5 Alasan A Hyeon dkk Harus Speak Up soal Adopsi Ilegal di The Defects

- Kebenaran identitas adalah hak dasar A Hyeon dan korban adopsi ilegal lainnya
- Diam sama dengan melancarkan aksi kejahatan, anak-anak harus bersuara untuk menghentikan praktik adopsi ilegal
- Trauma tidak akan hilang tanpa aksi, speak up bisa menjadi proses penyembuhan bagi anak adopsi ilegal
Drama The Defects mengupas keanehan dalam sistem sekaligus menyuarakan kasus adopsi ilegal yang dipaksa bungkam. Salah satu luka terbesarnya adalah anak-anak hasil adopsi ilegal. Mereka hidup bersembunyi, hidup dalam identitas palsu, bahkan legalitas semu.
Haruskah mereka terus hidup tanpa diakui siapa pun? atau sudah semestinya mereka speak up? Bila melihat nasibnya, sudah seharusnya mereka speak up. Berikut alasan yang bisa menjadi bahan pertimbangan, mengapa A Hyeon dkk harus speak up soal adopsi ilegal di drakor The Defects.
1. Kebenaran identitas seharusnya menjadi hak, bukan beban

A Hyeon (Won Jin A) dan beberapa korban adopsi ilegal lainnya yang pernah diselamatkan Woo Tae Sik (Choi Young Joon) dibesarkan dalam bayang-bayang rahasia. Asal-usul mereka seakan aib. Meski demikian, kebenaran tentang siapa mereka sesungguhnya adalah yang terpenting. Speak up bukan berarti melawan orangtua angkat, tapi memperjuangkan hak dasar. Setidaknya, mereka harus tahu dari mana mereka berasal.
2. Diam sama dengan melancarkan aksi kejahatan

Kadang kala, ketika sudah berada dalam sistem yang rusak, kita enggan untuk speak up. Padahal, salah satu benang merah drama ini adalah sistem yang rusak dan dibiarkan apa adanya. Ketika anak-anak yang jadi korban memilih diam, praktik adopsi ilegal tetap berjalan. Jika mereka bersuara, mereka menjadi saksi yang mampu menghentikan rantai ini agar tidak menelan korban berikutnya.
3. Trauma tidak akan menghilang tanpa aksi diri sendiri

Banyak karakter dalam The Defects terlihat baik-baik saja, padahal menyimpan luka batin yang dalam. Anak adopsi ilegal memikul rasa bingung, kesepian, bahkan penolakan eksistensial. Speak up sendiri seharusnya bisa menjadi proses penyembuhan, dengan menerima luka dan perlahan mengobatinya bersama orang yang satu nasib. Situasi A Hyeon yang bukan satu-satunya korban, membuat aksi kejujuran ini sebaiknya dilakukan bersama-sama.
4. Keberanian menyelamatkan nyawa orang lain

Suara satu orang bisa menjadi perlindungan bagi banyak orang. Dalam drama The Defects, yang kuat bukan yang paling cerdas atau paling berkuasa, tapi yang paling jujur. Ketika seorang anak adopsi ilegal bicara, ia membuka jalan bagi anak-anak lain untuk tahu bahwa mereka tidak sendirian. Salah satu contoh nyatanya, ketika pertemuan A Hyeon dan penerus namanya bertemu, lalu berupaya saling menyelamatkan.
5. Speak up adalah bentuk perlawanan paling utama

Mereka mungkin tidak bisa mengubah masa lalu, tapi bisa menolak untuk dipenjara oleh masa lalu yang pilu. Harus ada perlawanan besar atas sistem yang memanfaatkan anak sebagai komoditas. Di tengah para pejabat, organisasi, dan keluarga yang menutup mata, suara korban adalah harapan terakhir untuk perubahan. Speak up bukan cuma soal kejujuran, tapi tentang perlawanan utama yang bisa memutarbalikkan keadaan.
Dalam The Defects, anak-anak adopsi yang dianggap tidak berguna, bisa dengan seenaknya dibuang. Pemikiran rusak ini menjatuhkan banyak korban. Speak up adalah langkah pertama dan utama menuju hidup yang sungguh-sungguh milik mereka.