4 Prinsip Hidup Haenyeo di Drakor When Life Gives You Tangerines

- Kemiskinan di Jeju disoroti oleh drakor When Life Gives You Tangerines
- Proses training panjang dan prinsip ketat menjadi haenyeo
- Solidaritas, risiko besar, dan manfaat sosial dari profesi haenyeo
Kemiskinan menjadi salah satu isu sosial yang di-highlight oleh drakor When Life Gives You Tangerines. Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, para perempuan juga harus terjun untuk mencari nafkah demi keberlangsungan keluarganya. Tak banyak pilihan pekerjaan yang bisa dilakoni oleh perempuan Jeju pada masa itu.
Sedikitnya lapangan pekerjaan membuat kebanyakan perempuan Jeju memilih menjadi penyelam wanita atau haenyeo. Dari pagi hingga menjelang sore, mereka menyelam bersama kelompoknya untuk mencari rumput laut, seafood dan abalon.
Dalam melakoni pekerjaannya, haenyeo memegang prinsip yang sudah turun-temurun. Apa saja prinsip yang dijunjung oleh para haenyeo? Berikut penjelasan lebih lengkapnya!
1. Selalu utamakan kesehatan

Untuk menjadi seorang haenyeo, para perempuan itu harus melalui proses training yang cukup lama dan intensif. Sebab, nantinya para haenyeo akan menyelam dalam waktu lama tanpa bantuan alat menyelam yang modern. Selain dibutuhkan skill menyelam yang tinggi, para haenyeo juga harus memastikan bahwa tubuh mereka dalam kondisi sehat.
Pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang besar dan ketahanan tubuh yang baik. Sehingga, jika haenyeo memaksakan diri menyelam padahal kondisi tubuh sedang tidak fit, ditakutkan akan terjadi hal yang tidak diharapkan saat menyelam.
2. Tidak boleh tamak

Prinsip kedua yang dipegang oleh para haenyeo adalah tidak boleh tamak saat menyelam. Ini bisa diartikan bahwa dalam menyelam, para haenyeo tidak boleh berlebihan dalam mengambil hasil laut. Mereka punya batasan-batasan yang jelas dan ketat mengenai hal ini.
Sifat tamak harus dihilangkan saat menyelam. Karena jika sifat tersebut muncul, mereka akan mencoba mendapatkan hasil laut sebanyak-banyaknya tanpa mengingat kemampuan diri, kondisi laut dan waktu.
Hal yang sering terjadi jika para haenyeo tamak, mereka akan memforsir dirinya untuk menyelam dalam waktu yang lama. Mereka tidak sadar bahwa tubuhnya sudah kelelahan, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
3. Berbagi hasil tangkapan dengan haenyeo yang sakit

Satu hal yang patut dikagumi oleh para haenyeo adalah rasa kekeluargaannya. Jika salah satu haenyeo tidak bisa menyelam karena sedang sakit, maka mereka akan berbagi hasil tangkapan dengan haenyeo tersebut dengan suka rela.
Para anggota lain yang menyelam pada hari itu selalu memastikan bahwa haenyeo yang sakit tetap mendapat hasil laut. Meski jumlah hasil tangkapan laut yang diberikan tidak seberapa, setidaknya bisa cukup untuk memberi makan anggota keluarga pada hari itu.
4. Menjaga anak-anak haenyeo yang telah meninggal

Para haenyeo sadar bahwa pekerjaan yang mereka lakoni punya risiko besar. Banyak haenyeo yang meninggal, baik saat menyelam ataupun karena rusaknya paru-paru, seperti yang dialami oleh Jeon Gwang Rye (Yeom Hye Ran), ibu Oh Ae Sun (IU) di drakor When Life Gives You Tangerines.
Saat salah satu anggota kelompoknya meninggal, maka anggota yang lain akan menjaga anak-anak dari anggota kelompok yang meninggal tersebut. Meski tidak menjaga selama 24 jam, mereka akan selalu memastikan bahwa anak tersebut tumbuh dengan sehat dan tidak kelaparan.
Prinsip-prinsip di atas membuat profesi ini banyak ditekuni oleh perempuan. Meski pekerjaan ini berat dan berisiko, tapi mereka bisa bersosialisasi dan bercengkrama dengan haenyeo lain. Tanpa disadari, ini bisa mengurangi rasa stres yang ditimbulkan setelah mengurus keluarga.