11 Hal yang Cuma Dipahami oleh Kamu Etnis Tionghoa yang Lahir dan Besar di Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia adalah sebuah negara dengan ragam budaya, agama, bahasa sekaligus etnis. Salah satu etnis yang terdapat di Indonesia adalah etnis Tionghoa. Sebagai salah satu etnis Tionghoa yang lahir, tinggal, dan besar di Indonesia, kami ingin menyuarakan apa yang sebenarnya dirasakan oleh para etnis Tionghoa di Indonesia.
1. Lupa, tak tahu, bahkan tak bisa menulis nama kami sendiri dalam tulisan Chinese.
Terkadang, ada pula etnis Tionghoa yang tidak memiliki nama Chinese. Jadi jangan heran saat ditanya "Nama Chinese-nya siapa?" Kami tak bisa menjawab, ataupun menuliskannya untukmu.
2. Kami juga bingung, bahkan ada yang nggak mengerti bahasa Chinese sama sekali, lho!
Namun entah mengapa, banyak sekali orang yang mengira bahwa setiap warga Chinese pasti bisa dan mengerti Mandarin. Padahal tak wajib begitu. Bahkan, yang paling mengagetkan, terkadang ada penduduk Indonesia beretnis lain yang lebih lancar dalam berbahasa Mandarin. Salut!
3. Bingung dan sejujurnya tak mengerti perayaan-perayaan yang rutin diadakan setiap tahun, seperti contohnya Ching Bing.
Terkecuali Imlek yang merupakan perayaan Tahun Baru sekaligus hari libur Nasional, sebenarnya kami juga bingung akan perayaan-perayaan lainnya, misalnya saja Ching Bing. Kadang kami juga tak mengerti maksud sekaligus tujuan perayaan rutin tradisional tersebut.
4. Terkadang, kami lebih merindukan makan sambal penyet daripada masakan Chinese.
UUhhhh, satu kata deh, masakan Indonesia emang "ngangenin" abis! Apalagi sambalnya yang pedas ulala, kami cinta banget lho dengan masakan Indonesia.
5. Saat sakit perut atau apapun itu, pasti masih mempercayai obat tradisional sebagai penyembuhnya.
Entah mengapa, mungkin kebiasaan dari orang tua, kami masih lebih percaya dengan obat tradisional Chinese untuk penyakit tertentu seperti tenggorokan, sakit perut dan lainnya.
6. Bagi para remaja, hal yang paling dinantikan saat Imlek bukan perayaannya, namun amplop merah.
Editor’s picks
Oke deh, kami mengakuinya. Dalam perayaan Imlek, semangat utama kami sebenarnya terletak pada angpao alias amplop merah yang akan kami kumpulkan, bukan perayaan Tahun Barunya. Hehehehe.
7. Apalagi saat dibuka isinya merah biru, wohoooo!!
Sepertinya tidak perlu ditanya lagi kenapa untuk yang satu ini, kan? ;)
8. Bagi para orang dewasa atau yang sudah menikah, hari yang paling malas banget ya hari Imlek, soalnya wajib memberikan angpao-angpao tersebut.
Nah lho, kasian banget deh ya yang sudah married ataupun mereka yang sudah berumur. Kalau dulu giat mengumpulkan angpao, sekarang saatnya merekalah yang berbagi angpao.
9. Lebih paham budaya serta kebiasaan di Indonesia daripada tradisi asli kita.
Kami lebih mengerti soal tradisi bangsa Indonesia seperti gotong royong, pemilihan gubernur, perayaan adat seperti Kuda Lumping, Tari Kecak dan lain sebagainya. Pasalnya, kami lahir dan besar di sini, kami juga menyaksikan sekaligus mengikuti kebudayaan tersebut setiap hari.
10. Bahkan, kami harus banyak bertanya dengan para "sesepuh" terutama saat melakukan adat-adat seperti pertunangan ataupun pernikahan.
Siapa bilang bahwa kami hapal dengan adat ataupun tradisi Chinese, misalnya saja pernikahan? Kami wajib bertanya-tanya bahkan berkonsultasi terlebih dahulu karena kami sama sekali tak mengetahuinya dengan rinci.
11. Di dalam hati kami sangat bahagia bisa menjadi warga negara Indonesia dan tinggal di negeri yang sangat kaya sekaligus nyaman ini.
Iya! Bahagia banget bisa dilahirkan sekaligus besar di negara yang kaya akan budaya, wisata alam, pokoknya kaya banget deh! Bagi kami, tak ada satupun negara yang senyaman kampung halaman kami, yaitu Indonesia.
Meskipun tak pernah merasakan 11 hal tersebut sekaligus, namun sebagai etnis Tionghoa kamu pasti pernah merasakan salah satunya, bukan? Ini sekaligus bukti bahwa kami benar-benar cinta dengan Indonesia dan sayang banget lho dengan kekayaannya.