5 Sifat Red Flag Suami Cha Jeong Suk di Drakor Doctor Cha

Apa sih, love bombing itu? Itu, loh... kalau ada seseorang yang menunjukkan cintanya padamu secara berlebihan dan di waktu yang cepat, maka dipastikan itu adalah love bombing. Ingat, ya, dua kata kuncinya: "berlebihan" dan "cepat".

Nah... itulah yang dilakukan Seo In Ho pada Cha Jeong Suk di masa muda. Saat Jeong Suk terjatuh ketika menempuh medan terjal dalam acara kampus, bak pahlawan kesiangan, In Ho menggendong Jeong Suk menuju tempat peristirahatan. Di sana, terbawa suasana, mereka pun melakukan sesuatu yang menjadi awal mula dari segalanya. Ya, kamu pasti tahu apa yang terjadi karena ada anak yang dihasilkan dari aktivitas mereka.

Padahal saat itu, In Ho sudah memiliki kekasih bernama Choi Seung Hi (Myung Se Bin). Namun, ia malah menebar cinta di mana-mana hanya karena suasana. Ia pun terpaksa meninggalkan Seung Hi yang kala itu remuk tentunya. 

Meski terkesan gentleman di awal karena mau bertanggung jawab pada anak yang ada dalam perut Jeong Suk, nyatanya segala yang berlangsung begitu cepat itu tak berlangsung lama. Perasaannya pada Jeong Suk layaknya sakura yang indah saat bermekaran lalu berguguran kemudian. Ketika usia pernikahan menua, ia mulai memberi jarak pada Jeong Suk dengan pisah ranjang selama 10 tahun.

Di episode awal, kamu akan melihat Cha Jeong Suk seperti robot yang diberi perintah ini dan itu lalu bergerak ke sana ke mari untuk menjalankan tugas. Seluruh pekerjaan rumah dilakoninya tanpa ada yang membantu, entah suami, mertua, maupun kedua anaknya. Menyandang status ibu rumah tangga, membuatnya diperlakukan seperti pelayan, bukan anggota keluarga.

Tentu pemandangan semacam ini menunjukkan bahwa sang suami merupakan penganut patriaki yang taat. In Ho merasa berhak marah apabila Jeong Suk tidak melayaninya dari ujung kepala sampai kaki. Seakan, tidak ada waktu istirahat bagi Jeong Suk untuk mencintai dirinya sendiri. Bahkan, Jeong Suk juga harus siap berkata "iya" kapan pun mertuanya menyuruhnya untuk berbelanja. 

Keuangan rumah tangga juga diatur oleh mertuanya. Jeong Suk hanya berbelanja, tapi tidak berkuasa. Bahkan, ia jarang membelanjakan uang untuk dirinya sendiri, semuanya untuk kehidupan mewah mertua tercinta. Ia hanya memperoleh baju maupun tas bekas yang sudah tak dilirik lagi oleh mertuanya itu.

Setelah semua dedikasi yang diberikan Cha Jeong Suk, apakah In Ho akan menghargainya? Tidak, terlalu tunduk juga dapat menjebak diri pada ketidakadilan. Yang tersisa hanya penghinaan yang disisipkan pelan-pelan dalam kehidupan Jeong Suk. Pernah digambarkan Jeong Suk berusaha untuk tidur bersama sang suami, tapi ditepis dengan dalih lelah bekerja.

Kelelahan macam apa yang konstan berlangsung selama 10 tahun? Apakah dokter betulan tak punya waktu rehat? Kalau benar, sudah pasti para dokter serentak berubah menjadi pasien. Alasan klasik itu digunakan In Ho untuk menyiksa psikis Jeong Suk yang membuatnya merasa tidak lagi berharga sebagai seorang istri. 

Seo In Ho memaksakan citra diri sebagai suami pekerja keras yang terkesan lelah setiap hari. Ucapannya sebagai kepala rumah tangga yang penuh pengorbanan itu harus diimani oleh seluruh isi rumah. Ironinya... ketika Jeong Suk membutuhkan donor untuk operasi lever, sang suami yang katanya dokter sungguhan itu malah ragu menjadi pendonor. Padahal, ia tahu nyawa istrinya terancam.

Dokter macam apa yang ragu-ragu ketika menyelamatkan nyawa? Apalagi itu istrinya sendiri. Kata istri seperti pajangan saja. Ia tidak mencintai Jeong Suk sebagaimana seharusnya. Ia malah mengkhawatirkan kesehatan dirinya sendiri karena sebagai dokter ia paham betul bahwa operasi lever memang tinggi risikonya.

"Terpaksa oleh keadaan", In Ho pun mau menjadi pendonor. Sayangnya, ibunya tiba-tiba histeris ketika mengetahui keputusan anaknya tersebut. Ibunya takut terjadi sesuatu pada anaknya, tapi tak peduli jika terjadi sesuatu pada menantunya. In Ho sendiri, sebetulnya berharap dalam hati agar gagal menjadi pendonor. 

