6 Pelajaran tentang Kehidupan dari Drama Oh My Ghost Clients

Oh My Ghost Clients bukan sekadar drama tentang advokat buruh yang membantu arwah penasaran yang tak bisa kembali dengan tenang ke nirwana. Meski dibalut unsur fantasi dan sedikit horor, tetapi drama ini banyak menyelipkan pesan-pesan tentang kehidupan yang sangat relate dengan dunia nyata.
Di balik semua kisah misterius dan plot twist yang mengejutkan, ada banyak pesan moral yang diam-diam akan menyentil hati kita dan bikin kita merenung. Drama ini juga mengajarkan pada kita bahwa terkadang, suara yang gak terdengar justru yang paling butuh untuk didengarkan.
Nah, ini dia lima pelajaran penting yang bisa kita petik dari perjalanan No Mu Jin (Jung Kyung Ho) sebagai advokat bagi para hantu.
1. Keadilan itu memang tak selalu datang tepat waktu, tetapi bukan berarti tak layak untuk diperjuangkan

Lewat kasus-kasus arwah buruh yang dibela oleh No Mu Jin, kita jadi sadar bahwa tak semua orang sempat mendapatkan keadilan saat hidup. Tapi, bukan berarti mereka harus dilupakan. Bukan berarti keadilan itu harus diabaikan. Sama halnya pada kasus-kasus arwah yang Mu Jin tangani. Kebanyakan dari mereka diperlakukan tak baik saat masih hidup. Merasa tak bisa pula meminta tolong dan mendapat keadilan. Yang terjadi justru mereka semakin dibuat tak bisa apa-apa sebab tak ada pilihan lain.
Lalu, saat mereka telah tiada pun tak ada keadilan yang datang. Kematian mereka dianggap sebagai hal yang lumrah dan mereka dilupakan begitu saja. Namun, berkat Mu Jin pada akhirnya mereka bisa kembali ke nirwana dengan tenang dan mendapatkan keadilan atas kematian mereka. Walau mungkin keadilan yang datang untuk mereka terlambat, tetapi keadilan itu bisa datang sebab diperjuangkan dengan penuh keberanian.
2. Terdengar sepele, tetapi menjadi pendengar bisa jadi sangat berarti bagi orang lain

Mu Jin mungkin tidak punya banyak janji manis dan omong kosong seperti pengacara lainnya yang akan menjanjikan banyak hal dan mengatakan berbagai pasal yang mereka ketahui. Dia juga tak asal berbicara mengenai pasal, Mu Jin juga selalu menggunakan nuraninya ketika bekerja.
Lalu, setelah menjadi advokat untuk para hantu Mu Jin belajar menjadi pendengar yang baik bagi klien-nya yang butuh dibela. Lewat cerita-cerita mereka, dia tahu mana yang harus dibela dan diperjuangkan. Kadang seseorang tak butuh nasihat yang panjang dan lebar, mereka cuma butuh didengar tanpa dihakimi. Para buruh itu juga butuh dihargai atas upaya dan kerja keras mereka. Mu Jin memahami banyak tentang hal ini semenjak ia mulai jadi pendengar bari orang yang masih hidup maupun sudah mati.
3. Kebaikan yang kecil pun bisa berdampak besar bagi orang lain

Sering kali kita meremehkan soal kebaikan kecil yang tampak tak berpengaruh apa-apa terhadap hidup seseorang. Padahal, sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan itu bisa saja berdampak besar bagi orang lain. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Mu Jin di sini.
Kadang yang dilakukan Mu Jin mungkin terlihat sepele. Sekadar mendengar cerita, membuka kembali berkas lama, menemui saksi yang diabaikan, dan mencoba memperjuangkan keadilan mereka melalui hal-hal kecil. Tapi, dari langkah-langkah kecil itulah, nasib para arwah buruh yang jadi klien-nya mulai berubah. Berkat kebaikan dan ketulusannya, mereka akhirnya bisa mendapatkan keadilan dan bisa kembali ke nirwana dengan tenang.
4. Kunci harmonisnya hubungan rumah tangga adalah komunikasi

Ya, seperti yang kita lihat jika No Mu Jin dan Na Mi Joo pisah ranjang sejak episode awal.Gak hanya pisah ranjang, Mi Joo bahkan minggat dari rumah karena tak kuat dengan kelakuan Mu Jin. Lelaki itu memang tidak berselingkuh apalagi sampai main tangan, tetapi sikapnya yang selalu memendam semua hal sendirian dan memutuskan sesuatu sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu membuat Mi Joo kesepian. Meski niat hati Mu Jin tak ingin membebani sang istri, tetapi hal itu justru membuatnya tampak seperti tak dibutuhkan.
Yang diminta oleh Mi Joo di sini bukanlah uang pesangon yang Mu Jin hanguskan karena investasi bodong. Akan tetapi, kejujuran dan komunikasi dari Mu Jin terhadapnya. Mi Joo ingin Mu Jin selalu melibatkannya dalam segala hal. Sehingga tak ada lagi yang namanya saling merasa tak nyaman maupun kesepian. Dan semua itu kuncinya ada di komunikasi yang baik antar pasangan.
5. Cara menyembuhkan luka batin adalah dengan menghadapinya, bukan mengabaikannya

Di sini, Mu Jin menyimpan lukanya sendirian selama sepuluh tahun. Luka karena belum ikhlas akan kepergian sang kakak akibat laka kerja. Mu Jin tak rela kakaknya meninggal dengan cara tersebut. Dia merasa jika seharusnya kakaknya masih hidup apabila atasannya tidak mengabaikan keselamatan kerja pada hari itu.
Luka batin yang Mu Jin pendam itu ia biarkan menganga begitu saja. Mu Jin mencoba mengabaikannya agar tak ada yang tahu. Namun, ternyata waktu tak menyembuhkan semua luka yang ada. Selama sepuluh tahun ia tetap berduka dan tak bisa menerima kematian kakaknya.
Sampai akhirnya setelah ia bisa bertemu dengan arwah sang kakak dan mencoba menghadapi luka tersebut, ia bisa menerima kenyataan bahwa kakaknya telah tiada. Luka di hatinya perlahan sembuh karena ia telah rela dan mencoba menghadapi luka yang ada tanpa perlu berpura-pura kuat lagi.
6. Perubahan memang tak bisa terjadi dengan instan, tetapi satu langkah kecil bisa menjadi awal adanya perubahan

Sama seperti yang dibahas oleh No Mu Jin dan Bo Sal di akhir episode bahwa dunia tidak mudah untuk berubah. Akan tetapi, berkat satu langkah kecil itu bisa menjadi awal untuk adanya perubahan di masa depan.
Berkat kebaikan, ketulusan, dan perjuangan Mu Jin beserta timnya dalam membela mereka yang tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya ada sedikit perubahan yang ia bawa. Selain para arwah bisa kembali dengan tenang, tak sedikit pula orang yang mulai memerhatikan sekitarnya berkat terungkapnya ketidakadilan tersebut.
Nah, lewat drama ini kita belajar bahwa suara yang tak terdengar pun tetap punya arti. Bahwa banyak orang yang ingin didengar. Banyak pula orang di sekitar kita yang butuh dihargai tanpa dihakimi. Drama ini benar-benar jadi pengingat tentang pentingnya empati, keadilan, dan juga menghargai usaha orang lain.