5 Momen Bikin Emosi di Drakor Chief Detective 1958 Episode 7-8

Chief Detective 1958 sekali lagi membahas deretan kasus kriminal di episode 7-8. Dalam pengungkapan kasus ini, Park Yeong Han (Lee Je Hoon) dan timnya mengalami banyak hambatan. Adegan ini pun jadi momen yang bikin emosi di dua episode terbaru.
Meski menyebalkan, deretan momen berikut ini penting bagi konflik dan alur drakor Chief Detective 1958. Apalagi drakor ini hanya menyisakan dua episode lagi sebelum ending. Apa saja momen yang bikin emosi di Chief Detective 1958 episode 7-8? Yuk, simak.
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Choi Dal Sik tetap jadi wakil direktur Kepolisian Nasional

Awal episode 7 mengungkap bahwa Yu Dae Cheon (Choi Duk Moon) sengaja pura-pura belum siuman. Ia ingin menjebak Choi Dal Sik (Oh Yong) dan Baek Do Seok (Kim Min Jae) yang telah menyerangnya hingga terluka. Ia bahkan memiliki bukti kuat bahwa Choi Dal Sik dulu adalah pro Jepang. Namun, ia juatru menghancurkan bukti tersebut.
Yu Dae Cheon melakukannya demi melindungi Unit Satu. Ia tak ingin timnya itu diganggu selama menyelidiki kasus. Unit Satu memang bisa bekerja lebih leluasa berkat itu, tapi tetap saja menjengkelkan melihat Choi Dal Sik dipromosikan jadi wakil direktur Kepolisian Nasional mengingat track record-nya.
2. Kasus pembunuhan terkait manipulasi saham direbut BIPK

Di episode 7, Unit Satu menyelidiki kasus pembunuhan yang disamarkan jadi bunuh diri. Korban adalah pegawai perusahaan sekuritas. Bukan hanya dibunuh, korban juga difitnah terlibat dalam penggelapan dana nasabah.
Unit Satu akhirnya berhasil mengungkap fakta di balik kasus ini dan menangkap pelaku. Namun, Baek Do Seok menyerahkan kasus ini pada BIPK karena semua kejahatan yang berkaitan dengan saham harus diserahkan ke sana. Padahal Unit Satu sudah bekerja keras. Selain itu, BIPK justru terlibat dalam manipulasi pasar saham yang membunuh korban.
3. Tersangka pembunuhan lolos dari jeratan hukuman

Imbas dari direbutnya kasus nomor dua oleh BIPK adalah dua pelaku berhasil kabur, sementara satu lagi tewas di penjara. Meski kasus pembunuhan ini berhasil terungkap dan nama korban dibersihkan dari fitnah, tetap ada yang mengganjal. Alasannya tentu karena otak pembunuhan justru lolos dari jeratan hukum dan masih bisa hidup bebas.
4. Sikap angkuh remaja psikopat yang membunuh orangtuanya

Episode 8 menyoroti kasus kriminal yang dilakukan remaja. Salah satunya adalah remaja berusia 14 tahun yang membunuh ibunya lalu menjebak kekasih dari sang ibu sebagai tersangka. Setahun sebelumnya ia juga membunuh ayahnya dan membuatnya seolah tenggelam akibat kecelakaan.
Yang bikin emosi, pelaku adalah psikopat yang tidak merasa bersalah. Ia justru tertawa melihat kematian orangtuanya. Ia juga menantang polisi sebab mengira dirinya tak akan dihukum karena masih remaja. Sikapnya yang berpura-pura lemah dan baik padahal aslinya kejam sukses bikin bergidik.
5. Banyak remaja ditipu dan disiksa dalam program nasional

Selain pembunuhan, Unit Satu juga menyelidiki kasus penjambretan berantai yang melukai tiga orang. Sempat kesulitan ditangkap, ternyata ada tiga pelaku yang terlibat dan semuanya masih remaja. Yang lebih bikin kaget adalah motif pelaku.
Ketiganya nekat melakukan tindakan kriminal demi bertahan hidup. Mereka adalah yatim piatu yang dulu ikut dalam program nasional yang menjanjikan akan memberikan kehidupan lebih baik. Namun, ternyata jauh panggang dari api. Mereka justru mendapat perlakuan tak manusiawi selama bekerja. Misalnya, diberi makan nasi kepal basi dan kerap dipukuli.
Kelima scene di atas jadi momen yang bikin geregetan dalam dua episode terbaru Chief Detective 1958. Khususnya, ketidakadilan yang dialami korban. Sementara itu, ada pelaku kejahatan yang justru berhasil bebas. Momen mana saja yang bikin kamu emosi saat nonton Chief Detective 1958 episode 7 dan 8?