Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailand

Terdapat beberapa kesamaan dengan Indonesia

Idul Fitri menjadi salah satu momentum yang paling dinantikan seluruh penduduk muslim di dunia, tidak terkecuali Thailand. Meskipun menjadi agama minoritas, namun antusias masyarakat muslim di Thailand untuk menyambut perayaan satu tahun sekali setelah Bulan Ramadhan ini tidak kalah seperti masyarakat muslim di Indonesia.

Selain itu, masyarakat muslim di Thailand juga memiliki tradisi menarik yang biasa dilakukan di Hari Idul Fitri. Berikut ulasannya.

1. Meskipun minoritas, Islam menjadi agama mayoritas terbesar kedua di Thailand

Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailandpotret Hari Raya Idul Fitri di Thailand (youtube.com/Bobo di Mobil)

Thailand memang dikenal sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Meskipun demikian, Thailand juga memiliki agama lain yang hidup rukun berdampingan, salah satunya Islam. Dikutip dari website indonesia.go, jumlah populasi masyarakat muslim di Thailand sebanyak 3,76 juta jiwa atau 5,4 persen dari total penduduk yang mana hal tersebut menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di Thailand.

2. Mayoritas muslim Thailand menetap di Thailand Selatan

Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailandpotret Hari Raya Idul Fitri di Thailand (youtube.com/Bobo di Mobil)

Mayoritas muslim di Thailand dapat ditemui di Thailand Selatan yaitu di provinsi Pattani, Narathiwat, Yala, Satun, dan Songkla. Daerah ini berbatasan langsung dengan Malaysia yang mana masyarakatnya kebanyakan dari bangsa melayu sehingga sering disebut dengan melayu muslim. Islam dan kebudayaan melayu sangat menyatu dan tidak dapat terpisahkan, sehingga terdapat beberapa budaya yang melekat sebagai ciri khas melayu muslim yang tinggal di daerah Thailand selatan.

Budaya tersebut antara lain, penggunaan Bahasa Melayu, Bahasa Kampong atau Bahasa Tengoh, Tulisan Jawi, hukum yang bersumber dari Kitab Fiqh, adanya kelompok Abangan dan Santri, Sistem Pendidikan: Anubhan, Raudha, Tadika, dan Pondok Pesantren sebagai sistem pendidikan tertinggi.

Baca Juga: Rumpakan di Kampung Arab, Tradisi Idul Fitri yang Bertahan 3 Abad

3. Perayaan Idul Fitri di Thailand

Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailandpotret Hari Raya Idul Fitri di Thailand (youtube.com/Bobo di Mobil)

Perayaan Idul Fitri di Thailand sejatinya tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, hanya saya dirayakan secara terbatas. Jika di Indonesia di malam takbir terdapat tradisi takbiran keliling yang dilakukan anak-anak muda hingga orang tua, di Thailand, tradisi ini tidak berlaku. Gema takbir hanya sebatas dikumandangkan di dalam masjid atau musolah.

Setelah salat Id, masyarakat muslim di Thailand langsung bersalam-salaman kemudian makan bersama di area masjid. Setelah itu mereka pulang dan kembali ke rumah masing-masing untuk sungkeman bersama keluarga dan bagi-bagi THR layaknya di Indonesia. Singkat memang perayaan Idul Fitri di sana. Karena Idul Fitri yang sesungguhnya bagi orang Thailand sendiri adalah ketika di hari ke 7 Syawal yang disebut dengan Tradisi Rayo 6.

4. Tradisi "Rayo 6" di Hari Idul Fitri Thailand

Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailandpotret Hari Raya Idul Fitri di Thailand (youtube.com/Bobo di Mobil)

Tradisi Rayo 6 merupakan puncak dari perayaan Idul Fitri di Thailand. Masyarakat muslim Thailand biasa merayakan Rayo 6 ini selepas melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari atau hari ke-7 Idul Fitri, dan inilah hari raya sesungguhnya bagi mereka. Di momen ini, masyarakat muslim Thailand berbondong-bondong melaksanakan ziarah kubur sambil membawa bekal ketupat untuk dimakan bersama-sama serta peralatan salat untuk melakukan salat tasbih.

Pada perayaan Rayo 6 ini juga barulah masyarakat muslim di sana melakukan mudik ke kampung halaman masing-masing yang biasa kita lakukan. Oleh karena itu pemerintah juga meliburkan para pekerja dan anak sekolah bagi masyarakatnya yang merayakan.

5. Makanan khas Idul Fitri dari Thailand

Tradisi Idul Fitri yang Dilakukan Masyarakat Muslim Thailandmakanan khas Idul Fitri dari Thailand (youtube.com/Nana Supaphorn Channel)

Di Thailand juga terdapat ketupat sebagai salah satu makanan khas di Hari Raya Idul Fitri. Namun bedanya, ketupat di Thailand tidak berbahan dasar beras dan berbentuk jajar genjang seperti di Indonesia, tetapi berbentuk segitiga dan berbahan dasar beras ketan atau beras pulut yang juga biasa digunakan untuk membuat Mango Sticky Rice serta menggunakan daun palas sebagai tempatnya.

Cara penyajiannya pun berbeda, jika di Indonesia ketupat biasa disantap dengan opor, di Thailand ketupat bisa dinikmati dengan 2 cara, yaitu ketupat manis yang dimakan dengan gula merah dan ketupat gurih yang bisa dimakan dengan gulai atau kari. Selain itu, terdapat ketupat yang berbahan dasar beras ketam hitam juga yang dapat dinikmati dengan cara yang sama.

Di Thailand juga terdapat opor ayam seperti Indonesia bernama knomthim. Tampilan dan rasa dari knomthim tidak jauh berbeda dari opor ayam, hanya saja sayur yang digunakan adalah sayur mentah seperti mentimun dan kacang pancang atau bisa juga ditambahkan dengan pelepah pisang.

Untuk jajanan khas Idul Fitri, masyarakat muslim Thailand kebanyakan membuat sendiri untuk disuguhkan. Salah satunya adalah rangtho atau di Indonesia biasa disebut kembang goyang. Memiliki rupa dan rasa yang sama, dinamai rangtho karena bentuknya mirip dengan sarang rangtho yang merupakan serangga besar di Thailand. Selain itu, mereka juga suka menghidangkan tape ketan dan beberapa jenis cake.

Meskipun banyak kemiripan dengan tradisi Idul Fitri di Indonesia, namun tradisi Idul Fitri di Thailand tetap menarik dan unik ya karena masing-masing memiliki ciri khas masing-masing. Apakah di antara kalian ada yang tertarik juga untuk mencoba sensasi baru merayakan Idul Fitri di Thailand?

Baca Juga: Sejarah dan Tradisi Hari Ibu di 5 Negara, Tanggal Tidak Pernah Sama

Nindia Dina Photo Verified Writer Nindia Dina

I write what I love

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya