7 Kekesalan Do Ha pada Ha Kyeong di Episode Awal Last Summer

Bagi Baek Do Ha, waktu seharusnya mengajarkan seseorang untuk lebih dewasa. Namun, Song Ha Kyeong masih menunjukkan sikap impulsif dan keras kepala yang sama seperti dulu. Ia sering membuat keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, seolah hidup masih berhenti di masa lalu.

Bagi Baek Do Ha, hal ini bukan hanya menyebalkan, tapi juga menyakitkan. Baek Do Ha tahu, di balik sifat itu, ada bagian dari Song Ha Kyeong yang belum berdamai dengan masa lalu mereka.

Masalah sepele seperti uang justru jadi pemicu ketegangan di antara mereka. Song Ha Kyeong masih sering meminta uang tambahan untuk biaya merawat anjing kesayangan mereka, sesuatu yang bagi Baek Do Ha terasa seperti beban emosional yang tak pernah selesai. Ia merasa Song Ha Kyeong tidak memahami kondisi dan prioritasnya, dan menganggap permintaan itu sebagai bentuk ketergantungan yang seharusnya sudah berakhir sejak lama.

Rumah mereka, yang penuh kenangan dan luka, sebenarnya adalah simbol hubungan yang belum selesai. Ketika Song Ha Kyeong memutuskan ingin menjualnya tanpa bicara dulu dengan Baek Do Ha, ia merasa dikhianati. Bukan karena nilai rumah itu secara materi, tapi karena keputusan itu seolah menghapus seluruh masa lalu yang pernah mereka bagi. Baginya, menjual rumah berarti menutup bab tanpa sempat membaca ulang halamannya.

Sebagai arsitek, Baek Do Ha punya keterikatan emosional pada setiap detail rumah itu. Jadi, ketika Song Ha Kyeong membawa calon pembeli tanpa pemberitahuan, ia merasa dilangkahi dan tidak dihargai. Kejadian itu memicu kemarahan yang lebih besar dari sekadar soal rumah, karena ia merasa Song Ha Kyeong tidak lagi melihat dirinya sebagai bagian penting dalam keputusan apa pun yang berkaitan dengan masa lalu mereka.

Langkah Song Ha Kyeong untuk mengajukan somasi adalah puncak dari segala kekesalan Baek Do Ha. Ia merasa diserang tanpa penjelasan, seolah dirinya menjadi musuh yang harus dilawan, bukan seseorang yang dulu pernah ia lindungi. Bagi Baek Do Ha, tindakan itu bukan hanya bentuk ketegangan hukum, tapi juga bentuk penolakan emosional yang dalam, tanda bahwa Song Ha Kyeong benar-benar ingin memutuskan hubungan mereka sepenuhnya.

Ketika Song Ha Kyeong bersikeras membongkar pagar batu yang mengelilingi rumah mereka, Baek Do Ha tahu itu keputusan berbahaya. Pagar itu dibuat dengan perhitungan arsitektural yang matang, dan jika dibongkar, area sekitar bisa tergenang air saat hujan lebat.

Namun Ha Kyeong tetap ngeyel, menuduhnya terlalu mengontrol segalanya. Kejadian ini menjadi simbol dari perbedaan pandang mereka, antara rasionalitas dan emosi, antara membangun dan merusak.

Kemarahan Baek Do Ha mencapai puncak saat rumah mereka rusak karena tindakan ceroboh Song Ha Kyeong. Baginya, rumah itu bukan sekadar bangunan, tapi representasi hubungan mereka dan saat bangunan itu hancur, seolah hubungan mereka pun ikut runtuh. Ia tak hanya marah karena dinding retak atau atap bocor, tapi karena Ha Kyeong sekali lagi membuktikan bahwa ia tidak bisa menjaga sesuatu yang berarti bagi mereka berdua.

Hubungan Baek Do Ha dan Song Ha Kyeong di Last Summer bukan sekadar kisah cinta yang kandas, tapi juga potret dua orang yang saling menghukum karena tidak tahu cara memaafkan. Setiap kekesalan Do Ha adalah cerminan dari cinta yang belum benar-benar padam, tapi terlalu rusak untuk dihidupkan kembali. Dalam setiap konflik yang terjadi di antara mereka, Last Summer memperlihatkan bahwa kadang, yang paling kita benci bukanlah orang lain, melainkan versi diri kita sendiri yang masih terikat pada masa lalu.