apa penyakit ibu Satsuki dan Mei, namun banyak yang meyakini bahwa ia juga memiliki diagnosis yang sama seperti ibu Miyazaki.

Di film, Mei mengikuti jejak biji-bijian dan menemukan roh-roh misterius yang berada di dalam hutan. Mengikuti rasa penasarannya, Mei memanggil roh terbesar dengan sebutan "Totoro". Beberapa orang menyatakan bahwa nama Totoro mirip dengan kata dalam bahasa Jepang troll (Torōru), dan berpikir bahwa Mei salah mengucapkannya.

Kemudian, saat Satsuki mempelajari tentang Totoro, ia bertanya pada Mei apakah sebutan Totoro ini mengacu pada "troll in our book." Buku ini mungkin tidak kamu lihat langsung di film, namun bisa kamu lihat di akhir kredit film. Ada adegan di mana sang ibu membacakan mereka buku Three Mountain Goats, atau Three Billy Goats Gruff. 

Ada beberapa paralel yang jelas antara kisah klasik Alice in Wonderland dengan My Neighbor Totoro. Saat Mei bertemu dengan totoro kecil, yang berwarna putih, sama seperti Alice waktu bertemu dengan kelinci putih. Kemudian, Alice menjelajahi lubang menuju wonderland, mirip seperti Mei jatuh ke dalam pohon.

Ada beberapa adegan dan karakter yang memang mirip dengan Alice in Wonderland. Salah satunya adalah Catbus, kucing berbentuk bus yang memiliki senyum lebar penuh misteri. Mengingatkanmu dengan Cheshire Cat, gak?

Di beberapa film Studio Ghibli seperti Spirited Away, nama memiliki makna yang signifikan. Di film My Neighbor Totoro, nama dari kedua saudari ini sebenarnya adalah permainan kata dari "Bulan Mei".

Referensi terjelas adalah dari Mei, si adik, yang tentu saja mirip dengan salah satu bulan dalam penanggalan Romawi, yaitu bulan Mei. Dalam bahasa Jepang, Mei (めい) bisa ditulis dengan beberapa variasi kanji, dan bisa berarti tunas dan cerah. Dalam bahasa Cina, beberapa merujuk bahwa Mei (美) artinya "cantik" dan pelafalannya mirip dengan 梅 (méi) yang berarti "plum". Di film, Mei memanglah anak yang cantik can ceria, imut seperti buah plum.

Nama "Satsuki" sendiri lebih bernuansa tradisional Jepang dan juga memiliki makna yang sama, yaitu bulan Mei. Menariknya, Satsuki juga bisa berarti bunga atau tanaman azalea yang bisa ditemukan di pegunungan Jepang. Ketika ditulis dengan karakter kanji yang berbeda, Satsuki bisa berarti mekar, bulan, pasir, atau kebahagiaan.

"Trees and people used to be good friends.” - Mr. Kusakabe.

Salah satu dialog yang paling merepresentasikan isu konservasi dan lingkungan di masa kini. Mengusung tema yang sama, kepercayaan tradisional Jepang yang bernama Shinto juga menjadi salah satu alasan film ini dibuat. Aliran Shinto sangat menghormati alam semesta.

Di film ini, ada sorotan yang kuat pada hubungan antara roh-roh yang melindungi alam dengan manusia. Mei dan Satsuki digambarkan sebagai karakter yang sangat penasaran dan antusias melihat apapun di hadapan mereka. Penghargaan terhadap Shintoisme begitu kental saat adegan keluarga mengunjungi kuil bersama-sama dan saat Satsuki berdoa pada Totoro untuk membantunya menemukan Mei.

Siapa sangka ternyata film anime yang lahir pada 1988 ternyata masih menyimpan banyak misteri hingga kini. Apa kamu sudah menonton My Neighbor Totoro? Jika belum, sebaiknya kamu segera menontonnya karena film ini akan mengajarkanmu tentang banyak hal, termasuk alam semesta.