Geser 'Spirited Away', 'Demon Slayer' Jadi Film Terlaris di Jepang

Pendapatan terbesar sepanjang sejarah film Jepang

Tokyo, IDN Times - Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia ternyata tak berpengaruh sama sekali terhadap pendapatan film animasi "Demon Slayer", di mana film tersebut berhasil mencapai pendapatan tertinggi sepanjang masa sejarah perfilman di Jepang. Diketahui, pendapatan tersebut mencapai angka 32,47 miliar yen atau setara dengan Rp4,43 triliun. Bagaimana awal ceritanya?

1. Film animasi tersebut sudah dirilis sejak Oktober 2020 lalu

Geser 'Spirited Away', 'Demon Slayer' Jadi Film Terlaris di JepangPoster promosi film "Demon Slayer". (Instagram.com/kimetsunoyaiiba)

Dilansir dari The Guardian, pendapatan film animasi "Demon Slayer" terbilang sangat fantastis di tengah pandemi COVID-19 dengan mengalahkan pendapatan film terlaris Hollywood, serial "Harry Potter", bahkan sebuah film karya animator Jepang yang paling dihormati, Hayao Miyazaki. Film tersebut sudah dirilis sejak Oktober 2020 lalu dan telah menghasilkan tiket penjualan sebesar 32,47 miliar yen atau setara dengan Rp4,43 triliun, menurut angka yang dirilis pada hari Senin, 28 Desember 2020, waktu setempat. 

Uniknya, film animasi ini hanya membutuhkan waktu selama 45 hari untuk menjadi film terlaris kedua di Jepang sepanjang masa, melewati film "Titanic" pada akhir November 2020 sebelum akhirnya berada di puncak dengan menggeser film "Spirited Away - hit Studio Ghibli" yang dirilis tahun 2001 dengan sutradara Hayao Miyazaki. Bagian dari keberhasilan film "Demon Slayer" adalah pada alur ceritanya yang dianggap menarik. Film tersebut menceritakan sebuah kisah kuno tentang kebaikan melawan kejahatan yang mengikuti Tanjiro, seorang remaja lelaki yang bergabung dengan sekelompok pejuang iblis untuk membalas pembantaian sebagian besar keluarganya dan untuk menyelamatkan saudara perempuannya, yang berubah menjadi iblis.

2. Dalam cerita film 'Demon Slayer' juga selaras dengan apa yang terjadi pada saat ini

Geser 'Spirited Away', 'Demon Slayer' Jadi Film Terlaris di Jepangwallpapersden.com

Kampanye pemasaran dalam mempromosikan film "Demon Slayer" dan barang dagangan yang terinspirasi dengan mencakup segala sesuatu mulai dari replika pedang plastik hingga kopi kaleng, ketahanan Tanjiro selaras dengan penonton bioskop yang menghadapi musuh bebuyutan mereka dalam bentuk virus. Asisten profesor manga dan psikologi dari Daito Bunka University, Yuka Ijima, mengatakan pada masa lalu, konsep "setan" digunakan untuk mewujudkan ancaman yang tak terlihat dan menakutkan, seperti penyakit dan epidemi.

Ia juga menambahkan secara keseluruhan, film ini menceritakan tentang ketahanan dengan mengatasi hal-hal buruk serta memiliki kekuatan untuk melakukan itu. Sayangnya, film "Demon Slayer" gagal memecahkan rekor pada hari Natal, seperti yang diperkirakan oleh banyak orang, "Demon Slayer" terus berlanjut sepanjang lonjakan infeksi belum lama ini, bahkan ketika rekor beban kasus harian mendorong pemerintah untuk mendesak orang-orang untuk menghadiri acara yang tidak perlu.

Baca Juga: Demon Slayer: Saat Anime Jadi Pahlawan di Tengah COVID-19

3. Film 'Demon Slayer' akan tayang juga di beberapa negara lain

Geser 'Spirited Away', 'Demon Slayer' Jadi Film Terlaris di JepangSalah satu cuplikan serial "The Crown" yang ditayangkan di Netflix. (Instagram.com/thecrownnetflix)

Selain ditayangkan di Jepang, film "Demon Slayer" juga ditayangkan di berbagai bioskop yang ada di Amerika Utara pada awal tahun 2021 ini. Sebelumnya, film tersebut juga ditayangkan di Taiwan pada tanggal 30 Oktober 2020 lalu dan di Thailand pada awal bulan Desember 2020 lalu. Pendapatan yang diraih film "Demon Slayer" ini juga menghasilkan dampak perekonomian Jepang sekitar 270 miliar yen atau setara dengan Rp37 triliun berdasarkan data dari Dai-Ichi Life Research Institute pada awal Desember 2020 ini.

Namun, beberapa penggemar memperingatkan agar tidak mengaitkan film "Demon Slayer" dengan pandemi COVID-19. Dalam volume akhir seri manganya dalam bentuk buku sudah mulai dijual pada awal bulan Desember 2020 ini. Pihak penerbit Shueisha mengatakan bahwa sebanyak 3,95 juta eksemplar diterbitkan sebagai edisi pertama dari volume ke-23, dengan jumlah kumulatif untuk semua volume termasuk penjualan digital mencapai 120 juta eksemplar.

Baca Juga: Demon Slayer: Saat Anime Jadi Pahlawan di Tengah COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya