5 Cara Penyintas Bertahan Hidup di Film Badland Hunters

Sebagian besar penyintas tinggal berkelompok di wilayah yang disebut distrik. Dengan hidup berkelompok, mereka dapat saling melindungi dan lebih aman dari predator. Hal ini karena selalu ada ancaman dari hewan buas maupun orang-orang yang berniat jahat.

Uang bukan lagi alat tukar yang berguna di situasi apokalips. Orang-orang memakai cara barter dalam bertransaksi. Namun, tidak semua benda diterima. Hanya barang-barang yang dianggap berguna yang bisa dipakai barter. Misalnya, beras dan pakaian.

Penyintas kini hidup seperti era prasejarah. Mereka berburu agar bisa mendapatkan daging untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, ada profesi pemburu yang kemudian melakukan barter dengan benda milik warga.

Gak seperti saat dunia baik-baik saja, kini orang-orang memakan daging hewan yang kurang lazim. Di antaranya, daging buaya hingga ular. Semua ini terjadi karena minimnya pasokan makanan sejak terjadi gempa.

Bukan hanya makanan, para penyintas juga kekurangan air bersih. Baik untuk dikonsumsi maupun digunakan membersihkan diri. Mereka sering bergantung pada air hujan yang bisa ditampung untuk dipakai nanti.

Sayangnya, sejak gempa, bumi jadi tandus dan gersang. Hujan pun jarang sehingga terjadi kekeringan yang bisa berlangsung berbulan-bulan. Saat ini terjadi, penyintas akan mencari air meski kotor. Air tersebut lalu disterilkan memakai alat seadanya agar bisa dikonsumsi.

Meski selamat dari bencana gempa, penyintas menghadapi berbagai tantangan. Mereka pun harus beradaptasi untuk bertahan hidup di situasi sulit. Upaya mereka bertahan hidup di film Badland Hunters patut diapresiasi.