7 Keresahan Jung Chun di The Murky Stream, Difitnah

- Banyak suap di biro kepolisian Mapo Naru
- Peralatan perang rusak dan dana perawatan dikorupsi
- Barang inventaris tidak sesuai catatan, kuda disewakan untuk kepentingan pribadi
Dalam drama Korea The Murky Stream, karakter Jung Chun (Park Seo Ham) hadir sebagai asisten inspektur yang idealis dan sangat menjunjung tinggi integritas. Meskipun berusaha keras untuk mengikuti aturan dan menjaga kejujuran, ia segera menyadari kenyataan pahit di dunia kepolisian Mapo Naru yang jauh dari harapan. Di tengah segala kepalsuan dan korupsi, Jung Chun merasa terjebak dalam dilema antara menjaga prinsip atau menyesuaikan diri dengan sistem yang telah rusak.
Apa saja keresahan yang dialami oleh Jung Chun di drakor The Murky Stream? Berikut tujuh keresahan yang dirasakan Jung Chun yang mencerminkan kegelisahannya di biro kepolisian Mapo Naru.
1. Banyak suap di tempatnya bekerja, yakni biro kepolisian Mapo Naru

Salah satu keresahan terbesar Jung Chun adalah maraknya praktik suap yang terjadi di biro kepolisian Mapo Naru. Sebagai seorang yang menjunjung tinggi aturan, ia merasa sangat terganggu dengan kenyataan bahwa suap sudah menjadi hal yang biasa dan diterima dalam lingkungan tempat ia bekerja. Ini mengundang dilema moral baginya, karena meskipun ia ingin tetap jujur, sistem yang ada justru mendorongnya untuk ikut serta dalam praktik kotor tersebut. Keresahan ini mencerminkan betapa buruknya kondisi birokrasi yang ada, di mana kejujuran dan integritas sering kali dipandang sebelah mata.
2. Peralatan perang rusak karena tidak dirawat dan biaya perawatan dikorupsi

Jung Chun juga sering kali mendapati peralatan perang, seperti senjata dan perlengkapan lainnya, dalam kondisi yang sangat buruk. Hal ini terjadi karena perawatan yang tidak dilakukan dengan baik dan dana perawatan yang justru dikorupsi oleh pihak-pihak yang lebih tinggi. Sebagai seorang yang berusaha menjalankan tugasnya dengan serius, melihat peralatan yang seharusnya digunakan untuk melindungi masyarakat dalam kondisi rusak membuatnya semakin frustrasi. Keresahan ini memperlihatkan bagaimana dana yang seharusnya digunakan untuk keamanan dan perlindungan malah diselewengkan untuk kepentingan pribadi.
3. Barang inventaris tidak sesuai catatan

Ketidakberesan lainnya yang membuat Jung Chun merasa khawatir adalah ketidakcocokan antara barang inventaris dan catatan resmi. Banyak barang yang hilang atau tidak terdata dengan baik, menandakan adanya praktik penggelapan atau pencurian yang terjadi di dalam biro kepolisian itu sendiri. Sebagai seorang polisi yang berpegang pada integritas, Jung Chun merasa cemas dengan kondisi ini, karena itu berarti pihak kepolisian tidak menjalankan tugasnya dengan profesional. Ini semakin membuatnya merasa terperangkap dalam sistem yang tidak bisa lagi dipercaya.
4. Kuda-kuda yang seharusnya jadi aset, justru disewakan

Salah satu kejadian yang semakin menambah keresahan Jung Chun adalah fakta bahwa kuda-kuda yang seharusnya menjadi aset negara malah disewakan untuk kepentingan pribadi. Sebagai bagian dari kekuatan kepolisian, seharusnya kuda-kuda tersebut digunakan untuk membantu dalam tugas operasional, namun kenyataannya, mereka malah disalahgunakan oleh pejabat yang lebih tinggi. Kejadian ini semakin menunjukkan betapa korupsi telah merajalela di dalam sistem, dan bagaimana aset negara digunakan untuk keuntungan pribadi, bukan untuk kepentingan masyarakat.
5. Tidak ada kuda saat dibutuhkan

Jung Chun juga sering kali merasa frustrasi ketika ia dan rekan-rekannya membutuhkan kuda untuk melaksanakan tugas, namun kuda-kuda yang ada ternyata tidak tersedia karena sudah disewakan atau dipakai untuk kepentingan pribadi. Ketiadaan kuda ini membuat mereka terhambat dalam menjalankan misi atau tugas yang telah ditentukan. Hal ini sangat kontradiktif dengan tujuan kepolisian, yang seharusnya memiliki semua peralatan yang dibutuhkan untuk melindungi dan melayani masyarakat. Keresahan ini menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan operasional dan pengelolaan sumber daya yang buruk.
6. Polisi kerja sama dengan bandit

Salah satu hal yang paling mengecewakan bagi Jung Chun adalah mengetahui bahwa beberapa polisi bekerja sama dengan bandit. Ia menyadari bahwa korupsi telah merasuki semua lapisan, termasuk di antara rekan-rekannya sendiri. Tindakan ini sangat bertentangan dengan prinsip yang dijunjung oleh Jung Chun sebagai seorang polisi yang jujur. Melihat polisi yang seharusnya menjadi pelindung malah bekerja sama dengan kelompok kriminal membuatnya merasa sangat terkhianati. Keresahan ini mencerminkan betapa rusaknya sistem yang ada, di mana mereka yang seharusnya menegakkan hukum justru terlibat dalam kejahatan itu sendiri.
7. Dia difitnah atas tuduhan korupsi

Di tengah kegelisahan yang ia rasakan, Jung Chun malah harus menghadapi tuduhan yang sangat tidak adil. Ia difitnah atas tuduhan korupsi yang sebenarnya bukan perbuatannya. Tuduhan ini membuatnya merasa semakin terpojok dan kesulitan untuk membela dirinya sendiri di tengah sistem yang telah rusak.
Sebagai seorang yang selalu berpegang pada prinsip kejujuran, difitnah seperti ini tentu sangat meresahkan dan menambah tekanan mental baginya. Keresahan ini menggambarkan betapa sulitnya bertahan dalam sistem yang korup dan bagaimana kebenaran sering kali disembunyikan oleh mereka yang berkuasa.
Keresahan yang dialami oleh Jung Chun dalam The Murky Stream menggambarkan realitas pahit yang dihadapi oleh banyak orang yang bekerja dalam sistem yang telah rusak. Meskipun ia seorang yang jujur dan berpegang pada aturan, ia terperangkap dalam lingkungan yang dipenuhi dengan korupsi dan ketidakberesan.
Setiap masalah yang dihadapi Jung Chun, mulai dari suap hingga kerja sama antara polisi dan bandit, mencerminkan betapa buruknya sistem yang ada, di mana kebenaran dan keadilan sering kali diinjak-injak demi kepentingan pribadi.