Pulau Bali, tidak pernah berhenti membuat kita kagum dengan keragaman budayanya. Mulai dari kearian lokal, hingga keindahan tarianya menjadi daya tarik utama dalam industri pariwisata Bali.
Tidak hanya seni tari, Bali pun tak lupa menyuguhkan kita dengan seni pertunjukan drama, seperti Calonarang dan Ramayana yang sering ditampilkan pada pagelaran budaya. Namun ternyata, masih banyak seni teater klasik yang belum diketahui wisatawan lho!
Apa saja ya contohnya,cek list berikut ini nih!
Mungkin kamu sudah cukup familiar dengan ini. Ya, sendratari yang merupakan kepanjangan dari Seni Drama dan Tari hingga kini masih menjadi seni drama andalan di Bali.
Sendratari tak pernah absen ditampilkan, di event besar kebudayaan Bali seperti pembukaan Pesta Kesenian Bali .Lakon yang dimainkan, umumnya adalah lakon pewayangan.
Arja adalah seni drama klasik, yang dulunya dipentaskan untuk menghibur para raja di Bali. Para pelakonnya tidak hanya berakting, namun juga harus melantunkan tembang serta menari.
Arja berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya keindahan. Lakon yang dimainkan didominasi cerita rakyat dan cerita heroik klasik. Bisa dibilang pertunjukan ini adalah drama musikalnya Bali.
Masih seputar arja, ini ada lagi jenis yang menarik nih. Arja muani dalam bahasa Bali berarti Arja laki-laki. Artinya,seluruh pemainya terdiri dari laki-laki, walaupun terdapat tokoh perempuan dalam cerita.
Namun, justru hal inilah yang menjadi daya tariknya. Kelucuan sang aktor memerankan tokoh perempuan, membuat arja muani hingga kini masih diminati masyarakat.
Memang dari segi genre lakon, arja muani didominasi unsur komedi. Arja muani pun tergolong hasil inovasi dari para kelompok seniman arja.
Seni teater klasik berikut ini, mungkin bisa dibilang yang paling klasik dari list sebelumnya. Berbeda dengan sendratari maupun arja, gambuh didominasi oleh iringan musik suling.
Tidak hanya itu, bahasa yang digunakan pun mayoritas adalah bahasa kawi. Untuk itu, gambuh bisa kamu temui pada upacara agama di Bali. Lakon yang dimainkan pun didominasi cerita kerajaan.
Sayangnya, gambuh kurang diminati masyarakat karena bahasa yang sulit dimengerti dan membawakan lakon yang ceritanya berat.
Berbeda dari Gambuh, kalau yang satu ini adalah seni drama yang paling modern nih. Masih menggunakkan pakaian tradisional Bali, para pelakon akan membawakan cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk modern.
Dibumbui naskah penuh jenaka, para pemainya sering kali menyelipkan pesan kritik terhadap masalah kekinian. Musik yang mengiringi pun, merupakan perpaduan gamelan dan musik modern seperti gitar dan keyboard.
Hal inilah yang membuat kelompok seniman Drama Gong di Bali banyak bermunculan. Namun, kini regenerasi drama gong dianggap sulit. Karena peminat dari anak muda sedikit, dan aktor didominasi orang tua.
Nah kalau yang satu ini, adalah seni drama yang terbilang sangat populer di Bali. Bagaimana tidak, drama satu ini memikat penonton dengan lawakan jenaka penuh dengan nilai-nilai moral yang diselipkan.
Ciri khas Bondres, adalah pemainya yang menggunakkan topeng menutupi sampai hidung saja. Lakon yang dibawakan bersifat lebih kontemporer, dan menyesuaikan isu kekinian.
Wah, ternyata banyak ya kesenian yang belum kita ketahui. Sebagai anak muda, tentu tugas kita untuk melestarikanya, agar kebudayaan seperti yang disebutkan di atas tak hilang dimakan waktu!