Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kritik terhadap Ending Drakor When the Phone Rings

Yoo Yeon Seok dan Chae Soo Bin di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)
Yoo Yeon Seok dan Chae Soo Bin di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)

When the Phone Rings menayangkan episode terakhirnya pada Sabtu (04/01/2025). Drakor berjumlah 12 episode ini berakhir happy ending bagi Baek Sa Eon (Yoo Yeon Seok) dan Hong Hee Joo (Chae Soo Bin). Meski begitu, episode terakhir drakor ini tetap menuai kritik.

Kritik pedas terhadap ending drakor ini ramai dibicarakan di media sosial. Sebagian penonton protes dan kurang puas terkait episode terakhir When the Phone Rings. Khususnya, karena ada salah satu adegan kontroversial di penghujung episode. Berikut tiga kritik yang ditujukan terhadap ending drakor When the Phone Rings.

1. Penyelesaian konflik yang terburu-buru

Yoo Yeon Seok di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)
Yoo Yeon Seok di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)

Drakor When the Phone Rings memadukan genre romance dan thriller. Sejak episode awal, drakor ini memasukkan berbagai konflik berat dan penuh plot twist. Mulai dari masalah politik, penculikan, ancaman, pembunuhan, hingga rahasia kelahiran tokoh utama.

Dengan banyaknya konflik, jumlah episode yang sedikit membuat penyelesaian masalah jadi terkesan terburu-buru. Terlebih di episode terakhir masih ditambahkan konflik baru berupa perginya Baek Sa Eon ke Argan setelah tahu ayah kandungnya penyebab kecelakaan Hong Hee Joo. Karena ditinggal tanpa kejelasan, Hong Hee Joo menyusulnya meski tahu masih terjadi perang di Argan.

Di novel, konflik Baek Sa Eon dan Hong Hee Joo di Argan masih panjang. Namun, di versi drakor, konflik ini dipersingkat. Tahu-tahu mereka ketemu tanpa sengaja, berbaikan, lalu pulang ke Korea Selatan. Mereka menikah lagi dan hidup bahagia. Meski berakhir bahagia, konflik di Argan jadi seperti tempelan yang tak perlu bagi narasi cerita. Dengan penyelesaian sesingkat itu, bisa saja Baek Sa Eon menyepi di wilayah Korea daripada harus jauh-jauh ke negara yang masih berperang.

2. Banyak adegan yang kurang masuk akal

Chae Soo Bin di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)
Chae Soo Bin di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)

Sejak episode pertengahan, penonton ramai menemukan kejanggilan dalam adegan atau plot cerita drakor When the Phone Rings. Misalnya, tokoh utama sering sekali terluka. Namun, mereka selalu selamat tanpa terluka atau bisa cepat sembuh dari luka berat. Kondisi ini menimbulkan pro kontra karena dianggap kurang masuk akal.

Kejanggalan ini kian parah di episode terakhir. Banyak scene yang dipaksakan dan tidak masuk akal. Contohnya, Baek Sa Eon pergi ke Argan dan tiba-tiba jadi gerilyawan melawan pemberontak padahal background dirinya adalah mantan jurnalis dan politis, bukan tentara. Selain itu, Hong Hee Joo juga bisa bebas pergi ke Argan padahal wilayah itu katanya sulit dimasuki orang biasa.

Keanehan yang paling kentara di adegan Baek Sa Eon dan Hong Hee Joo bertemu lagi di Argan. Mereka diceritakan lari dari kejaran pemberontak sehingga harus sembunyi. Namun, mereka justru saling berdebat dengan suara kencang lalu bermesraan. Mereka juga bisa santai di rumah persembunyian Baek Sa Eon di Argan padahal disebutkan daerah itu sudah dikuasai pemberontak.

3. Scene kontroversial yang diduga menyinggung konflik Israel-Palestina

Jang Gyu Ri di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)
Jang Gyu Ri di When the Phone Rings (dok. MBC/When the Phone Rings)

Ada satu adegan paling kontroversial yang muncul sebelum credit title. Adegan ini singkat, tapi menuai banyak protes dari warganet. Scene ini berupa berita yang dibacakan oleh Na Yoo Ri (Jang Gyu Ri) dan Hong Hee Joo jadi penerjemah bahasa isyarat.

Berita yang dibawakan Na Yoo Ri membahas situasi penyanderaan yang dialami warga Korea Selatan. Mereka dikatakan telah disandera oleh militan bersenjata saat Paltima melakukan serangan udara di wilayah Izmael. Baek Yoo Yeon (nama baru Baek Sa Eon) ditugaskan jadi negosiator.

Kemiripan nama negara Paltima dengan Palestina dan Izmael dengan Israel menimbulkan banyak protes. Pihak produksi drakor When the Phone Rings dituding sengaja menyinggung konflik Palestina dan Israel dengan narasi Palestina yang menyerang Israel. Pihak MBC dan tim produksi dituntut untuk menyatakan permintaan maaf, tapi sampai artikel ini ditulis, pihak terkait belum memberikan pernyataan apa pun.

Ketiga hal di atas menimbulkan kekecewaan bagi penonton saat nonton episode terakhir When the Phone Rings. Meski berakhir bahagia, ending drakor ini menuai protes dan kritik. Apa kamu sudah nonton ending drakor When the Phone Rings?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
S. M. Fatimah
EditorS. M. Fatimah
Follow Us