Semesta yang kacau ini pun mengabulkan harapan ibu dan anak yang egois itu. Tiba-tiba, ada pasien mati otak yang rupanya cocok untuk dijadikan pendonor. In Ho dan ibunya tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia meski ditekan mati-matian dalam diam. Mereka bisanya cuma menjadikan Jeong Suk pesuruh, tapi saat Jeong Suk butuh, mereka acuh tak acuh. 

Mengetahui fakta bahwa bukan suaminya yang menjadi pendonor, menggebrak kesadaran Jeong Suk yang lama tertidur. Ia sadar bahwa telah mengabdi secara membabi buta pada keluarganya tanpa memikirkan apa keinginannya. Dulu, menjadi ibu rumah tangga seutuhnya pasca anak pertamanya kecelakaan merupakan pilihan tepat. Namun, operasi mengubah pemikirannya.

Jeong Suk sadar bahwa ia masih memiliki impian terpendam untuk menjadi dokter yang baik. Loh, dokter? Siapa? Cha Jeong Suk? Jadi dokter? Kok? Iya... gini, jadi, Jeong Suk ternyata lulusan kedokteran sama seperti In Ho. Sama hebat ternyata. 

Memang... siapa, sih, yang bilang Cha Jeong Suk tidak hebat? Saking hebatnya, ia meraih poin 49 dari 50 saat tes untuk menjadi dokter residen. Meski terkesan terlambat, ia pun memenggal pemikiran bahwa ibu rumah tangga itu tak berdaya. Siapa pun berdaya, jika berupaya. 

Itulah isi introspeksi Cha Jeong Suk pasca operasi. Ia mulai memantik kembali nyalinya untuk meneruskan kariernya sebagai dokter setelah rehat selama 20 tahun. Anehnya, In Ho sebagai sosok terdekatnya malah membatasi ruang gerak Jeong Suk. 

Suaminya yang memang suka mendominasi itu lagi-lagi mencampuri pilihan yang diambil Jeong Suk. Bukannya mendukung, seakan meremehkan, ia malah menyuruh Jeong Suk berlibur agar impiannya sebagai dokter terkubur. Baginya, peran istrinya di dunia yang luas ini hanya sebatas di ruang dapur.

Ia tak pernah menyangka jika Jeong Suk betulan bertekad belajar dalam persiapan tes hingga berhasil lolos. Bahkan, ia kaget setengah gila saat mengetahui istrinya diterima di rumah sakit yang sama dengan tempatnya bekerja. Karena apa? Karena takut dikira pakai jalur orang dalam hingga jadi bahan gosip? Bukan! Itu karena mantannya, Choi Seung Hi, juga bekerja di rumah sakit itu.

Keberadaan Choi Seung Hi pun menambah bumbu drama di antara In Ho dan Jeong Suk. Realitanya... In Ho menyembunyikan fakta bahwa ia bekerja di rumah sakit yang sama dengan mantan terindahnya itu. Jeong Suk baru mengetahuinya ketika mulai bekerja di sana.

Dengan polos, Jeong Suk berusaha meminta maaf pada Seung Hi atas benang rumit dalam riwayat mereka. Bagaimana pun, Jeong Suk merebut In Ho dari Seung Hi di masa lalu. Seung Hi berusaha memaafkan Jeong Suk, tapi tetap dengan batasan pada titik mereka tidak akan pernah bisa berteman. Terkesan bijak, tapi penuh siasat.

Seung Hi secara sembunyi-sembunyi saling memikat dengan In Ho. Mereka melakukan kegiatan terlarang, yaitu berselingkuh. Seung Hi yang semula korban mulai kalap dan menjadi pelaku. Tidak ada pembenaran dari dendamnya yang masih menganga itu.

In Ho pun sama sekali tidak merasa bersalah akan pengkhianatannya. Ia malah fokus menenangkan Seung Hi yang cemburu pada Jeong Suk. In Ho kemudian mengatur trik agar istrinya tidak betah bekerja di sana dengan cara menyerang mental perempuan yang telah melahirkan anak-anaknya itu.

In Ho bahkan tega mempermalukan Jeong Suk di depan dokter residen lainnya dengan sengaja memberi pertanyaan seputar penyakit pasien yang sulit untuk dijawab. Demi selingkuhan, In Ho bisa-bisanya memicu otak untuk menekan istrinya, padahal seharusnya menyemangatinya.

Namun, Jeong Suk yang tangguh tidak mengeluh. Tak mementingkan harga diri, ia memilih tak malu bertanya pada dokter lain meskipun usianya jauh lebih tua ketika ia tidak mengetahui suatu hal. Vakum 20 tahun sebagai dokter membuatnya butuh adaptasi lebih lama saat berhadapan dengan pasien. Semakin dalam suaminya mendorongnya untuk tenggelam, semakin dalam pula kegigihan Cha Jeong Suk menolak karam.

Itulah macam-macam aksi red flag Seo In Ho sebagai suami Cha Jeong Suk. Toxic dan manipulatif! Akankah Jeong Suk segera membaca pertandanya dan mengakhiri rumah tangganya? Atau malah bertahan dalam kehampaan? Saksikan terus drakor Doctor Cha untuk mengetahui kelanjutannya. Semoga, kamu bisa mengambil banyak pelajaran dari drama ini, ya.