7 Arogansi Tim Rugby Pro pada Tim Rugby HPEHS di The Winning Try

- Tim rugby profesional menolak Ju Ga Ram tanpa penjelasan, menunjukkan ketidakbukaan mereka terhadap potensi tim HPEHS.
- Mereka menolak menonton tim rugby HPEHS dan memiliki penilaian negatif terhadap mereka sebelum melihat bermain, sangat merugikan.
- Tim rugby profesional hanya tertarik pada tim dengan reputasi besar dan prestasi yang sudah teruji, mencerminkan pandangan sempit terhadap tim yang lebih muda.
Pada episode 5 drakor The Winning Try, Ju Ga Ram (Yoon Kye Sang) berusaha keras untuk mengubah nasib tim rugby Hanyang Physical Education High School (HPEHS) yang dilihat sebelah mata oleh banyak pihak, termasuk tim rugby profesional. Setelah berjuang mengatasi berbagai masalah internal, Ju Ga Ram mencoba membuat timnya dilirik oleh para pencari bakat dari tim rugby profesional saat Festival Olahraga Nasional.
Namun, bukannya mendapatkan respons positif, yang muncul justru arogansi dari para tim rugby profesional. Berikut adalah tujuh sikap merendahkan yang ditunjukkan tim rugby profesional terhadap tim HPEHS di The Winning Try.
1. Mereka menolak Ju Ga Ram tanpa penjelasan

Sebelum sempat melihat kemampuan tim rugby HPEHS, tim rugby profesional langsung menolak Ju Ga Ram begitu saja. Tanpa memberikan kesempatan untuk menjelaskan kondisi timnya, mereka sudah membuat keputusan berdasarkan prasangka mereka sendiri.
Penolakan tanpa alasan yang jelas ini menjadi contoh nyata betapa tidak terbukanya mereka terhadap potensi yang dimiliki tim rugby HPEHS. Tentu saja, hal ini membuat Ju Ga Ram merasa semakin terpojok.
2. Menolak menonton tim rugby HPEHS

Salah satu alasan utama tim rugby profesional menolak untuk melihat tim rugby HPEHS bertanding, adalah karena mereka tidak suka dengan pelatihnya, Ju Ga Ram. Mereka memandang rendah tim hanya berdasarkan siapa yang melatih, bukan pada kemampuan dan potensi pemainnya.
Ini menunjukkan betapa dangkalnya penilaian mereka terhadap suatu tim. Mereka lebih mengutamakan nama besar daripada kualitas sesungguhnya.
3. Judgemental terhadap tim rugby HPEHS

Tim rugby profesional sudah memiliki penilaian negatif terhadap tim rugby HPEHS sebelum melihat mereka bermain. Mereka menganggap tim rugby HPEHS sebagai tim yang buruk dan tidak berpotensi, hanya berdasarkan asumsi mereka yang belum tentu benar.
Sikap ini sangat merugikan, karena menutup kemungkinan adanya kejutan dari tim yang selama ini dianggap sepele. Seperti membiarkan tim ini kalah sebelum bertanding.
4. Mereka yakin HPEHS tidak lolos babak kedua

Sebelum pertandingan dimulai, tim rugby profesional sudah memutuskan bahwa mereka hanya akan menonton tim yang tampil di babak kedua. Mereka menganggap tim rugby HPEHS akan langsung tersingkir di babak pertama.
Ini jelas menunjukkan sikap merendahkan, karena mereka sudah menganggap tim rugby HPEHS akan gagal bahkan sebelum pertandingan dimulai. Segitu yakinnya, ya!
5. Penolakan berdasarkan masa lalu

Salah satu alasan mereka menganggap tim rugby HPEHS tidak layak diperhitungkan adalah karena masa lalu Ju Ga Ram yang terlibat doping tiga tahun silam. Mereka tidak melihat bahwa Ju Ga Ram telah belajar dari kesalahannya dan berusaha keras membangun kembali timnya.
Penolakan ini sangat dipengaruhi oleh masa lalu, tanpa memberi kesempatan pada Ju Ga Ram dan timnya untuk menunjukkan perubahan positif yang telah terjadi. Hal ini tentu sangat tidak adil bagi tum rugby HPEHS.
6. Tidak mau melihat potensi terpendam

Tim rugby profesional terlalu terfokus pada status dan nama besar. Hal ini membuat mereka gagal melihat potensi yang terpendam dalam tim rugby HPEHS.
Mereka tidak memberi ruang bagi pemain rugby HPEHS untuk menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya bisa mengejutkan banyak pihak. Sikap ini menunjukkan betapa mereka terlalu cepat menilai tanpa memberi kesempatan pada tim yang lebih kecil untuk berkembang.
7. Hanya melihat dari prestasi dan nama besar

Tim rugby profesional hanya tertarik pada tim-tim dengan reputasi besar dan prestasi yang sudah teruji. Mereka hanya melihat tim rugby HPEHS sebagai tim yang “tidak berbobot” dan menganggap mereka tidak layak dipertimbangkan karena kurangnya prestasi.
Arogansi yang ditunjukkan oleh tim rugby profesional di The Winning Try mencerminkan pandangan sempit terhadap tim yang lebih muda dan kurang berpengalaman. Mereka terlalu cepat menilai, hanya mengandalkan nama besar dan prestasi lama, tanpa memberi kesempatan untuk melihat potensi yang ada.