5 Isu Sosial dalam Drakor Long Time No Sex, Banyak yang Relate?

Rim Park Samuel (Ahn Jae Hong) bersama istrinya Woo Jin (Esom) sedang menghadapi masa sulit dalam pernikahan mereka di drama Long Time No Sex (2024). Mobil Samuel masuk ke danau saat banjir. Nahas, ia berada di area larangan parkir yang membuat asuransi menolak bertanggungjawab, padahal mobil itu adalah sumber kehidupan mereka dan masih dibeli secara kredit.
Mengetahui kehidupan mereka gak akan kunjung membaik, Woo Jin mengusulkan untuk melakukan pemerasan pada pelanggan hotel yang ia ketahui berselingkuh. Samuel pun menyetujui ide sang istri karena ia merasa terdesak.
Sesuai dengan judulnya yang vulgar, drama ini memang banyak dihiasi adegan dewasa. Di balik itu, ada banyak isu sosial yang disinggung dalam drama Long Time No Sex, lho. Apa saja, ya? Yuk, simak!
1. Sulitnya mencari pekerjaan

Samuel adalah lulusan Universitas Nasional Seoul, perguruan tinggi paling bergengsi di Korea Selatan. Namun hal ini gak membuat pria itu mudah mencari pekerjaan. Usai gagal dengan usaha start-up pertamanya, Samuel kesulitan untuk bangkit. Ia akhirnya memilih pekerjaan sebagai supir taksi dan menggantung ijazahnya.
Sulitnya mencari pekerjaan sepertinya jadi masalah klasik di semua generasi, ya. Tak terkecuali masyarakat di masa sekarang, jumlah pekerjaan rasanya gak seimbang dengan jumlah pencari kerja. Hal ini harusnya jadi motivasi bagi masyarakat usia produktif untuk selalu meningkatkan skill.
2. Himpitan utang

Ada satu adegan miris di drakor Long Time No Sex. Ketika Samuel dan Woo Jin sedang mengawasi pergerakan salah satu target mereka di bank, mereka melihat banyak anak muda yang mendaftar pinjaman. Padahal suku bunga pinjaman semakin naik hingga mencapai sekitar 25 persen.
Isu tentang jeratan utang dengan suku bunga tinggi banyak diangkat di drakor karena inilah yang sering dialami oleh masyarakat. Para peminjam yang kebanyakan juga berasal dari golongan usia produktif biasanya berakhir dengan bekerja untuk membayar suku bunga. Sementara itu, pinjaman pokok mereka sulit berkurang.
3. Generasi yang kesulitan memiliki tempat tinggal

Kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat gak berhenti di sana. Drama Long Time No Sex juga mengisyaratkan masalah kesulitan mencari tempat tinggal bagi para generasi muda. Harga apartemen dan perumahan semakin tinggi, sementara penghasilan susah naik. Akhirnya masyarakat golongan sederhana memilih menyewa apartemen murah dan hidup seadanya.
Isu macam ini juga kerap kita dengar di kalangan pekerja kota-kota besar di Indonesia. Sebagian orang memilih membeli rumah di lokasi yang jauh dari pusat kota dan berkorban tenaga untuk bolak-balik antara kantor ke rumah. Sebagian yang lain memilih menyewa tempat tinggal seadanya di dekat tempat kerja dan faktor kenyamanan jadi prioritas terakhir.
4. Persaingan antarsaudara

Perseteruan antarsaudara gak pandang usia. Di Long Time No Sex, perseteruan ini terjadi di antara saudara Samuel dan ipar-iparnya. Mereka akan saling sombong memperlihatkan apa saja yang telah diberikan pada orangtua mereka. Alhasil, timbul perasaan iri serta merasa dikecilkan jika belum bisa memberi sebanyak saudara yang lain.
5. Perselingkuhan

Samuel dan Woo Jin memanfaatkan informasi yang didapat Woo Jin sebagai front office untuk mengancam pasangan selingkuh. Mereka mengambil bukti, kemudian meminta sejumlah uang pada target yang telah ditentukan.
Isu perselingkuhan juga kerap terjadi belakangan ini. Tak jarang, ada sejumlah kasus perselingkuhan yang sampai viral di media sosial. Long Time No Sex mengajak penonton untuk kembali berpikir mengenai pengkhianatan terhadap pasangan ini serta akibatnya bagi keluarga pelaku.
Isu sosial yang diangkat drama Long Time No Sex memang banyak dan relatable dengan kondisi masyarakat. Semua persoalan itu disajikan dengan humor segar yang gak bikin bosan penonton. Namun karena banyak adegan vulgar, pastikan kamu cukup umur kalau mau nonton, ya.