Jarang Diketahui Namanya, Ternyata 15 Simfoni Klasik Ini Familiar Lho
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sepertinya kita harus akui kalau genre musik klasik bukanlah genre musik yang mainstream atau pasaran. Bahkan gak pernah masuk daftar putar di radio. Namun bukan berarti kita gak pernah dengar musik klasik, lho. Keping orkestra klasik sering kali jadi background music dalam film, iklan dan serial di televisi.
Karena musik klasik gak pernah ditampilkan penampilan orkestranya, adalah hal yang wajar kalau kita jadi gak tahu nama simfoni atau concerto dari musik klasik yang kita dengar. Dalam genre musik klasik mereka bukan disebut ‘lagu’ melainkan ‘piece’ karena mereka gak punya lirik.
Di bawah ini ada 15 keping musik klasik yang dijamin kamu kenali, tapi gak tahu judul simfoninya.
1. Canon in D major - Johann Pachelbel
Karya klasik “Canon in D Major” dikomposisikan oleh Johann Pachelbel di abad 17, sekitar tahun 1680-an, menjadikannya masuk dalam kategori musik Baroque. Karya ini sangat populer pada era Pachelbel masih hidup, namun kemudian terlupakan.
Baru di abad ke-20, “Canon in D Major” kembali banyak dimainkan di gereja-gereja kala itu. Di era modern hampir semua orang mengenali melodi “Canon in D Major” apalagi setelah musisi rock asal Taiwan bernama Jerry Chang mengaransemen keping klasik ini dalam versi rock.
2. Eine Kleine Nachtmusik - W.A Mozart
Siapa yang gak tahu Mozart? Hingga sekarang, Mozart selalu dikenal sebagai sosok jenius di genre musik klasik. Sama seperti Pachelbel, Mozart juga merupakan komposer di era Baroque. Ada banyak sekali karya Mozart yang terkenal, salah satunya adalah “Eine Kleine Nachtmusik” yang sebenarnya memiliki nama “Serenade no.13 for strings in G major”.
Di eranya musik ini dikomposisikan ketika Mozart tengah bekerja pada proyek opera “Don Giovanni”. Makanya musik ini identik dengan pesta dansa. Banyak banget iklan televisi yang menggunakan “Eine Kleine Nachtmusik” sebagai musik latar. Coba saja kamu dengarkan, pasti akan merasa familiar juga.
3. Für Elise - L.V Beethoven
Ini adalah salah satu karya Beethoven yang paling terkenal. Memiliki nama “Bagatelle no.25 in A minor”, keping klasik ini umumnya dikenal dengan “Für Elise” atau “For Elise” dalam bahasa Inggris. Ada banyak spekulasi mengenai siapakah sosok Elise yang didedikasikan Beethoven. Namun banyak yang menduga bahwa karya ini dipersembahkan untuk Theresa Mafatti, salah satu muridnya.
Melodi “Für Elise” familiar baik bagi musisi maupun non-musisi, mereka yang belajar piano maupun yang tidak. Di Indonesia, “Für Elise” kadang diidentikkan dengan musik hantu yang menyeramkan karena dentingan pianonya, namun tenang saja musik aslinya gak ada hantu-hantunya sama sekali, kok.
4. The Blue Danube - Johann Strauss II
Johann Strauss II adalah salah satu komposer mahsyur dari Austria. Salah satu karyanya yang terkenal adalah “The Blue Danube”. Musik ini sering banget diputar pada adegan pesta dansa di film-film. Sementara di Austria sendiri, “The Blue Danube” selalu diputar saat malam pergantian tahun di radio-radio.
5. William Tell Overture - Gioachino Rossini
Mungkin ketika mendengar overture ini kamu akan langsung teringat pada serial kartun klasik The Flinstone atau Looney Tunes. Karya ini dibuat oleh Rossini untuk opera berjudul “The Adventure of Wilhelm Tell” yang mengisahkan tentang petualangan Wilhelm Tell yang merupakan sosok pahlawan asal Swiss.
Overture yang satu ini memang punya melodi cepat yang khas dan cocok untuk konsep heroik yang merayakan kemenangan atas pertempurannya.
Baca Juga: Gak Disangka, Ini 8 Manfaat Musik Rock dan Metal bagi Kesehatan!
6. Toccata and Fugue in D minor - J.S Bach
Piece musik karya Johann Sebastian Bach ini pastilah sudah kamu kenali. “Toccata and Fugue in D minor” sering banget jadi musik latar serial horor. Karya klasik yang satu ini memang diidentikkan dengan adegan dan film bertemakan misteri atau supernatural.
Usut punya usut ternyata stereotipe tersebut berawal dari tahun 1930-an lho. Dimana ketika itu film horor klasik ‘Dracula’ dan ‘Dr. Jekyll and Mr. Hyde’ rilis dan memasukkan musik karya Bach ini sebagai musik latar.
7. Dance of the Sugar Plum Fairy - P.I Tchaikovsky
Tchaikovsky adalah satu dari banyak komposer musik klasik era Romantik. Karyanya yakni “Dance of the Sugar Plum Fairy” merupakan bagian dari pertunjukan balet ‘The Nutcracker’ tahun 1892. Keping klasik ini terdengar menarik karena Tchaikovsky memasukan elemen instrumen celesta.
