Drakor Boyhood yang dibintangi oleh Im Siwan, Lee Si Woo, dan Lee Sun Bin menjadi perbincangan hangat di media global. Sayangnya, drama sekolahan ini belum tersedia legal di OTT Indonesia. Padahal popularitasnya di kancah internasional terus naik, lho!
Menariknya lagi drama ini mengusung tema yang laris di pasaran, yaitu problematika gangster yang beranggotakan sekelompok remaja SMA. Berikut sederet alasan yang membuat Boyhood layak ditayangkan di platform streaming Indonesia.
Gak cuma di Korea, di Indonesia pun menyambut hangat tema-tema gangster yang disuguhkan oleh para sineas. Terutama jika latar waktunya mundur ke zaman dulu, di mana banyak sekali segala sesuatu yang khas terdapat pada masa itu.
Drakor Boyhood atau yang dikenal pula dengan Once Upon a Boyhood mengangkat kisah gangster yang digawangi anak-anak SMA. Jajaran bad boy ini diketuai oleh Im Siwan yang selama ini dikenal dengan citra cowok kalem. Gak heran kalau banyak yang penasaran, deh!
Seperti drama serupa lainnya, tema gangster langganan viral di media sosial. Jadi, sudah selayaknya OTT di Indonesia pun menayangkan drama ini, bukan? Kini gak sedikit warganet yang mengharapkan penayangan drama Boyhood dengan berujar di media sosial.
Perihal penggemar, jangan tanya sebanyak apa penggemar Im Siwan di Indonesia. Aktor yang genap berusia 35 tahun pada 1 Desember mendatang itu sudah dikenal karena penampilan aktingnya yang gak pernah mengecewakan.
Im Siwan sendiri aktif berakting sejak tahun 2011 dan menjadi bagian dari boy grup ZE:A sejak satu tahun sebelumnya. Popularitas aktor satu ini kian melejit di Indonesia usai membintangi drakor Misaeng: Incomplete Life (2014).
Kini Boyhood jadi kolaborasi perdananya dengan aktris cantik Lee Sun Bin. Sementara Siwan sebagai cowok sering ditindas, Lee Sun Bin memegang kendali dengan kekuatan penuh di kalangan gangster cewek. Penampilan mereka ini sudah dinantikan sejak lama.
Penampilan Im Siwan dalam drama ini mungkin akan mengingatkan penonton dengan karakternya di film The Merciless (2017). Kedua karakternya sekilas terlihat mirip, karena diam-diam menghanyutkan dan sama-sama jadi kawanan gangster legendaris.
Uniknya, Jang Byeong Tae yang dilakoninya tidak punya kemampuan mumpuni untuk berkelahi. Alih-alih unjuk kekuatan, ia sering dipukuli sekelompok gang di sekolah lamanya. Dalam semalam, ia harus menggantikan Jung Gyeong Tae (Lee Si Woo) jadi pentolan.
Sebaliknya, Lee Sun Bin sebagai Park Ji Yeong punya pengaruh kuat di wilayahnya. Namun atas beberapa alasan, ia memilih untuk menyembunyikan kekuatannya. Bagaimanapun, ia merupakan support system bagi Jang Byeong Tae yang selama ini selalu lebih lemah.
Sesuai tema, Boyhood disebut-sebut berhasil menggambarkan vibes era 80-an. Ulasan dari berbagai media internasional bikin penonton Indonesia juga kelewat penasaran untuk menjajal nonton drama satu ini.
Visualisasi old school dengan latar Onyang dan Buyeo, Chungcheong Selatan menjadikan cerita satu ini jauh lebih dramatis. Setiap tempat seakan punya cerita, sehingga orang-orang yang menjalani masa mudanya di tahun 1980-an bisa menikmati cerita sembari nostalgia.
Dari masa ke masa sudah menjadi rahasia umum jika ada siswa populer punya julukan superior. Itu sebabnya Macan Putih atau petarung terbaik Asan yang melekat dalam diri Jang Byeong Tae menarik untuk diulik lebih dalam.
Meskipun banyak poin menarik yang tersaji dalam drakor Boyhood, sampai sekarang belum ada platform streaming di Indonesia yang menayangkan drama ini. Semoga tidak butuh waktu lama agar drama ini bisa dinikmati penonton, ya!