cuplikan drama Aema (dok. Netflix/Aema)
Jeong Hee Ran diceritakan debut di usia yang masih muda. Ia merintis karier benar-benar dari nol. Ia menyanggupi untuk melakukan adegan panas karena ia merasa hal tersebut merupakan bentuk dari profesionalitas. Sayangnya, kesediaannya itu tak sesuai dengan harapannya.
Dalam film-film yang ia bintangi, ia kira adegan panas hanya menjadi pelengkap, tapi ternyata adegan tersebut justru jadi daya tariknya. Di salah satu episode, ia sampai menangis karena karakter yang ia perankan diceritakan merangsang laki-laki di depannya. Padahal, karakter itu tidak tampil vulgar atau melakukan hal-hal yang mengundang.
Tak hanya dalam berakting, ia juga merasa bahwa ia merupakan korban objektifikasi karena para pejabat sering memanfaatkan aktris film panas seperti dirinya sebagai pelampiasan nafsu. Ia disuruh menemani pejabat-pejabat yang sedang berpesta agar mereka senang dan mau mendukung industri Chungmuro. Ia sudah muak karena perempuan tidak bisa mendapatkan ruang yang aman akibat perfilman didominasi seks. Ditambah dengan fakta bahwa Ku Jung Ho memanfaatkannya habis-habisan membuat ia yakin bahwa ia gak perlu lagi terus bekerja di agensi yang menaunginya.
Jeong Hee Ran sadar bahwa menjadi aktris film panas ada konsekuensinya. Ia ingin menjaga martabatnya meskipun ia tahu citranya di mata publik mungkin bisa berubah-ubah. Oleh sebab itu, di drama Aema, ia berusaha keras untuk keluar dari agensinya.