Berawal Egois, 5 Pesan Moral dari Drama Korea Monstrous

Seperti peribahasa "Di Mana Bumi Dipijak, di Situ Langit Dijunjung". Artinya, seseorang hendaklah patuh terhadap aturan atau adat istiadat yang berlaku di mana ia berada. Hal ini sangat berlawanan dengan sikap pak gubernur (Park Ho San).

Ia lebih mengedepankan ego ketimbang menghormati aturan leluhur. Ia memfokuskan perhatian pada revolusi industri dan pariwisata keempat. Ia ingin Jinyang menjadi dikenal oleh masyarakat dunia.

Karena niat tersebut, ia pun memerintahkan kepada anak buahnya untuk membersihkan patung Budha. Bahkan penutup mata patung tersebut dilepas agar enak dipandang mata. Siapa sangka berawal dari keegoisan pak gubernur menjadi petaka bagi warga dan dirinya.

Mau setinggi apapun jabatan bahkan orang cerdas pun hendaknya tak menutup telinga atas saran atau kritik dari sekitarnya. Apalagi menyangkut kehidupan orang banyak.

Pak gubernur pun sebelumnya sudah diingatkan oleh seorang biksu untuk tidak mengganggu patung Budha. Namun sayangnya, saran ini tak diindahkan oleh pak gubernur.

Ia pun tidak percaya akan terjadinya petaka hanya karena patung. Hasratnya yang tinggi ingin jadi terkenal mengalahkan masukkan orang sekitar.

Patung Budha yang kerasukan roh jahat ini mengincar jiwa yang lemah. Jiwa yang dimaksud adalah jiwa yang belum merelakan kejadian pahit. Begitu orang tersebut kerasukan, ia akan membunuh apa yang ada di depannya secara brutal.

Sama dengan di kehidupan nyata, ketika dendam sudah mendarah daging, seseorang pun rela membunuh agar terlampiaskan dendamnya. Kasus ini pun sudah sering dijumpai di media massa.

Waktu yang diperlukan untuk mengihlaskan kejadian pahit sangatlah lama dan tidak bisa langsung seketika. Dibutuhkan latihan berkali-kali agar menjadi seseorang yang lapang. Jika tidak dilatih, hati yang tersakiti akan menyengsarakan diri sendiri.

Mata patung Budha mempunyai pengaruh kuat bagi yang melihatnya. Berawal dari kaburnya pandangan, seketika orang yang dibenci berada di hadapan. Hal ini bisa dilihat dari ibu Do Kyung (Kim Ji Young) dan Do Kyung (Nam Da Reum).

Keduanya pun sudah diliputi rasa ingin membunuh satu sama lain. Ada satu adegan saat mata ibu Do Kyung sudah berubah menjadi putih, ia lalu menyingkirkan pistol dan memborgol tangan anaknya ke tangan dirinya.

Saat Do Kyung memegang tangan ibunya yang seorang polwan, ia lalu teringat kejadian ia ugal-ugalan naik motor bersama Yong Joo. Ibunya disakiti oleh Yong Joo (Kwak Dong Yeon) saat sudah ketahuan. Do Kyung yang tadinya ingin membunuh ibunya perlahan mulai sadar.

Menjelang penutupan episode keenam, ada bagian adegan yang menyajikan perjuangan bagaimana Lee Soo Jin (Shin Hyun Bin) dan Jung Ki Hoon (Koo Gyo Hwan) merelakan kejadian pahit di masa lalu.

Ki Hoon yang tak hentinya menyalahkan dirinya sendiri karena jadwalnya yang sibuk mengakibatkan anaknya meninggal tertabrak. Sedangkan Soo Jin menyalahkan keadaan kenapa saat itu suaminya telat bilang jika tidak bisa menjemput.

Saat boneka pemberian anaknya terjatuh, suara dari boneka pun berbunyi bahwa anaknya sangat mencintai mereka. Langsung saja, Ki Hoon pun tersadar. Sementara Soo Jin pun mulai merelakan anaknya sudah meninggal dunia.

Monstrous bukan hanya menghadirkan aksi ketegangan di tengah orang-orang yang berhasrat membunuh melainkan ada pesan penting dari drama ini, yakni memaafkan dengan tulus. Bagi yang belum menonton, saksikan Monstrous hanya di Viu.