3 Ciri Psikopat Ekstrem pada Yoon Jo Kyun di Hunter with a Scalpel

Yoon Jo Kyun bukan tipe pembunuh yang membunuh karena amarah ataupun balas dendam. Ia membunuh karena ia menikmatinya. Setiap adegan pembunuhan terasa seperti ritual pribadi yang penuh kendali seolah-olah ia adalah "seniman" dan korbannya adalah "karya seni".

Korban-korbannya pun dipilih secara acak, seseorang yang memang ia ingin dijadikan korban. Jo Kyun bahkan menyusun tubuh para korban menggunakan benang merah, seolah-olah sedang merajut sesuatu yang indah.

Benang itu bukan sekadar alat, tapi simbol rasa kepemilikan terhadap korbannya. Jo Kyun tak sekadar menghilangkan nyawa seseorang, tapi juga menciptakan "karya" dari mayat manusia. Ini menunjukkan bahwa pembunuhan baginya adalah bentuk ekspresi artistik, bukan kekerasan brutal biasa.

Dalam kesehariannya, Jo Kyun adalah pria sederhana yang baik dan ramah ke setiap orang. Inilah yang membuat Jo Kyun semakin mengerikan. Di balik sadismenya, ia punya kemampuan berkamuflase di kalangan masyarakat seperti orang biasa.

Bahkan kepada para penyelidik yang mengejar pembunuh berantai, Jo Kyun bisa menjalin komunikasi yang baik tanpa dicurigai. Ia tahu bagaimana cara tampil sebagai orang baik, meski sebenarnya suka membunuh orang.

Kemampuan menyembunyikan identitas gila ini adalah ciri klasik dari psikopat yang cerdas dan berbahaya. Di antara wajah ramah dan tangan berdarah, Jo Kyun pintar berbohong dan memerankan karakter lain, membuatnya semakin sulit dicurigai.

Yang paling mengerikan dari Yoon Jo Kyun adalah bagaimana ia memperlakukan anaknya, Seo Se Hyun (Park Ju Hyun), bukan sebagai keluarga, tapi sebagai "proyek". Sejak kecil, Se Hyun dipaksa ikut dalam tindakan kriminal ayahnya, bukan sebagai pelaku utama, tapi sebagai asisten yang membersihkan jejak pembunuhan.

Ini bukan hanya bentuk kekerasan, tapi juga bentuk manipulasi psikologis yang mendalam. Saat dewasa, Se Hyun menjadi dokter forensik, dan ironisnya, ia kerap mengautopsi mayat yang merupakan korban ayahnya sendiri.

Alih-alih merasa malu atau bersalah, Jo Kyun justru senang. Ia merasa seperti sedang “bekerja sama lagi” dengan anaknya. Ia meyakini bahwa mereka punya ikatan spesial, karena “berbagi darah” dan “saling memahami mayat”.

Dengan tiga ciri ini, Yoon Jo Kyun bukan sekadar penjahat biasa. Dalam Hunter with a Scalpel, ia adalah representasi psikopat ekstrem. Ia dingin, manipulatif, narsistik, dan penuh obsesi simbolik. Dan yang paling mengerikan, Jo Kyun tidak melihat keluarganya sebagai manusia, melainkan bagian dari proyek gilanya.