Video Tentang Bully Karya Bocah 12 Tahun Ini Akan Membuatmu Merasa Bersalah!

Sebuah video anti bully atau tindak diskriminasi serta kekerasan menarik perhatian netizen di YouTube. Video berjudul "The Bully" ini diunggah oleh seorang anak laki-laki berusia 12 tahun bernama Jonah Maxwell. Seperti dikutip dari Independent, Jonah adalah seorang siswa sekolah dasar di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Dalam waktu satu pekan, video tersebut telah ditonton lebih dari 360.000 kali itu menceritakan tentang pengalaman Jonah sendiri. Jonah selama tujuh tahun pertama dalam hidupnya tinggal di Dublin, Republik Irlandia sebelum pindah ke Amerika Serikat. Dirinya di-bully karena aksennya saat berbicara.
Bully sebagai tugas utama mereka yang merasa superior.

Dalam video tersebut, diceritakan bagaimana seorang siswa lainnya yang mencoba menunjukkan superioritasnya. Badan yang lebih besar dan pemberani membuat sang pem-bully bebas melakukan apapun. Mengejek, menertawakan sampai memukul jadi cara pem-bully untuk menjatuhkan target mereka.
Seakan-akan tindakan mereka adalah sebuah tugas utama. Dalam video The Bully juga terlihat sekelompok anak-anak, tidak memandang gender maupun ras mem-bully Jonah yang awalnya hanya diganggu satu siswa. Seluruh sekolah ikut menertawainya. Bahkan pesan-pesan singkat yang tidak nyaman dibaca pun dikirimkan pada Jonah, si inferior.

Bukan hanya Jonah yang menjadi korban. Namun, seorang anak perempuan baru yang juga memiliki aksen unik di-bully. Jonah yang mencoba berteman dengan sang gadis pun semakin di-bully. Jonah bahkan dimusuhi oleh teman-temannya karena berteman dengan gadis yang 'tidak keren'. Namun, menurut Jonah, semua hal itu bisa dihentikan lewat satu hal kecil.
Sebuah pertolongan menimbulkan tindakan positif lainnya.

Suatu hari Jonah melihat seorang anak inferior lain juga di-bully. Melihat aksi tersebut, Jonah menolong bocah yang dikiranya tidak dikenal, tapi ternyata anak itu adalah teman sekelasnya. Keesokan paginya, seorang pem-bully pun membuat Jonah terjatuh di depan kelas. Anak-anak lain pun menertawainya. Namun, sepasang tangan lain membantu Jonah untuk memunguti buku-bukunya.
Tangan itu adalah milik bocah yang ditolongnya di hari sebelumnya. Mulai dari situ, keduanya menjalin pertemanan. Mereka seolah-olah memiliki misi menghentikan bully. Dari situ, sedikit demi sedikit siswa lain sadar bahwa membantu lebih baik dari pada mem-bully.
Tindakan sederhana Jonah memberi efek besar. Saksikan videonya di bawah ini.
Masihkah kamu mau mem-bully? Atau kamu salah satu korban?