Di era modern kali ini, “Dance of the Sugar Plum Fairy” justru identik dengan suasana natal. Hal ini disebabkan karya Tchaikovsky tersebut umumnya menjadi musik latar film-film animasi yang rilis menjelang natal.
8. Symphoni No.9, 4th Movement - Antonin Dvorak
Editor’s picks
Karya klasik yang dikenal dengan nama lain “New World” ini diciptakan oleh Antonin Dvorak, komposer asal Ceko tahun 1893. Bisa dibilang “Symphony No.9, 4th Movement” ini jadi bagian karya Dvorak yang paling terkenal hingga saat ini karena movement keempat sangat familiar.
Coba, deh dengar, intro dari movement tersebut mirip dengan score musik yang menjadi latar di film horor ‘Jaws’.
9. Four Seasons: Spring - Antonio Vivaldi
Komposer era Baroque, Vivaldi, paling dikenal dengan karya Four Seasons-nya. Four Seasons adalah concerto grosso, terdiri dari 4 concerto: Spring, Summer, Autumn dan Winter. Tiap-tiap concerto ini dibagi menjadi 3 bagian atau movement.
Concerto No.1 in E major, Op.8, RV. 269 atau yang lebih dikenal dengan “Spring Concerto” pasti kedengaran familiar di telinga kamu karena keping klasik ini sering jadi musik latar banyak iklan televisi Indonesia.
10. Danse Macabre - Camille Saint-Saens
Kalau karya “Dance of the Sugar Plum Fairy” milik Tchaikovsky identik dengan natal, maka “Danse Macabre” ciptaan Saint-Saens identik dengan waktu Halloween. Musik klasik ini sebenarnya merupakan symphonic poem, yaitu keping orkestra yang mengikustrasikan sebuah puisi atau karya novela.
”Danse Macabre” sendiri memang menggambarkan suasana mencekam, dilihat dari komposisinya. Sebagai contoh pada bagian pembuka yang diawali oleh dua belas kali petikan harpa merepresentasikan dentingan jam dua belas malam dimana Dewa Kematian muncul pada malam Halloween, atau pada saat bagian violin solo.
Ketika mendengar “Danse Macabre” kamu pasti akan langsung mengenalinya karena ia memang sering digunakan dalam soundtrack film misteri seperti ‘Stonehearst Asylum’ atau serial ‘Buffy The Vampire Slayer’.
11. Czardas - Vittorio Monti
“Czardas” diciptakan oleh komposer Italia bernama Vittorio Monti pada tahun 1904. Keping rhapsody ini memiliki durasi asli sepanjang 4 menit 30 detik. Karena ia merupakan musik klasik rhapsody, “Czardas” buasanya menjadi piece musik yang digunakan banyak violinist untuk belajar berimprovisasi.
12. Fantaisie Impromptu Op. 66 - Frédéric Chopin
Karya Chopin ini punya nama asli “Fantaisie Impromptu in C# minor Op.66” ditulis tahun 1834, namun baru dirilis dan dipublikasikan tahun 1855. Piece musik tang ditulis untuk performa solo piano tersebut pasti sudah sering kamu dengar karena ia sering menjadi musik pilihan beberapa film yang memgusung tema musik klasik dan drama.
”Fantaisie Impromptu Op.66” juga dinilai sebagai komposisi musik yang paling sering dimainkan banyak pianis era modern.
13. Zigeunerweisen Op. 20 - Pablo de Sarasate
Dikomposisi tahun 1878, “Zigeunerweisen” jadi salah satu karya tersukses dari komposer Spanyol, Pablo de Sarasate. Bagian solo violin sering kali ditampilkan para kontestan jenius di tiap kompetisi bergengsi seperti Menuhin Competition.
Keping klasik ini identik dengan adegan yang menampilkan kesedihan. Pada film komedi ‘Kungfu Hustle’, Stephen Chow memasukkan “Zigeunerweisen” sebagai musik latar di salah satu adegannya.
14. In the Hall of the Mountain King - Edvard Grieg
Piece musik ini diciptakan oleh komposer Norwegia, Edvard Grieg untuk pertunjukan teater ‘Peer Gynt’ tahun 1875. Musik “In the Hall of the Mountain King” mudah dikenali karena temanya. Di abad 21, karya klasik ini umumnya menjadi musik latar banyak film bertemakan petualangan yang gelap.
15. Wedding March - Felix Mendelssohn
Karya klasik Mendelssohn ini merupakan sebuah incidental music yang dikomposisi tahun 1842. Incidental music adalah musik yang dimainkan ketika pertunjukkan teater, dan “Wedding March” dimainkan untuk pertunjukan teater Shakespeare berjudul ‘A Midsummer Night’s Dream’.
Pada era modern saat ini, keping klasik ciptaan Mendelssohn sangat terkenal sebagai musik pengiring pengantin. Yakin deh, pasti kamu sudah sering mendengarnya.
Nah, itu dia 15 musik klasik yang sering kamu dengar tapi gak kamu ketahui namanya. Ternyata musik klasik seru juga ya dinikmati.
Baca Juga: 10 Fakta Musik Pengantar Tidur, Mana yang Paling Ampuh Bikin Pulas?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.