Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Intinya sih...

  • Mutasi ke pabrik Asan mengubah hidup Nak Su secara drastis

  • Kesepian dan kesulitan beradaptasi di lingkungan kerja yang kasar

  • Perubahan pola pikir Nak Su tentang kepemimpinan dan nilai pekerjaan sederhana

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mutasi Kim Nak Su (Ryu Seung Ryong) ke pabrik Asan menjadi titik balik besar dalam hidupnya di drakor The Dream Life of Mr. Kim . Setelah bertahun-tahun bekerja di kantor pusat ACT, ia yang dulu tampil gagah dengan jas rapi kini harus beradaptasi dengan seragam pabrik dan udara panas yang tak bersahabat. Dunia Asan bukan sekadar tempat kerja baru, tapi ruang introspeksi yang menguji ego, kesabaran, dan makna sejati dari kepemimpinan.

The Dream Life of Mr. Kim memperlihatkan perubahan besar dalam diri Kim Nak Su, baik dari sisi profesional maupun pribadi. Di Asan, ia bukan lagi manajer yang dihormati, melainkan manusia yang harus belajar dari nol tentang kerja keras dan kerendahan hati. Perjalanan emosionalnya di sana menghadirkan banyak lapisan rasa, kecewa, malu, marah, tapi juga penerimaan dan kebangkitan. Berikut tujuh perjalanan emosional Kim Nak Su selama masa penugasannya di Asan yang paling berkesan dan penuh makna.

1. Rasa terhina karena didegradasi ke pabrik

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Awal kepindahannya ke Asan diwarnai dengan amarah dan rasa malu yang dalam. Bagi Kim Nak Su, mutasi itu terasa seperti hukuman, seolah seluruh kerja kerasnya di kantor pusat tak pernah berarti. Ia merasa dijatuhkan, bahkan dikhianati oleh sistem yang dulu ia bela.

Setiap pagi, mengenakan seragam pabrik membuatnya merasa kehilangan identitas sebagai eksekutif. Namun, justru dari rasa terhina itulah, ia perlahan mulai belajar untuk melihat makna baru dari pekerjaannya.

2. Kesepian akibat terpisah dari keluarga dan rekan lama

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Hidup di Asan berarti jauh dari istri dan anaknya. Kim Nak Su harus tinggal di wisma perusahaan, dikelilingi orang asing, dan menjalani rutinitas yang monoton. Kesepian menjadi teman baru yang sulit dihindari.

Dalam banyak adegan, ia terlihat termenung sendirian di ruang makan atau mengamati langit malam sambil menatap foto keluarganya. Momen-momen sepi itu menjadi ruang refleksi yang perlahan membuka kesadarannya tentang betapa berharganya kehadiran orang-orang di sekitarnya.

3. Kebingungan menghadapi lingkungan kerja yang kasar dan jujur

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Jika kantor pusat penuh dengan formalitas dan diplomasi, pabrik Asan sebaliknya, langsung, lugas, dan keras. Para pekerja di sana tidak segan menegur atau mengkritik atasan jika dianggap salah. Bagi Kim Nak Su yang terbiasa dengan sistem hierarki, hal itu menjadi guncangan besar.

Ia merasa kewibawaannya dipertanyakan. Namun, di balik kekasaran itu, Kim Nak Su mulai melihat ketulusan dan kerja tim yang nyata. Pabrik mengajarinya bahwa rasa hormat tidak bisa dipaksakan oleh jabatan, tapi diperoleh lewat tindakan.

4. Frustrasi karena harus belajar dari nol

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Sebagai mantan manajer penjualan, Kim Nak Su terbiasa dengan laporan, angka, dan rapat strategis. Tapi di Asan, ia harus memimpin senam pagi, mengawasi keamanan, bahkan turun langsung ke lapangan untuk mengatasi masalah mesin.

Awalnya, ia merasa terhina dan kehilangan arah. Namun, ketika ia mencoba memahami seluk-beluk pabrik, frustrasi itu berubah menjadi rasa ingin tahu. Kim Nak Su belajar bahwa kepemimpinan bukan soal tahu segalanya, tapi berani belajar hal baru tanpa gengsi.

5. Rasa malu saat melihat diri sendiri yang dulu

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Interaksi dengan para pekerja membuat Kim Nak Su perlahan berkaca pada dirinya yang lama, arogan, terlalu perfeksionis, dan tidak mendengarkan bawahannya. Ia mulai menyadari bahwa banyak keputusan masa lalunya lahir dari ego, bukan empati.

Momen saat ia meminta maaf pada pekerja yang ditegurnya dengan kasar menjadi salah satu titik balik emosional terkuat. Untuk pertama kalinya, Kim Nak Su berani mengakui kesalahan tanpa merasa kalah. Dari rasa malu itu, tumbuh benih perubahan yang tulus.

6. Kebanggaan baru atas pekerjaan yang sederhana

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Semakin lama di Asan, Kim Nak Su mulai menemukan kebanggaan baru. Ia belajar menghargai pekerjaan kecil, dari memastikan kebersihan area kerja hingga menjaga keselamatan para pekerja. Tidak ada rapat besar atau target ambisius, tapi ada rasa puas saat melihat timnya pulang dengan selamat setiap hari.

Ia juga menemukan kehangatan dalam rutinitas sederhana, seperti makan siang bersama para pekerja atau bercanda sebelum senam pagi. Perlahan, pabrik yang dulu terasa seperti buangan justru menjadi tempat ia merasa berguna lagi.

7. Peluang yang membutuhkan pengorbanan

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Perjalanan Kim Nak Su di Asan mencapai titik balik saat ia diminta untuk menemukan 20 orang yang melakukan pelanggaran dan diberikan pensiun dini. Bila peluang terebut diambil dan dijalankan dengan baik, maka Kim Nak Su bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali ke kantor pusat.

Peluang ini menjadi dilema bagi Kim Nak Su, karena bila ia mengambilnya maka dirinya akan dihadapkan pada situasi anak buah yang kesulitan karena kehilangan pekerjaan. Emosional Kim Nak Su pun menjadi tidak stabil dan memicu tekanan batin dalam dirinya.

Perjalanan Kim Nak Su di Asan adalah cermin bagi banyak orang yang pernah merasa jatuh setelah berjuang keras. Kim Nak Su dalam The Dream Life of Mr. Kim mengajarkan bahwa hidup selalu memberi kesempatan kedua, asal kita berani menghadapinya dengan hati yang terbuka. Kalau kamu pernah merasa "dibuang" seperti Kim Nak Su, mungkin Asan versimu juga sedang menunggu untuk membentukmu jadi pribadi yang lebih kuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei