Ini lho, 6 Suku Asli yang Akan Membuatmu Bangga Sebagai Wong Jatim!

Tak diragukan lagi, Suku Jawa atau Wong Jowo ini merupakan suku mayoritas yang tinggal di Jawa Timur. Tak hanya di Jatim, Suku Jawa juga menjadi yang paling banyak hidup di tanah air. Walau penyebarannya secara nasional terpusat di Pulau Jawa, di belahan nusantara lain juga berdiam Wong Jowo. Hal itu terjadi lantaran digalakkannya program transmigrasi beberapa dekade yang silam.

Dalam keseharian, Suku Jawa sangat menjunjung tinggi kehormatan, keseimbangan dan harmoni. Oleh sebab itu, Wong Jowo berlaku sopan dan sederhana. Misalnya, orang-orang dari Suku Jawa dikenal sebagai pribadi yang halus tutur katanya karena adanya tingkat bahasa. Tetapi, di beberapa daerah di Jatim, khususnya pesisir, dialek bahasanya lebih kasar.

Menurut sensus BPS 2010, Suku Jawa yang tersebar di Jatim mencapai prosentase 79,75% dengan jumlah penduduk sebanyak lebih dari 30 juta jiwa.

Orang-orang yang berasal dari Suku Madura ini diketahui menduduki posisi ke-2 jumlah penduduk terbanyak diJawa Timur. Sama halnya dengan Wong Jowo, Suku Madura juga memiliki tingkatan bahasa.

Salah satu budaya yang paling terkenal adalah Karapan Sapi atau lomba balap sapi yang diadakan setiap tahun antara bulan Agustus hingga November. Selain itu, Suku Madura juga identik dengan Carok atau pertarungan sampai mati sebagai upaya mempertahankan harga diri. Suku Madura juga identik dengan busana merah-putih horisontal-nya.

Suku Madura juga dikenal sebagai suku yang gemar berpetualang. Di Jatim sendiri, orang-orang dari Suku Madura diketahui tinggal di sejumlah kota/kabupaten, khususnya di daerah tapal kuda mulai dari Surabaya, Pasuruan hingga ke Banyuwangi.

Menurut sensus BPS, jumlah penduduk dari Suku Madura di Jatim ini mencapai 17,32% atau sebanyak 6.5 juta jiwa.

Suku Osing atau Suku Using merupakan orang-orang asli Banyuwangi. Mereka acap kali dipanggil dengan sebutan Wong Blambangan yang mengacu pada Kerajaan Blambangan.

Suku Osing ini juga memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Osing yang diketahui memiliki hubungan kuat dengan bahasa Jawa Kuno dan bahasa Bali. Sama halnya dengan Suku Bali di Provinsi Bali, Suku Osing juga mengenal Puputan. Istilah Puputan sendiri berarti perang habis-habisan sampai tetes darah terakhir.

Menurut sensus BPS, jumlah penduduk dari Suku Osing di Jatim ini mencapai 0,79% atau sebanyak 297.373 jiwa.

Suku Bawean ini mayoritas tinggal di Pulau Bawean yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Gresik. Letaknya berada di sebelah utara Gresik - Surabaya.

Seperti halnya orang Suku Madura, orang-orang Suku Bawean juga gemar berpetualang. Bahkan, mereka acap kali ditemukan di Malaysia maupun Singapura. Orang-orang Melayu di Malaysia menyebut Suku Bawean dengan Boyan atau Babian. Soalnya, orang-orang Bawean yang merantau di sana banyak yang bekerja di perkebunan.

Menurut sensus BPS, jumlah penduduk Suku Bawean di Jatim ini hanya mencapai 0,16% atau kira-kira sebanyak 61 ribu orang saja.

Suku Tengger atau Wong Tengger adalah kelompok suku yang hidup di sekitar wilayah Gunung Bromo-Tengger-Semeru. Itu artinya, mereka hidup menyebar di Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo.

Jika ditinjau dari segi nama, Tengger sendiri bermakna berdiri kokoh. Artinya orang Suku Tengger ini adalah orang yang teguh pendirian. Ada juga teori lain yang menyebut nama Tengger berasal dari cerita rakyat Rara Anteng dan Jaka Seger.

Upacara adat Wong Tengger yang paling terkenal adalah Yadya Kasodo atau biasa disebut Kasodo. Upacara ini merupakan upacara persembahan kepada Sang Hyang Widhi.

Menurut sensus BPS, Jumlah penduduk Suku Tengger ini hanya 0,09% atau sekitar 34 ribu jiwa saja.

Suku Samin ini mayoritas hidup di Bojonegoro. Namun, ada juga yang tinggal di Madiun, Blitar dan Blora, Jawa Tengah. Pada awalnya, Suku Samin menerapkan sedulur sikep atau sikap setia bersama-sama yang diajarkan oleh pencetusnya yakni Surosentiko.

Dahulu, orang-orang Suku Samin menolak tunduk dan melakukan perlawanan non-kekerasan terhadap penjajah Belanda dan Jepang seperti menolak membayar pajak dan tidak mematuhi peraturan. Hal itu membuat jengkel para penjajah karena sikap teguh Suku Samin.

Suku Samin juga dikenal sebagai suku yang teramat jujur. Jadi, banyak yang menyebut suku satu ini sebagai suku yang polos. Bahkan, banyak cerita jenaka karena tindak-tanduk jujur orang Samin.

Sensus BPS tidak menyebut adanya Suku Samin sebagai kelompok suku di Jatim. Boleh jadi karena jumlah mereka yang terlampau sedikit.

Itulah enam suku asli Jawa Timur. Mengetahui hal ini, kita akan merasa sebagai bangsa yang besar walau hanya dalam lingkup provinsi. Betapa banyak suku-suku asli se-nusantara dengan ragam budaya yang berbeda. Tak salah bila pendiri bangsa ini menyebut Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa.