5 Pelajaran Hidup dari Drakor When Life Gives You Tangerines

Kalau kamu nonton When Life Gives You Tangerines, pasti sadar kalau drama ini bukan sekadar kisah cinta biasa. Episode 5 terutama, sukses bikin banyak orang relate karena menyentuh konflik antara cinta, mimpi, dan realitas hidup.
Ae Sun, yang diperankan oleh IU, harus memilih antara mengorbankan impiannya atau mempertahankan keluarganya. Sementara itu, Gwan Sik (Park Bo Bum) juga menghadapi tantangan besar sebagai suami dan ayah.
Dari episode ini, ada lima pelajaran hidup yang bisa kita petik, terutama soal cinta, pengorbanan, dan bagaimana kita menghadapi hidup. Yuk, simak!
1. Kadang kita harus memilih antara mimpi dan realitas hidup

Ae Sun adalah perempuan yang punya impian besar. Sejak kecil, dia bercita-cita jadi penyair dan ingin bebas menjalani hidup sesuai keinginannya. Tapi setelah menikah dengan Gwan Sik dan memiliki anak, dia dihadapkan dengan realitas yang pahit. Apakah dia masih bisa mengejar impiannya atau harus mengalah demi keluarganya.
Episode 5 benar-benar menyoroti dilema ini. Ae Sun akhirnya memilih untuk mengorbankan mimpinya, tapi apakah ini keputusan yang benar Banyak penonton yang merasa relate karena dalam hidup sering kali kita juga harus memilih antara impian pribadi dan tanggung jawab.
Namun, apakah harus selalu seperti itu? Mungkinkah ada cara untuk tetap mengejar impian tanpa mengorbankan kebahagiaan keluarga? Pertanyaan ini yang bikin kita semakin merenung setelah menonton episode ini.
2. Cinta saja tidak cukup untuk menghadapi kerasnya hidup

Gwan Sik mencintai Ae Sun dengan tulus, tapi episode ini menunjukkan bahwa cinta saja tidak cukup untuk menghadapi kerasnya hidup. Setelah menikah, mereka menghadapi banyak rintangan, mulai dari ekonomi hingga tekanan sosial.
Di sini, kita bisa melihat bahwa hubungan yang kuat butuh lebih dari sekadar cinta. Harus ada komunikasi, kompromi, dan kesediaan untuk berjuang bersama. Gwan Sik mencoba menjadi suami yang baik dengan bekerja keras, tapi dia juga merasa bersalah karena Ae Sun harus mengorbankan impiannya.
Konflik seperti ini banyak terjadi di dunia nyata. Kadang, kita berpikir bahwa cinta bisa mengatasi segalanya, tapi pada akhirnya, kita butuh lebih dari itu. Kita butuh kesadaran bahwa hidup penuh tantangan dan cinta harus berjalan berdampingan dengan realitas.
3. Keputusan yang kita ambil hari ini bisa menentukan kebahagiaan kita di masa depan

Episode 5 juga mengajarkan bahwa keputusan yang kita buat hari ini bisa berdampak besar pada masa depan. Ae Sun memilih untuk mengorbankan mimpinya demi keluarganya. Tapi, apakah keputusan itu akan membuatnya bahagia di masa depan atau justru menyesalinya
Banyak orang mengalami hal serupa di dunia nyata. Ada yang memilih pekerjaan stabil daripada mengejar passion, ada yang menikah muda dan harus meninggalkan impian, dan ada juga yang menyesal karena merasa kehilangan jati diri.
Dalam hidup, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Yang terpenting adalah menyadari konsekuensi dari setiap pilihan yang kita buat. Episode ini benar-benar menampilkan bagaimana pilihan Ae Sun dan Gwan Sik bisa berdampak pada kehidupan mereka ke depan.
4. Perempuan di masa lalu punya lebih sedikit pilihan dibanding perempuan zaman sekarang

Salah satu alasan kenapa keputusan Ae-sun terasa begitu berat adalah karena dia hidup di era yang lebih konservatif. Di tahun 1950-an, perempuan sering kali harus mengorbankan diri demi keluarga. Masyarakat saat itu memandang bahwa tugas utama perempuan adalah menjadi istri dan ibu.
Kalau Ae Sun hidup di tahun 2025, apakah dia masih akan membuat keputusan yang sama. Dengan lebih banyaknya kesempatan bagi perempuan saat ini, mungkin dia bisa mengejar mimpinya sambil tetap mempertahankan keluarganya.
Episode ini mengingatkan kita bahwa perempuan di masa lalu harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan hak mereka. Dan sekarang, dengan lebih banyak pilihan yang tersedia, penting bagi kita untuk menghargai kesempatan yang ada dan mendukung satu sama lain untuk mencapai impian.
5. Tidak ada pilihan yang benar-benar sempurna dalam hidup

Pada akhirnya, tidak ada keputusan yang benar-benar sempurna. Ae Sun memilih keluarganya, tapi itu bukan berarti dia sepenuhnya bahagia. Gwan Sik juga bekerja keras untuk keluarganya, tapi dia tetap merasa ada yang kurang.
Begitu juga dalam hidup kita. Setiap pilihan pasti ada risikonya, dan kita harus siap menghadapi konsekuensinya. Yang terpenting adalah menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan menerima bahwa setiap keputusan membawa tantangan dan kebahagiaan masing-masing.
Episode 5 dari When Life Gives You Tangerines mengajarkan bahwa hidup bukanlah tentang memilih yang paling sempurna, tapi tentang bagaimana kita berdamai dengan pilihan yang kita buat.
Episode 5 dari When Life Gives You Tangerines bukan hanya bikin baper, tapi juga penuh dengan pelajaran hidup yang mendalam. Dari pengorbanan, cinta, hingga pilihan hidup, drama ini benar-benar menggambarkan realitas yang banyak orang alami di dunia nyata.
Jadi, kalau kamu berada di posisi Ae Sun, apa yang akan kamu pilih: mengejar impian atau mengutamakan keluarga?