Postingan status Tere Liye kembali menjadikan namanya bertengger di puncak trending topic Indonesia. Tapi, selain masalah amukan dan postingannya yang menjadi cibiran banyak warganet, masih ada fakta lain tentang Tere Liye yang perlu kamu tahu.
Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini, ya.
Ketika novel Tere Liye yang berjudul Ayahku (Bukan) Pembohong terbit, banyak kalangan menilai novel tersebut sangat mirip ceritanya dengan novel yang kemudian difilmkan dengan judul "Big Fish" karya Daniel Wallace.
Meski perbincangan tentang tudingan plagiat tersebut sempat mengemuka, namun Tere Liye menolak tuduhan tesebut. Ia mengaku tidak pernah membaca dan menonton film Big Fish yang dimaksud orang-orang.
Kamu pasti kenal dengan Takeshi Kitano, bukan? Itu lho yang jadi raja di Benteng Takeshi. Ia memerankan Zutoichi, si samurai buta dalam film Zutoichi : The Blind Samurai yang tayang di TV Jepang juga layar lebar.
Salah satu quote terkenal dari Zutoichi adalah “The falling leaves doesn’t hate the wind.” Salah satu judul novel Tere Liye yang terkenal berjudul "Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin."
Nama Tere Liye adalah Bahasa India yang berarti "untuk kamu" atau dalam beberapa terjemahan berarti "demi kamu". Film India banyak yang menggunakan kata romantis ini dalam lagunya. Salah satu yang teranyar adalah film "Veer Zarra" yang dibintangi Sharukh Khan, dengan salah satu soundtrack-nya berjudul "Tere Liye".
Meski beberapa judul lain novelnya begitu terkenal dan best seller, namun para penggemar Tere Liye menganggap Hafalan Surat Delisa adalah karya terbaik Tere Liye. Kamu setuju?
Novel ini memiliki latar belakang cerita bencana tsunami di Aceh. Mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Delisa yang sedang berjuang menghafal doa-doa shalat untuk ditampilkan pada gurunya. Membaca novel ini memang gak bisa membiarkan air mata meleleh dan hati trenyuh, deh!
Ya, harus diakui, bahwa Tere Liye paling sering menjadi korban perundungan, alias bulan-bulanan di dunia maya. Tidak hanya kalangan warganet biasa, sampai penulis lain yang lebih senior juga ikut mencibir Tere Liye.
Salah satu yang membuat Tere Liye menjadi bulan-bulanan adalah ketika ia menuding kaum sosialis dan komunis tidak terlibat aktif pada usaha perebutan kemerdekaan Indonesia.
Seperti dilansir Pojokseni.com, Tere Liye memasang tarif Rp 20 juta hingga Rp 25 juta untuk mengundang dirinya dalam acara semacam seminar, talk show dan sebagainya. Hal itu juga menjadikan dirinya sempat dijadikan bulan-bulanan warganet.